webnovel

My New Neighbour

Pernah bayangin gimana rasanya hidup bertetangga bersama mantan disaat kita sudah berkeluarga? Move on masih mungkin, tapi rasa didalam hati siapa yang tahu.. Lena harus berjuang mempertahankan rumah tangganya ketika Aris mantannya dulu pindah sebagai tetangga barunya di apartemen. "Bisa kalian bayangin 17 tahun menghilang dan kini dia menjadi tetangga baruku? Rasanya benar-benar nano-nano. Salting iya.. Baper iya.. Gak enak juga iya.. Jujur.. rasa bersalah dan penyesalan itu masih ada.." Lena Wijayanti Selamat datang didunia rasa yang membolak-balikkan hati! ***Awas Zona Baper Sebaiknya dibaca oleh kalian yang telah memiliki pasangan

Queen_BC · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
254 Chs

Pengaruh Lucy (Kebimbangan Shina)

*Flashback Moment

Setelah Shina pergi dari kantin setelah mengobrol denganku di Rumah Sakit, Shina lalu menghubungi Lucy untuk menanyai kebenaran berita mengenai pemecatan dirinya secara sepihak dan dikeluarkannya dia dari sinetronnya itu.

"Lucy, katakan apa itu benar?" tanya Shina tiba-tiba saat telponnya tersambung

"Shina..?" Lucy terlihat gugup

"Cepat jelaskan padaku apa yang terjadi?!!"

"Dengar Shina, sebenarnya ini.."

"Kau dimana sekarang?" tanya Shina mulai kesal

Dan akhirnya mereka berdua pun bertemu di salah satu restoran.

"Shinaa.." sapa Lucy ketika mereka berdua bertemu

"Katakan, apa karena Ryan?"

Belum sempat Lucy menjawab pertanyaan itu, Shina kembali melontarkan pertanyaan padanya.

"Apa saja yang kau beritahukan pada Ryan?"

"Hahh..?" respon Lucy terkejut

"Aku tahu, Ryan dia tidak mungkin mendadak berubah seperti itu. tiba-tiba dia menjadi begitu baik dan perhatian.. Kau pasti melakukan sesuatu padanya kan?"

"Dengar Shina, aku tidak.."

Saat itu terlihat tatapan tajam mata Shina seolah menginginkan agar Lucy segara menceritakan semua hal itu padanya.

"Aku minta maaf.. Aku tidak bermaksud mengemis perhatian Ryan agar dia merasa kasihan padamu. Aku hanya ingin memberitahukan padanya betapa kejam perbuatannya dulu karena telah melakukan itu semua padamu.."

Tatapan Shina masih menatap Lucy tidak senang, seolah dirinya menginginkan penjelasan lebih

"Sungguh! Aku tidak mengatakan apapun, selain perlakuan buruknya dulu padamu.. bagaimana dia tega meninggalkanmu tanpa mau mendengarkan penjelasan apapun.. Aku juga menceritakan kalau kau merobek semua cek yang diberikan olehnya itu.. lalu, saat kau harus berjuang menghadapi depresimu hingga mempengaruhi karirmu.. serta perjuanganmu saat hamil dan usahamu untuk mencarinya untuk memberitahukan masalah kehamilanmu itu padanya.."

"Apa kau juga memberitahukan padanya bahwa aku sempat melakukan bunuh diri?" tanya Shina kembali

Lucy terlihat terkejut. Dan Shina pun tahu bahwa dia memang telah menceritakannya.

"Semua bunga dan hadiah-hadiah yang dikiriminya.. apa kau juga tahu mengenai hal itu?" tanya Shina kembali kecewa

"Maafkan aku Shina.." jawab Lucy merasa bersalah

"Cihh.. Pantas saja Lena marah dan berkata semua itu padaku. Ternyata selama ini Ryan berusaha menunjukkan kebaikannya untuk menebus semua kesalahannya itu.."

"Tapi Shina, aku rasa bukan seperti itu. Saat itu aku berkata pada Ryan untuk menjauhimu dengan tidak berbuat baik atau melakukan sesuatu yang membuatmu salah paham dan kembali berharap padanya.."

"Maksudku, jika dia memang tidak berniat kembali padamu maka dia akan menjauhimu saat itu juga.." ucap Lucy menjelaskan

"Jadi maksudmu Ryan, dia ingin kembali menjalin hubungan lagi denganku?"

Lucy mengangguk seraya menjawab iya,

"Lalu menurutmu.. untuk apa dia mengirimi semua hadiah-hadiah itu? Dia bahkan sering menanyaiku mengenai kondisimu. Aku juga sering mengirimi beberapa fotomu padanya saat dilokasi syuting.. Dia bilang dia ingin melihat apakah kau menyukai hadiah atau makanan yang dia kirim.."

Shina begitu terkejut mendengar semua penjelasan Lucy. Dirinya masih tidak percaya Ryan melakukan semua itu untuknya.

"Ahh, tapi dia juga sempat menjelaskan padaku kalau menurutnya kau itu telah berpaling darinya dan jatuh cinta pada Aris.. Kau juga telah mengandung anaknya Aris kan?" tanya Lucy yang membuat Shina merasa canggung seketika

Sebenarnya Shina, dia tidak ingin Lucy mengetahui tentang kehamilannya itu. Karena akan mempengaruhi karirnya di industri ini. Dan itu membuat Lucy menjadi tidak senang.

"Shina apa itu benar? Kau dan Aris??" tanya Lucy kembali seolah masih tak percaya.

"Aku tidak mempermasalahkannya mau itu Ryan atau Aris sekalipun, aku hanya tidak ingin kau melakukan kesalahan yang sama yang akan membuatmu menderita dan depresi seperti waktu itu.."

"Shina dengar, aku itu hanya ingin kau menjalani hidupmu dengan tenang dan bahagia. Kau itu sudah kuanggap sebagai adikku sendiri. Aku tidak ingin dengan kehamilanmu ini akan membuatmu kembali menderita. Apa kau yakin Aris benar-benar mencintaimu dan tidak akan meninggalkanmu?"

Shina terlihat ragu-ragu. Dia tahu Aris mungkin masih mencintaiku.

"Aku rasa Aris berbeda dengan Ryan, tapi aku percaya dia tidak akan meninggalkanku seperti Ryan meninggalkanku waktu itu.." jawab Shina berusaha meyakinkan Lucy

"Ryan tidak meninggalkanmu. Itu semua salah paham. Mamanya yang melakukan semua ini untuk memisahkan kalian berdua.. Aku yakin, seandainya Mamanya tidak melakukan semua ini, mungkin kau dan Ryan akan terus bersama sampai sekarang."

Saat itu, tiba-tiba terbesit dibenak Shina saat aku mencoba memberitahukannya keputusan Ryan yang rela menceraikanku demi membuat dirinya tidak mengalami masalah dalam karirnya. Ryan benar-benar melakukan semua ini untuknya, bahkan sampai merelakan pernikahannya seperti itu. Muncul perasaan terharu sekaligus bangga dihati Shina.. mengetahui bahwa Ryan, orang yang pernah dicintainya dulu rela melakukan semua ini demi dirinya. Bahkan Ryan juga tidak keberatan saat membelanya didepan Mamanya waktu itu.

"Shina.. antara Ryan, Aris, atau tinggalkan keduanya. Kau harus menentukan pilihanmu. Jangan sampai kau mengambil keputusan salah yang akan membuatmu menyesal nanti.."

"Kalau kau meminta pendapatku, mungkin aku akan lebih memilih Ryan. Aku memang tidak begitu mengenal Aris, jadi aku tidak tahu.. tapi kalau Ryan aku percaya akan ketulusannya. Lihatlah bagaimana dia melakukan semua ini untukmu.. mengirimu berbagai hadiah dan segala hal yang kau sukai, bahkan dia sampai rela menyewa bodyguard untuk menjagamu agar kau tidak melakukan sesuatu yang ekstrim dan membahayakan kandunganmu itu.."

"Bodyguard..?" ucap Shina tak percaya

Saat itu Lucy terkejut. Tidak seharusnya dia menceritakan hal ini pada Shina. Dia telah berjanji pada Ryan. Hingga kemudian dia mencoba mengalihkan perhatian Shina dengan kembali berkata

"Kali ini aku percaya Ryan dia tidak akan meninggalkanmu sendirian. Dia bilang dia akan mengurus semuanya. Jadi kau tidak usah pusing memikirkan semua masalah ini Shina.."

"Aku menghubunginya tadi pagi dan dia bilang, dia akan meminta Mamanya untuk tidak melakukan hal itu padamu. Jadi, kita tinggal menunggu hasilnya. Kau tenang saja ya.." ucap Lucy sambil memegang tangan Shina seolah berusaha menenangkannya sambil tersenyum.

Saat itu Shina tahu, Ryan mungkin telah melakukan ini semua demi dirinya. Sampai dia mengalami kecelakaan itu.. Apa mungkin saat diapartemen, Ryan berniat ingin memberitahukanku mengenai masalah ini? Termasuk keputusannya menceraikan Lena dan penjelasan mengenai hadiah-hadiah itu..

"Ryan, apa dia benar-benar telah berpaling pada Lena dan kembali mencintaiku?" pikir Shina bimbang

Untuk sesaat Shina, dia jadi melupakan masalah kehamilannya dan juga Aris. Wajahnya terlihat sumringah

"Kenapa tersenyum? Apa kau sedang memikirkan perkataanku tadi mengenai Ryan?" tanya Lucy kembali pada Shina

"Ryan??"

"Ayolah.. Aku tahu kau masih mencintainya Shina. Kau masih menyimpan semua fotonya itu diponselmu kan? Dan kau juga masih menyimpan semua barang pemberiannya itu.."

"Kemarikan handphonemu.." lalu Lucy pun mengambil ponsel Shina dan menekan tombol darurat nomor 1 disana dan langsung tersambung ke nomor Ryan.

Shina yang melihatnya pun langsung mengambil handphonenya dari tangan Lucy dan menutup panggilannya.

"Kenapa ditutup? Bukankah kau penasaran ingin menanyainya mengenai usahanya memperjuangkanmu?" tanya Lucy heran

"Dia tidak akan menjawabnya. Saat ini dia sedang terbaring di Rumah Sakit akibat kecelakaan mobil yang menimpanya tadi.."

"Kecelakaan??! Bagaimana bisa?" Lucy terkejut

Akhirnya Shina pun menceritakan semuanya pada Lucy, bagaimana Ryan menemuinya tadi pagi di apartemennya dan ingin menjelaskan sesuatu padanya. Tidak hanya itu, bahkan Shina juga menceritakan mengenai pertemuannya denganku dan keinginan Ryan untuk menceraikanku demi memperjuangkan karirnya kembali seperti semula.

Kemudian, respon Lucy setelah mendengar Shina menceritakan itu semua padanya

"Lihat.. Sudah ku bilang dia itu mencintaimu. Oleh karena itu, dia lebih memilih untuk menceraikan istrinya demi tetap melindungimu.."

"Tapi bagaimana kalau itu hanya rasa simpatinya saja? Perasaan bersalah karena hal yang telah diperbuatnya dulu padaku.." ucap Shina membantah

"Tidak mungkin. Pria bodoh mana yang rela menceraikan istrinya demi memperjuangkan wanita lain yang tidak lain adalah mantan kekasihnya dulu. Kalau dia tidak ada rasa cinta padamu, dia tidak akan melakukan hal itu Shina.. kecuali Ryan memang sudah tidak waras.."

Setelah pertemuan dengan Lucy, hati Shina mulai menjadi bimbang. Dia masih belum percaya bahwa Ryan benar-benar menginginkannya untuk kembali padanya. Dia terus memikirkan hal itu, hingga akhirnya ketika dia tiba di apartemen di unitnya.. kehadiran Aris didalam kamarnya mulai menyadarkan kembali pikirannya.

"Kau sudah pulang?" ucap Shina sambil sesaat mengecup bibir Aris, setelah dia memasuki kamarnya.

Saat itu respon Aris, dia terlihat tersenyum saat menjawab pertanyaan Shina. Kemudian kembali termenung, seperti sedang memikirkan sesuatu.

Shina terlihat meletakkan tasnya dan membereskan peralatannya di meja nakas, hingga tiba-tiba Aris bertanya padanya

"Shina, apa kau tahu Ryan.." Aris belum menyelesaikan kata-katanya dikejutkan oleh ulah Shina menjatuhkan box tempat menyimpan semua peralatan aksesorisnya itu.

*Brakkk.. (Suara kotak aksesoris terjatuh)

Saat itu Shina terkejut mendengar Aris mengungkit masalah Ryan.

"Hei, kau tidak apa-apa?" tanya Aris seraya bangun dari tempat tidurnya dan membantu Shina membereskan semua kalung, gelang, dan cincin yang jatuh keluar dari dalam box-nya itu.

"Iya. Maafkan aku.." ucap Shina canggung

"Sudah. Biar aku saja yang bereskan. Kau istirahatlah.." ucap Aris

"Masalah Ryan tadi.. apa yang ingin kau tanyakan padaku?" tanya Shina tiba-tiba

Saat itu suasananya terasa canggung diantara mereka berdua. Kalau Shina, dia terlihat merasa tidak enak untuk membahas masalah Ryan didepan Aris. Mengetahui bahwa mungkin dirinya masih memiliki perasaan terhadap Ryan setelah tahu Ryan telah melakukan banyak hal untuknya belakangan ini.. Sementara disisi lain Aris, dia juga takut akan menanyakan mengenai perceraian Ryan pada Shina karena khawatir Shina akan menjadi marah dan cemburu kalau mengetahui Aris hanya melakukan hal ini demi diriku.

Tapi, pada saat itu Aris tetap memilih untuk menanyakannya pada Shina

"Apa kau sudah dengar bahwa Ryan dan Lena akan bercerai?"

Seperti dugaan Aris tadi, Shina terlihat tidak senang. Dirinya terlihat tersenyum sinis saat itu.. hingga akhirnya dia berjalan perlahan mendekati Aris sambil berkata,

"Apa kau senang mendengarnya? Bagaimana kalau kita juga melakukan hal yang sama seperti mereka?" ucap Shina tersenyum sinis sambil berbisik ditelinga Aris