117 117 - Forecast × Spiders Part 3

Seluruh anggota Ryodan sedang membaca isi ramalan mereka. Lucia melirik ke arah Hisoka yang tidak jauh darinya. Dia melihat wajah Hisoka sedikit berubah. Lucia tersenyum.

Isi ramalan Hisoka :

"Pelanggan mata merah akan berkunjung ke tokomu. Setengah dari dirinya adalah malaikat dan setengahnya dewa kematian. Kau akan menjual rahasia kalender dan bulan. Dia akan senang untuk mempelajari ke-11 rahasia itu. Pelanggan akan kembali di hari yang panas, membiarkanmu bertiga dengan orang membawa salib terbalik dan si kelinci perak. Kesalahan bulan ke-4 akan merusak kalendar. Hanya 6 lembar yang tersisa."

Lucia : "Hisoka?"

Hisoka melihat ke arah Lucia yang duduk di sebuah kotak kayu yang dekat dengannya.

Lucia : "'Membiarkanmu bertiga dengan orang yang membawa salib terbalik dan bulan ke-4.' Ini adalah isi dari ramalanku. Melihat dari ekspresimu itu sepertinya ada beberapa isi dari ramalanmu itu yang mirip dengan punyaku ya? Lalu Pakunoda akan segera mendekatimu, jika kau tidak ingin mati dengan sia-sia, lakukan sesuatu. Kau mengerti apa yang kumaksud, kan?"

Hisoka menatap tajam ke arah Lucia yang sedang tersenyum licik kepadanya. Tiba-tiba Pakunoda berjalan mendekati Hisoka.

Pakunoda : Apa yang dikatakan ramalanmu? Perlihatkan padaku.

Hisoka melihat ke arah Pakunoda yang sudah berada di depannya. Meskipun ekspresi Hisoka terlihat seperti biasanya, tapi matanya berubah sangat menyeramkan dan menatap tajam dan sinis ke arah Pakunoda.

Hisoka : Sebaiknya jangan dilihat. Jika dilihat akan membuatmu terkejut.

Pakunoda : Ii kara, misete (Sudahlah, perlihatkan.)

Hisoka tersenyum tipis, lalu memberikan kertas ramalannya. Dia sempat mengubah isi dari ramalan tersebut dengan menggunakan kekuatan Nen miliknya. Pakunoda membaca isinya dan terkejut bukan main. Dia langsung pergi menunjukkan isi ramalan tersebut kepada anggota lainnya.

Pakunoda : Coba kalian lihat ini!

Hisoka langsung memainkan kartunya. Chrollo yang sedikit curiga melirik dengan sudut matanya ke arah Hisoka dan Lucia secara bergantian.

Shizuku : "Pelanggan mata merah akan berkunjung..."

Shalnark : "Rahasia kalender..."

Phinks : Berarti itu rahasia kami?

Seluruh anggota langsung melihat ke arah Hisoka.

Nobunaga : Hisoka apa ini?! Coba kulihat!

Nobunaga langsung merebut kertas ramalan Hisoka dari tangan Shizuku dan membacanya.

Nobunaga : "Pelanggan mata merah akan berkunjung ke tokomu untuk membuat kesepakatan. Pelanggan akan menggunakan pedang keadilan padamu dan membawa rahasia kalender dan bulan dengannya. Laba-laba berkaki sebelas menjadi rindu karena kehilangan lima kaki. Jangan tinggalkan tempat berlindungmu demi kaki kalian yang tersisa."

Nobunaga pun sangat murka setelah selesai membaca isi ramalan Hisoka.

Nobunaga : Hisoka!

Nobunaga langsung berjalan sangat cepat ke arah Hisoka. Sekarang jarak di antara mereka cukup dekat satu sama lain.

Nobunaga : Brengsek, apa kau menjualnya?!

Nobunaga mengeluarkan pedang katananya dan menghunuskannya di hadapan Hisoka.

Nobunaga : MENJUAL UVO?!

Hisoka hanya tersenyum licik. Dia duduk santai dan memainkan kartu-kartunya. Lucia yang duduk di tengah-tengah antara Hisoka dan Nobunaga juga tersenyum licik.

Sementara itu Killua dan Gon yang mengetahui apa yang akan diperbuat oleh Kurapika sedang mencoba membujuk dan menghentikan langkahnya.

Gon : Tunggu Kurapika! Kita juga akan ikut membantumu! Apapun itu katakan saja!

Kurapika : Bukannya hadiahnya sudah dibatalkan?

Gon : Kita tahu. Tapi aku masih ingin menghentikan mereka dan membawa pulang Lucia untuk kembali di sisi kita. Aku tidak berubah pemikiranku.

Kurapika berpikir keras mengenai semua perkataan Gon.

Kurapika : Hidupmu akan berada dalam bahaya.

Gon : Itulah kenapa kau membutuhkan bantuan kami! Aku tidak bisa hanya menonton saja. Bagaimanapun juga, kita ini teman, bukan?

Kurapika : Karena teman ya? Baiklah, ayo lakukan ini bersama-sama.

Gon dan Killua pun tersenyum lega.

Hujan semakin deras. Suasana pun semakin panas dan menegang, bagaikan adanya orang yang sedang mengambil foto, cahaya kilat memasuki ruangan tersebut melalui jendela kaca besar bersamaan dengan suara petir yang kuat.

Nobunaga : JAWAB AKU HISOKA!

Hisoka tidak menjawab, dia hanya terus memainkan kartu joker yang ada di tangannya. Franklin dan Shalnark berusaha untuk menghalangi dan menenangkan Nobunaga.

Nobunaga : Tsk! Minggir kalian, brengsek!

Franklin : Tunggu dan tenanglah. Kita dengarkan dulu penjelasannya.

Nobunaga : "Dengarkan" kau bilang?! Tidak ada lagi yang perlu didengarkan! Itu sudah sangat jelas dan bukti kuat, kalau dia yang telah menjual Uvo!

Shalnark : Tenanglah! Bukannya kata boss ramalannya bisa dihindari itu tergantung dari tindankan kita? Jadi kita harus bekerja sama sebagai sebuah kelompok untuk menghindari peristiwa dalam ramalan.

Franklin : Hisoka, jelaskan apa yang akan terjadi minggu ini.

Hisoka : Ienai (Tidak bisa kukatakan.)

Nobunaga : Hah?!

Nobunaga semakin murka.

Hisoka : Tapi yang bisa kukatakan adalah hanya bait pertama dan itu benar.

Nobunaga memegang erat pedangnya.

Nobunaga : Kau dengar itu, kan?! Minggir kalian bangsat! Biar kubunuh dia!

Franklin : Tunggu dulu.

Shalnark : Hisoka, katakan kenapa tidak bisa?

Hisoka : Jika kuberitahu, maka hal yang tidak bisa kukatakan akan terungkap. Karena itu, tidak bisa.

Chrollo melirik ke arah Hisoka.

Hisoka : Bukannya tidak ingin kukatakan tapi memang tidak bisa.

Tiba-tiba Lucia tertawa. Semua anggota kecuali Hisoka yang berada di sana refleks melihat ke arah Lucia yang sejak tadi duduk di tengah-tengah di antara mereka.

Lucia : Hahahaha...

Nobunaga : Apa yang kau tertawakan, hah bangsat?!

Lucia tersenyum licik. Sekilas dia melihat ke arah Hisoka yang masih memainkan dan hanya melihat kartu jokernya. Setelah itu Lucia langsung melihat ke arah teman rekannya yang lain. Meskipun tanpa melihat ke arah Lucia, Hisoka yang sudah tahu apa yang akan diperbuat oleh Lucia hanya bisa tersenyum licik. Lucia bangkit dari tempat duduknya.

Lucia : Nobunaga, apa kau tahu? Sudah lama aku tahu kalau di antara kita, Hisoka adalah seorang Judas, tapi selama ini aku diam saja karena menurutku itu akan menjadi hal yang menarik.

Semua anggota Ryodan termasuk Chrollo pun terkejut dengan ucapan yang dilontarkan oleh Lucia dengan santai dan tenang.

Lucia : Aku juga tahu, dia menjual semua informasi mengenai kita kepada si pengguna rantai, tapi aku tetap diam. Ya, meskipun begitu, fakta yang tidak bisa diubah adalah akulah yang telah membunuh Uvo, bukan?

Nobunaga yang sangat murka pun dengan cepat langsung berlari ke arah Lucia. Franklin dan Shalnark yang mencoba menghentikan tidak sempat menghentikan serangan Nobunaga.

Pada saat pedang katananya hendak mau menebas Lucia, Lucia langsung melompat mundur ke belakang untuk menghindari serangan kilat itu. Sekarang Lucia berdiri di samping Hisoka.

Secara bersamaan dengan itu, Chrollo juga menggunakan salah satu teknik Nen curiannya. Nobunaga terkejut dan juga kebingungan karena serangan yang dia duga akan berhasil melukai Lucia pun meleset karena tubuhnya berteleportasi ke arah berlawanan.

Nobunaga : Apa?!

Chrollo : Nobunaga.

Semua melihat ke arah Chrollo.

Chrollo : Tenanglah sedikit. Kalau kau melukai Lucia, kau akan berurusan denganku.

Lucia tersenyum cukup lebar.

Nobunaga : Hah?

Chrollo membelakangi Shalnark, Franklin, Nobunaga, Lucia dan Hisoka. Tampak dia telah membuka buku Conjurationnya. Phinks, Machi, Pakunoda dan lainnya yang sejak tadi berdiri di samping Chrollo pun langsung melirik ke arahnya.

Phinks : Yang tadi itu pasti kekuatan boss, kan?

Machi : Mungkin.

Chrollo sedikit menggeserkan posisi duduknya ke arah samping dan melirik sedikit ke arah belakang.

Chrollo : Lucia dan Hisoka, ada yang ingin kutanyakan kepada kalian. Pertama-tama untuk Lucia, apa kau juga Judas?

Lucia : Hm. Kau sudah tahu jawabannya, bukan?

Chrollo : Untuk Hisoka. Jika tidak bisa menjawabnya, katakan saja "tidak bisa."

Hisoka menatap Chrollo dengan tatapan serius.

Chrollo : Apa maksudnya "rahasia kalender" di dalam ramalanmu itu?

Hisoka : Kemampuan anggota Ryodan.

Chrollo : Dari berapa orang?

Hisoka : Tujuh orang. Tidak, mungkin delapan? Boss dan Uvogin, lalu Shizuku, Machi, Franklin, Pakunoda, Shalnark, dan aku jadi delapan orang.

Chrollo : Jadi sejak kemarin kau tidak tahu kemampuan Kortopi?

Hisoka : Tepat.

Chrollo : Lalu bagaimana dengan Lucia? Bukannya kau dan dia cukup dekat?

Sekilas Hisoka melirik ke arah Lucia yang berada di sampingnya dengan sudut matanya. Lucia hanya tersenyum.

Hisoka : Tidak bisa kukatakan.

Chrollo : Seperti apa kemampuan musuh kita?

Hisoka : Tidak bisa kukatakan.

Chrollo : Bagaimana dengan keberadaannya?

Hisoka : Tidak bisa kukatakan.

Chrollo : Apa hubunganmu dengannya?

Hisoka : Tidak bisa kukatakan.

Chrollo : Begitu ya.

Chrollo menutup buku Conjurationnya.

Chrollo : Pelanggan mata merah, si pengguna rantai, paling tidak orang itu memiliki dua kemampuan. Salah satunya yang dia gunakan untuk menangkap Uvogin. Yang satunya mungkin kemampuan untuk mencegah Hisoka berbicara. Itu karena isi ramalannya menggunakan kata "pedang keadilan," pasti maksudnya memaksamu mengikuti aturan yang dia buat. Dengan kata lain, artinya adalah "jangan berbohong kepadaku" dan "jangan beritahu informasi tentangku" seperti itu. Aku akan menganggap, ada sesuatu yang tertanam pada tubuh Hisoka.

Lucia dan Hisoka pun langsung tersenyum licik.

Lucia : (Hee, aku tidak menyangka tebakan Chrollo, sungguh tepat. Dia sungguh pintar.)

Chrollo : Setengah pada bait pertama dari kata "kesepakatan" bermaksud pertukaran, tapi sisa setengahnya lagi hanya menjelaskan apa yang diambil pelanggan. Ini menjelaskan kalau kata "pedang keadilan" akan menyerang Hisoka. Dengan kata lain, dia menukar serangan pedang dengan rahasia kita.

Tiba-tiba Hisoka merasakan sensasi yang bisa membuatnya bergairah. Meskipun wajahnya hanya terlihat dia tersenyum cukup lebar seperti biasanya. Akan tetapi di balik itu, di dalam pikirannya, tanpa sadar dia telah menunjukkan sisi psychonya.

Hisoka : (Ah, oh itu bagus... Kau memang menakjubkan...)

Lucia yang merasakan hal itu, refleks langsung melirik ke arah Hisoka dan sedikit tersentak kaget.

Lucia : (Hisoka brengsek! Hentikan pikiran menjijikkanmu itu!)

Chrollo : Aku rasa pedang yang bisa mengkekang Hisoka berbicara itu pastinya sangatlah kuat.

Hisoka : (Aku menginginkanmu... Aahh... Kupastikan, akulah yang akan membunuhmu.)

Lucia : "Hisoka!"

Meskipun Lucia memanggil Hisoka dengan telepatinya, akan tetapi Hisoka yang sudah sepenuhnya dikontrol oleh nafsu pyschonya pun mengabaikan panggilan Lucia.

Shalnark : Coba kita bahas. Musuh kita adalah pengguna rantai. Kemungkinan tipe Sousa (Manipulation) yang mengalahkan Uvo dengan rantai asli atau tipe Gugenka (Conjuration) yang mengalahkan Uvo dengan rantai Nen.

Shizuku : Lalu apa bedanya?

Shalnark : Tentu saja beda, tipe Conjuration dapat berjalan tanpa senjata. Dan itu punya banyak kelebihan.

Shizuku : Oh, begitu ya. Meskipun untuk melatih pembayangan pada kekuatan Nen Conjuration itu melelahkan, tapi untuk benda yang sangat diketahuinya pasti mudah.

Shalnark : Masalahnya adalah kekuatan yang bisa mengkekang Hisoka.

Semua anggota Ryodan melihat ke arah Hisoka.

Franklin : Karena itu pedang keadilan, sudah pasti dia harus mengikuti aturannya ya?

Shalnark : Ya benar, itu seperti dua perintah yang boss bicarakan tadi. Sisanya mungkin, dia tidak bisa menyerang si pengguna rantai. Dan mungkin juga, dia akan mati jika melanggar aturan tersebut.

Hisoka tersenyum licik. Dia menatap tajam ke arah anggota Ryodan terutama Shalnark yang berada di depannya.

Hisoka : (Fufufu... Sangat disayangkan. Tapi ditubuhku ini tidak ada pedang keadilan. Ramalan yang kalian baca itu adalah buatanku sendiri. Jelasnya aku hanya tahu kekuatan tiga anggota saja. Bukannya delapan. Kalau boss sampai mengetahuinya, taruhan yang beresiko tersebut dapat membuat seluruh anggota menjadi melawanku. Bagaimana pun juga yang diperlukan hanyalah membuat laba-laba tetap berada di Yorknew untuk dapat melawan boss. Jika kita meninggalkan Yorknew, aku tidak tahu kapan bisa bertemu dengan boss lagi.)

Anggota lainnya masih membahas tentang isi ramalan Hisoka yang mengatakan bahwa setengah laba-laba akan dipastikan mati dan salah satunya adalah Hisoka. Hisoka mengatakan bahwa dia memutuskan untuk tetap tinggal di dalam markas sebelum mati.

Kemudian mereka kembali membahas akan pergi meninggalkan tempat atau tetap tinggal di tempat. Chrollo tidak memberikan jawaban, dia berpikir keras. Tiba-tiba Chrollo teringat akan sesuatu. Chrollo langsung melihat ke arah Lucia.

Chrollo : Lucia.

Lucia : Ya?

Chrollo : Sebelumnya bukannya kau sempat melawannya?

Lucia : Itu benar.

Shalnark : Oh iya! Di dalam serpihan ingatan Zero yang di lihat oleh Pakunoda dan diberikan kepada kita. Kalau Zero mungkin saja tahu, tapi kenapa kau diam saja?

Shalnark melihat ke arah Lucia dan tersenyum lebar. Lucia hanya tersenyum.

Lucia : Kalian kan tidak bertanya.

Chrollo : Katakan apa yang kau ketahui dari kekuatan si pengguna rantai?

Lucia : Hm... Conjuration.

Shalnark : Jadi benar Conjuration ya!

Lucia : Mungkin... (sambil meletakkan tangannya ke belakang.)

Chrollo : Mungkin?

Lucia tersenyum. Chrollo pun tersenyum.

Chrollo : Begitu ya... Lalu bagaimana dengan isi ramalanmu?

Lucia : Tidak ada yang special. Ah! Hari ini ada cookies edisi special yang hanya di jual di pasar malam khusus hari ini saja. Aku pergi dulu ya. Fei Fei mau titip?

Feitan : Tidak usah.

Lucia : Begitu? Kalau Hisoka?

Hisoka melirik Lucia lalu tersenyum licik.

Lucia : Ok, ku belikan satu bungkus ya! Lucilfer aku akan segera kembali ya!

Bagaikan angin, Lucia pun sudah menghilang dari sana.

Chrollo : . . . . .

Semua anggota Ryodan : . . . . .

Shalnark : Hahaha Zero selalu begitu ya?

Machi : Dia memang selalu begitu, kan?

Franklin : Jiwanya selalu bebas ya. Hahaha...

Feitan : Jiwa bebas, huh?

Chrollo bangkit dari tempat duduknya. Semua anggota Ryodan melihat ke arah Chrollo.

Chrollo : Baiklah, aku memutuskan untuk tetap di sini.

Hisoka langsung tersenyum licik sangat lebar.

-Di lobby-

Kurapika : Pertama-tama, seseorang dari kita perlu mengintai tempat persembunyian mereka dan kembali untuk memberikan informasi.

Killua : Aku yang akan melakukannya (sambil mengangkat satu tangannya ke atas.)

Kurapika : Targetnya adalah wanita yang bernama Pakunoda. Yang lain dapat diabaikan.

Killua : Oke.

Kurapika : Tetaplah waspada. Lalu aku juga membutuhkan pengemudi yang ikut denganku. Leorio, kau bisa melakukannya, kan?

Leorio : Eh? (sedikit tersentak) Y-ya (sambil membetulkan kacamatanya.)

Killua : Tenanglah, kalau di dekat Kurapika, kau pasti akan aman.

Leorio : Su-sudah pasti begitu ya?

Gon : Kurapika, bagaimana denganku?

Gon menatap Kurapika dengan tatapan serius.

Kurapika : Tugasmu adalah sebagai umpan untuk mendapatkan perhatian mereka.

Killua : Tunggu sebentar! Itu misi yang sangat berbahaya! Dia berada dalam konflik langsung dengan mereka!

Kurapika : Itu tergantung pada metode yang digunakan.

Killua : Lalu apa yang kau pikirkan?!

Kurapika tersenyum tipis.

Kurapika : Rencananya sederhana. Selagi perhatian musuh berpusat pada Gon, aku akan menangkap Pakunoda dan membawanya pergi dengan mobil. Aku akan berikan cara ini untuk Gon.

Gon tidak berkomentar apapun. Dia berpikir keras dan mencerna semua perkataan Kurapika.

Kurapika : Alihkan perhatian mereka setidaknya setengah detik tidak aku rasa lebih baik lagi jika bisa satu detik penuh.

Gon : Satu detik ya... (bergumam)

Kurapika : Gon, kau kunci untuk rencana ini. Apa kau bisa melakukannya?

Gon : Aku belum yakin. Biar kupikirkan dulu.

Kurapika melirik ke arah jam dinding yang tergantung di dinding lobby hotel.

Kurapika : (Masih tersisa 6 jam lagi. Jika ada lelang hari ini, Ryodan pasti akan bergerak!)

Gon : Kurapika.

Kurapika melihat ke arah Gon.

Gon : Bisakah kau menusukkan pisau Nenmu padaku juga?

-Bersambung-

avataravatar
Next chapter