webnovel

Moirai Valentine

WARNING! MATURE CONTENT 18+ (Harap bijak untuk memilih bacaan, terdapat kata umpatan dan sindiran.) Volume 2 : Lakhesis :Conneching thread. Maura Magen memilih untuk pergi sejauh mungkin setelah dikhianati dan di tipu oleh kekasihnya Erlangga Lorenzo. Pria yang lebih memilih mencampakkannya dan menikahi gadis sederajat dibandingkan menepati janji-janji manisnya dulu. Meninggalkan Maura yang hancur berkeping-keping bersama buah hati yang ada di dalam kandungannya, sampai kebenciannya mengubah sosok Maura untuk memutuskan benang pengikat yang terjalin di masalalu. Bisakah Maura memasang topeng besi dan memutuskan pengikat itu saat mereka di pertemukan lagi dengan keadaan yang berbeda? Volume 1 : Klotho :First destiny and chaos. Tiga kata yang bisa Maura Magen tangkap di valentine tahun ini. Pertama, kecemburuan. Gebetannya yang sudah dia puja-puja sejak tahun pertama malah berakhir pacaran dengan sahabatnya sendiri. Kedua, kekesalan. Bagi remaja lainnya valentine adalah hari paling romantis di sepanjang tahun. Tapi baginya valentine sama dengan makan hati, karena dia single alias jomblo, kampret! Ketiga, kesialan. Seolah takdir sedang bercanda dengannya. Bagaimana mungkin seorang Erlangga Orion Lorenzo mengirimi surat cinta untuknya? Ig : _Yamarara

YAMARARA · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
386 Chs

Aperteman yang Sama

-Moirai Valentine-

Volume 2 : Lakhesis, Conneching thread.

------------------------------------

Ting!

Pintu lift terbuka di lantai 13. Erlang keluar tanpa menoleh sedikitpun kearah Maura. Pria itu berjalan cepat, seolah yakin jika Maura pasti mengikutinya.

Mereka berhenti di pintu salah satu unit Apartemen yang terletak paling ujung. Erlang menekan sandinya, kemudian menyuruh Maura masuk terlebih dahulu.

"Mau minum?!" tanya Eralang santai. Pria itu membuka lemari pendingin dan mengambil beberapa botol minuman yang tidak di kenal Maura.

Maura langsung mengeling cepat, ia menatap penuh curiga dengan pria di depannya itu.

"Kenapa? kau takut?"

Maura meringis pelan, "Si-siapa yang takut." celotehnya gugup.

Erlang mengangkat bahunya acuh, kemudian meletakakan botol itu di atas meja di dekat sofa. Tidak ada gelas yang di bawa pria itu. "Wajahmu terlihat sedang menahan ketakutan," kekehnya pelan.

'Dasar pria gila, tentu saja aku takut!'

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com