Sungguh-sungguh tak masuk akal. Apalagi kalau membayangkan Kuze benar-benar menuju lelaki itu.
Berakhirlah sudah. Dia takkan kenal lagi sosoknya yang sempurna nyaris seperti patung porselen pajangan mahakarya.
"Sementara kau di sini dulu," kata Kuze. Setelah makan siang, dia mencuci piring sementara Yuki baru saja mandi. "Tidur siang, istriahatkan tubuh dan pikiran 100%, sementara aku akan bicara dengan Ayano soal kembalimu ke mari," dia berdehem pelan. "Maksudku sekalian bertanya. Kau tidak rugi, aku juga beruntung."
"Hm.."
Kuze langsung melepas apron dan menyambar long coat-nya dari kepala headstick di pintu keluar ruang makan. "Kalau begitu aku berangkat dulu. Jika ada barang yang diminta selama aku di jalan, chat saja. Nanti akan kucarikan sampai kau benar-benar siap kembali bekerja."
"Iya, terima kasih semuanya, sepupu manisku."
Kuze tak meladeni ucapannya. Sedetik kemudian, pintu apartemen sudah tertutup dan menyisakan aroma parfum pria yang masih menguar di udara.
.
.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com