webnovel

Dimanjakan Oleh Seluruh Tim Produksi (6)

Biên tập viên: Wave Literature

Ketika asisten itu melihatnya, pertama-tama dia tersenyum pada Ji Yi, lalu menghampirinya dan membungkuk hormat kepadanya. "Selamat pagi, Nona Ji."

Direktur casting bertanggung jawab untuk menetapkan para pemeran, dan dia juga bertanggung jawab atas penunjukkan pemeran untuk proyek film serial mereka selanjutnya di bawah manajemennya, maka para pemain film bukan hanya menjilat sang direktur agar memperolah peran lagi, tetapi mereka juga bersikap sangat sopan terhadap asistennya setiap kali mereka berpapasan dengan wanita itu. Tetapi, asisten ini justru membungkuk padanya, seorang pendatang baru, si aktris pendukung…

Ji Yi terperangah sampai mundur satu langkah ke belakang. Sedetik kemudian, Ji Yi balas membungkuk padanya dan menyapanya dengan ceria. "Selamat pagi. Sibuk ya?"

Melihat Ji Yi membungkuk, sang asisten pun membungkuk lebih rendah dan lebih dalam lagi, lalu menjawab, "Ya, saya hanya memeriksa jika tempat syutingnya sudah siap."

Yang bisa dilakukan Ji Yi hanyalah mengikuti gerakan sang asisten itu dan membungkuk lagi. "Anda bekerja keras, rupanya."

Sang asisten justru membungkuk lebih rendah lagi. "Tidak, tidak sama sekali. Ini sudah menjadi tugas saya. Nona Ji, saya akan melanjutkan pekerjaan saya sekarang."

"Baiklah." Karena melihat sang asisten semakin membungkuk setiap kali berbicara, Ji Yi juga terus membungkuk mengikuti gerakannya.

"Sampai jumpa." Sang asisten itu bahkan tidak menegakkan tubuhnya sama sekali, lalu mundur beberapa langkah ke belakang sebelum pergi.

Karena melihatnya membungkuk, Ji Yi juga mengikutinya. Baru ketika asisten itu pergi, dia menegakkan tubuhnya. Ji Yi mengulurkan tangan dan mengelus punggung serta pinggangnya karena lukanya mulai terasa sakit. Kemudian dia menepuk-nepuk dadanya untuk menenangkan hatinya yang gentar.

Ji Yi takut jika ada lagi situasi yang aneh menyambutnya, maka ia pun menoleh ke kiri dan ke kanan, mencoba mencari tempat untuk bersembunyi. Namun tak disangka-sangka, sebelum dia sempat menemukan tempat persembunyian yang bagus, seorang wanita muda yang memegang sebuah payung datang menghampirinya. "Nona Ji, mengapa anda berada di sini sendirian? Matahari sangat panas, kulit anda tidak boleh sampai terbakar. Dari sini sampai ke lokasi syuting cukup jauh, mari saya antar ke ruang bersantai untuk istirahat sejenak."

Apabila Ji Yi berpikir bahwa apa yang dialaminya pagi itu sudah sangat aneh, ia lebih terperangah lagi ketika beberapa orang langsung mengerumuninya begitu dia selesai syuting adegan pertama! Seseorang memberinya air minum, yang lain memayunginya, dan yang lainnya lagi memperbaiki riasan wajahnya… dia begitu diperhatikan seolah dia bukan berada di sana untuk syuting, melainkan sebagai seorang ratu.

Dengan orang-orang yang mengerumuninya, Ji Yi dan tim produksi pergi bersama-sama ke restoran di hotel, segera setelah selesai syuting adegan sore hari.

Baru saja selesai memesan, bahkan sebelum sempat memilih tempat duduk, seseorang kembali menyapanya dengan sangat antusias. Ada juga orang-orang yang bertindak sangat berlebihan sampai-sampai membantunya mengelap meja dan kursinya dengan tisu, meskipun sudah dibersihkan sebelumnya.

Setelah makan, Ji Yi pergi ke kamar kecil. Karena semua anggota tim produksi ada di sana, mereka semua antri untuk mendapat giliran.

Mereka yang melihat Ji Yi datang, segera tersenyum, membungkuk, dan menyapanya, "Halo, Nona Ji."

Mendengar itu,orang-orang yang belum menyadari kehadiran Ji Yi semua menoleh, dan satu demi satu menyapanya,"halo."

Ketika wajah Ji Yi mulai terasa pegal karena terus membalas senyuman mereka, salah satu ruangan toilet terbuka. Seakan semua orang yang berada di sana sudah merencanakannya sebelumnya, mereka semua lalu minggir dan berkata, "silahkan duluan, Nona Ji."

Ji Yi dengan sopan menolak tawaran mereka, tetapi karena dia tidak masuk, tak seorang pun dari mereka berani masuk.

Barisan orang-orang itu berdiri di sana dengan canggung selama tiga menit sebelum akhirnya Ji Yi menyerah. Gadis itu memberanikan diri dan berjalan melewati semua orang itu, lalu masuk ke dalam bilik toilet.