***
"Mungkin ini yang dirasakan Taylor Swift saat dia begitu mencintai New York," celetuk Aletta menumpu tubuh di pembatas jembatan berwarna putih yang tinggi dan kokoh itu.
"Haha ... jatuh cinta dengan kota itu lebih rumit, Le. Apalagi kota yang punya banyak kenangan," balas Arkhano terkekeh masam.
"Kenapa?" Aletta langsung menoleh dengan ekspresi penasaran.
"Kenangannya ada di setiap sudut kota, tapi orangnya tidak," jawab Arkhano balas menatap lurus manik cokelat Aletta yang memantulkan cahaya. Dia mengeluarkan tangan dari saku hoodie, kemudian menyentuh pipi sang kekasih yang mulai dingin. "Tiga menit lagi kita di sini. Setelah itu, kita akan pergi melintasi jembatan Jakarta-Banten. Mau, kan?"
Aletta terdiam sejenak menatap Arkhano, kemudian mengangguk pelan. "Mau," jawabnya. "Tapi, jembatan Jakarta-Banten?"
"Iya. PIK 2 masuk ke wilayah Tangerang, Banten," jawab Arkhano segera. "Pipimu dingin, Le."
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com