webnovel

Lebih Baik Tidak Memandangnya

Biên tập viên: Wave Literature

Lampu kembali dinyalakan saat Mo Jintian selesai disuntik. Sebelum infus itu habis, Mo Jintian sudah tertidur. Bai Yanshen mengulurkan tangannya dan menggendong Mo Jintian. Namun, Su Xiqin berkata, "Tuan Bai, biar saya saja."

Masalahnya, Mo Jintian sudah berusia lima tahun dan berat badannya tidak ringan lagi. Su Xiqin belum sepenuhnya baik-baik saja sehingga sebenarnya ia belum benar-benar kuat menggendong putranya. Bai Yanshen pun mengerutkan kening saat melihat Su Xiqin yang tidak bisa berdiri tegak. "Bisakah kamu bergerak?" tanya Bai Yanshen yang membuat wajah Su Xiqin sedikit memerah. "Aku saja yang menggendongnya," kata Bai Yanshen.

"Maaf telah merepotkan Anda," kata Su Xiqin.

Bai Yanshen sepertinya tidak mendengar kata-kata Su Xiqin. Ia langsung mengenakan mantelnya ke Mo Jintian, lalu menggendong anak itu dan melangkahkan kakinya untuk pergi. Saat sampai di ambang pintu, ia menoleh ke arah Su Xiqin dan bertanya, "Apa yang masih kamu lakukan?"

Su Xiqin langsung melangkah mengikuti Bai Yanshen tanpa banyak berkata-kata. Bai Yanshen menggendong Mo Jintian ke mobilnya dan mendudukkan anak itu di belakang. Kemudian, Su Xiqin juga langsung masuk ke dalam mobil untuk memegangi putranya.

"Sekarang sudah malam. Aku akan membawamu makan malam dulu, lalu mengantar kalian pulang," kata Bai Yanshen.

"Anda sudah menghabiskan waktu sore anda. Jadi, Anda tidak perlu menghabiskan waktu lagi untuk makan malam. Langsung antarkan kami pulang saja," kata Su Xiqin dengan sopan. Su Xiqin merasa bahwa apa yang mereka lakukan hari ini sudah melampaui batas sewajarnya dan tidak seharusnya dilakukan oleh rekan bisnis.

"Aku yang membuatmu tertabrak, sudah seharusnya aku bertanggung jawab. Sedangkan Mo Jintian, kami adalah teman. Sebagai teman, sudah seharusnya saling menolong di saat yang lain sedang susah," kata Bai Yanshen dengan sederhana, seolah memberitahu Su Xiqin bahwa ia terlalu banyak berpikir.

Su Xiqin yang saat itu menatap punggung Bai Yanshen sontak mengerutkan dahi. "Meskipun begitu, ini sudah terlalu lama mengganggu waktu Anda."

Bai Yanshen tidak menanggapi kata-kata Su Xiqin dan Su Xiqin pun juga hanya bisa terdiam sehingga suasana mobil menjadi begitu hening. Selama perjalanan, keduanya nyaris tidak bicara sama sekali. Begitu tiba di tempat, Bai Yanshen mengulurkan tangannya untuk mengambil Mo Jintian yang tidur di pelukan Su Xiqin.

"Biar saya saja yang menggendongnya," kata Su Xiqin yang tanpa sadar langsung mengulurkan tangannya saat sadar tangannya kosong.

Bai Yanshen yang saat itu sedang menggendong Mo Jintian jelas melihat Su Xiqin yang merentangkan tangannya. Bai Yanshen mengerutkan kening, kemudian menatap wajah Su Xiqin dengan tajam. Jantungnya langsung berdebar saat ia mendapati bahwa Bai Yanshen sedang menatapnya dan ia pun menundukkan kepalanya karena takut. Sementara Su Xiqin masih menundukkan kepalanya, Bai Yanshen berkata kepada dirinya, "Kamu bertanggung jawab untuk menekan tombol lift saja."

Su Xiqin menggigit bibirnya dan terus berjalan mengikuti Bai Yanshen. Ketika mereka sudah sampai, ia pun membukakan pintu dan mengganti sepatunya dengan sandal. Su Xiqin tidak memberikan sandal untuk Bai Yanshen karena tidak ada sandal pria. Setelah mengganti sepatunya, Su Xiqin berdiri dan berkata, "Tidak ada sandal pria, jadi berikan Mo Jintian pada saya. Biar saya yang menggendongnya."

"Barusan ketika di rumah sakit saja kamu tidak bisa menggendongnya. Masih mau memaksakan diri?" tanya Bai Yanshen, kemudian menerobos masuk.

Wajah Su Xiqin memerah dan ia segera menarik kembali tangannya yang terulur. Ia pun segera melepaskan sandalnya dan memberikannya pada Bai Yanshen, "Kalau begitu, Anda pakai sandal saya saja."

Bai Yanshen menatap sandal yang berukuran 37 itu, lalu menatap kakinya sendiri yang berukuran 40. Mana muat memakai sandal itu? pikirnya. Akhirnya, ia melepas sepatunya dan langsung masuk dengan masih mengenakan kaus kaki putihnya. "Di mana kamarnya?" tanya Bai Yanshen.

Su Xiqin tertegun sejenak menatap tingkah laku Bai Yanshen. Setelah itu, ia membawa Bai Yanshen menuju kamar Mo Jintian.

Saat Su Xiqin keluar dari kamar Mo Jintian, ia melihat Bai Yanshen sedang berada di balkon sedang telepon. Di rumah ini hanya ada Su Xiqin dan putranya sehingga, ketika Bai Yanshen tiba-tiba datang, ia merasa sedikit canggung dan tidak bisa mengatakan apa-apa. Su Xiqin berbalik badan, lalu pergi untuk menuangkan air. Ketika ia kembali sambil membawa air, Bai Yanshen telah menutup teleponnya dan berjalan menuju sofa. Setelah itu, ia duduk dengan menyilangkan kakinya dan menatap Su Xiqin. Su Xiqin yang ditatap oleh Bai Yanshen menjadi canggung dan hanya bisa berkata, "Terima kasih untuk hari ini. Silahkan minum airnya."

Bai Yanshen menatap air yang diserahkan Su Xiqin, tapi ia tidak menerimanya. Ia malah menatap Su Xiqin dengan tatapan dalam. Su Xiqin merasa tidak nyaman karena Bai Yanshen terus menatapnya, lalu ia pun meletakkan air itu di atas meja.

"Di sinikah kamu dan anakmu tinggal?" tanya Bai Yanshen dengan tiba-tiba.

Su Xiqin yang saat itu baru mundur beberapa langkah langsung menatap Bai Yanshen tanpa berkedip. "Tidak, kami bertiga tinggal di sini."

Bai Yanshen mengerutkan kening, lalu menatap Su Xiqin dengan tatapan yang lebih tajam, "Lalu, kenapa kamu tidak punya sandal pria?"

Kata-kata Bai Yanshen cukup singkat, namun langsung membuat Su Xiqin yang duduk di sofa merasa tertohok. Ia meremas tangannya dan dalam hatinya berpikir, Karena dia sudah berbicara begini, lebih baik aku menjelaskan semuanya. Ia pun menjelaskan, "Tuan Bai, saya juga tidak mau menyembunyikan sesuatu dari Anda. Iya, memang saya dan putra saya tinggal berdua di sini. Kami sudah seperti janda dan anak yatim yang tinggal berdua. Tapi, sewaktu-waktu suami saya akan datang. Jika dia melihat Anda, akan terjadi kesalahpahaman. Jadi, jika Anda sudah tidak ada keperluan, mohon kembali lebih awal agar tidak menyulitkan Anda juga."

Su Xiqin mengerti bahwa kata-katanya terdengar tidak ramah. Namun, ia harus mengatakan bahwa ia adalah wanita yang sudah menikah. Walaupun ia dan Mo Xigu sedang berselisih, ia tidak mau terjebak gosip.

Bai Yanshen mengangkat pandangannya dan menatap mata Su Xiqin selama beberapa saat.

———

Su Xiqin menatap air yang belum diminum di atas meja. Kata-kata Bai Yanshen sebelum pergi masih terngiang-ngiang di telinganya. "Untuk seorang wanita yang sudah menikah, kamu berpikir terlalu jauh. Di mataku, memangnya identitas seperti apa yang kamu pikirkan?" begitu kata Bai Yanshen.

Ya, bagaimana bisa wanita yang sudah menikah melihat Bai Yanshen? Lebih baik tidak melihatnya, batin Su Xiqin. Walaupun Su Xiqin menolak bantuan pria itu hari ini, tetap saja ia merasa bahwa bantuan itu bisa jadi adalah bantuan terselubung.

Sejujurnya, sejak dari sekolah sampai ke rumah sakit, tindakan Bai Yanshen telah bersikap seperti seorang ayah. Dalam lima tahun terakhir, hari ini adalah pertama kalinya ia membawa putranya pulang dari rumah sakit dengan tidak seorang diri. Sangat munafik jika Su Xiqin berkata bahwa ia tidak tersentuh atas perlakuan Bai Yanshen, terutama saat pria itu membujuk Mo Jintian dan memarahi perawat yang telah menyakiti Mo Jintian. Ia tampak seperti ayah Mo Jintian. Kasih sayangnya begitu nyata. Sayangnya, semua itu bukanlah kenyataan. Ketika semuanya berakhir, hidup Su Xiqin akan kembali tidak stabil. Sekarang hidupnya sudah cukup berantakan dan ia tidak ingin membuatnya menjadi lebih berantakan.