webnovel

My Beautiful Pregnant Maid

Menjadi wanita terhormat dan terpandang ternyata tidak menjamin kebahagiaan seorang wanita. Hal itulah yang dirasakan oleh Phoebe Rae, menikah dengan pria kaya raya membuat statusnya sebagai gadis biasa berubah drastis. Terdengar bagus bukan? Namun tidak bagi Phoebe Rae, pernikahan itu adalah awal mula mimpi buruk dalam hidupnya. Di saat dia sedang mengandung anak pertamanya, suaminya berselingkuh. Meminta pisah? Tentu saja, namun tidak semudah itu. John Ricardo selaku suami Phoebe Rae tak ingin mencerikannya, dan pria itu juga tidak ingin meninggalkan selingkuhannya. Alangkah egois bukan? Semua hal itu membuat hatinya sangat hancur, tidak tahan dengan perlakuan suaminya, dia nekat meninggalkan rumah, kabur menuju ke kota lain bersama dengan adiknya yang juga merupakan satu-satunya keluarganya yang tersisa. Rela melakukan pekerjaan apapun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Phoeboe Rae menjadi seorang pembantu rumah tangga di rumah seorang dokter muda. Masalahnya tidak berhenti sampai di situ. Sebab, ternyata sang majikan adalah kekasih dari selingkuhan suaminya. Menjadi pembantu rumah tangga dalam kondisi sedang mengandung membuatnya tidak bisa menyembunyikan kehamilannya dari sang majikan. Apa yang akan terjadi sslanjutnya? Apakah John akan mencari keberadaan Phoebe? Bagaimana hubungan sang dokter dengan Phoebe setelah mengetahui kehamilannya? Jawabannya hanya ada dalam cerita ini. story by me art by pinterest

Nonik_Farellidzy · Thành phố
Không đủ số lượng người đọc
278 Chs

Merajut sweater

Phoebe mengakhiri ciumannya, lalu menatap Travis yang tersenyum padanya. Wanita itu menghela napas, melirik kekasihnya yang tidak marah lagi hanya dia menciumnya. Itu terasa sangat mudah, mudah sekali untuk meluluhkannya.

"Thanks." Travis tersenyum malu-malu.

"Kamu tidak marah lagi?" tanya Phoebe. 

Travis menggelengkan kepalanya. 

"Kalau begitu saat kita bertengkar, aku hanya akan menciummu supaya kamu tidak marah," ucap Phoebe sambil terkekeh. 

"Yeah ... berciuman di tempat umum seperti ini," sahut Travis dengan tersenyum gemas. "Dan sejujurnya aku tidak marah lagi karena aku tidak pernah bisa marah terlalu lama padamu. Aku terlalu sayang kamu," lanjutnya, kemudian mencium pipi Phoebe. 

Phoebe menghela napas, kemudian mengambil dua cup es krim di sampingnya. Dia segera memberikan satunya kepada Travis, lalu memakan yang satunya lagi.

Drett ... Drett ...