webnovel

Mata Perak, Mata Emas

MATA PERAK, MATA EMAS merupakan sebuah kisah konflik keluarga yang terjadi di Colorado pada tahun 1885. Sejak kecil, Anne Wells telah mempermalukan keluarganya yang sangat kaku dan konvensional, dengan sesekali tidak berperilaku layaknya perempuan terhormat. Mereka menyalahkan kenyataan kalau ia masih belum menikah di umurnya yang sudah 28 tahun karena perilakunya yang menyimpang tersebut. Sementara itu, Cord Bennett, putra dari pernikahan kedua ayahnya dengan seorang perempuan dari suku Cheyenne, lebih dari sekadar memalukan bagi keluarga peternak dan pengacaranya yang kaya – mereka malu dan takut pada orang yang mereka kambing hitamkan dalam keluarga mereka itu. Ketika Anne dan Cord kedapatan berduaan, kemarahan ayah Anne berujung pada kekerasan. Keluarga Cord menerima bahwa itu semua memang salah Cord. Bisakah Anne dan Cord memanfaatkan kebebasan yang berasal dari hukuman atas dosa yang tidak mereka lakukan untuk hidup bersama? Atau akankah keluarga mereka yang tidak setuju dan suka ikut campur itu memisahkan mereka? ------------------------------------------------------------------- Judul: Mata Perak, Mata Emas Judul asli: Eyes of Silver, Eyes of Gold (EN) Tahun terbit: 2010 Penulis: Ellen O’Connell Penerjemah: Cinarita ------------------------------------------------------------------- Penafian: Ini hanya hasil terjemahan penggemar, bukan terjemahan resmi. Namun, saya akan mencoba menerjemahkannya sebaik mungkin, sebisa saya. Hasil terjemahan saya gratis. Klik tautan berikut kalau Anda mau membaca terjemahan saya yang lain atau mendukung saya https://linktr.ee/cinarita Terima kasih banyak! Hak cipta terjemahan: @2022 Cinarita ------------------------------------------------------------------- Cara membaca TIGA BAB GRATIS setiap hari: terus tingkatkan level sampai level 3 & gunakan fastpass Cara mendapatkan fastpass untuk membuka bab yang terkunci. Setiap hari lakukan hal berikut: - Masuk ke akun Webnovel Anda (dapat 1 fastpass) - Vote buku pilihan Anda menggunakan Energy Stone (dapat 1 fastpass) - Vote buku pilihan Anda menggunakan Power Stone (dapat 1 fastpass) Hadiah Setiap Harinya per Level Level 1 : Mendapatkan 1 Energy dan 1 Power Stone Level 2 : Mendapatkan 1 Energy dan 2 Power Stone Level 3 : Mendapatkan 2 Energy dan 2 Power Stone

Cinarita · Lịch sử
Không đủ số lượng người đọc
5 Chs

2

CORD BERJALAN MENUJU RUMAH sambil membawa ember yang sebagian berisi susu segar di satu tangan dan kaleng bekas berisi telur di tangan lainnya, dalam hati memarahi dirinya sendiri karena bersikap bodoh. Sulit dipercaya seorang perempuan berusia dua puluh delapan tahun bisa kabur dari rumah, tetapi melihat tampang Anne Wells, tampaknya memang begitu. Tadi malam hujan, berarti tidak ada jejak yang bisa ditemukan oleh para pencari, kecuali di sini di halaman. Namun, kalau Anne sampai ditemukan di rumahnya, pasti timbul masalah besar, dan ia-lah yang harus menanggungnya.

Selain itu, ia merasa jengkel karena kalau ia menemukan perempuan lain tertidur di lumbungnya, ia pasti akan membangunkan perempuan itu dengan menuangkan seember air dingin di wajahnya, membuatnya takut setengah mati, dan mengusirnya dari tempat itu secepat mungkin. Namun, tidak demikian halnya dengan Anne. Anne-lah satu-satunya perempuan di kota Mason, atau dalam hal ini di seluruh negara bagian Colorado, yang ia mau bantu.

Terlebih, entah kapan dalam satu jam terakhir, ia menyerah mencoba berpura-pura tidak merasa senang hanya karena memikirkan Anne ada di rumahnya, menunggunya.

Yah, perasaannya tidak penting. Tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang selain memastikan Anne bisa sampai di rumah atau ke mana pun dia ingin pergi dalam keadaan utuh secepat mungkin. Meninggalkan sepatu berlumpur di teras, ia melangkah masuk, matanya langsung tertuju pada Anne, mengamatinya.

Ia heran melihat fakta bahwa setiap bujangan yang memenuhi syarat dan tinggal bermil-mil di sekitar situ tidak mendekati Anne Wells. Dia mungkin lebih tinggi daripada standar umum, tetapi tubuhnya yang langsing setinggi seratus enam puluh delapan sentimeter luar biasa anggun. Kewanitaannya tidak berasal dari tubuh yang montok, tetapi dari lekuk halus yang menyatu satu sama lain, mengundang mata untuk mengikutinya. Rambut cokelatnya yang lembut bagaikan bingkai sutra untuk wajahnya yang berbentuk hati dan mata besar berwarna abu-abu yang ekspresif. Tentu saja, keterusterangan mata abu-abu besarnya itulah yang disayangkan orang-orang tentangnya dan dianggap sebagai alasan kenapa ia jadi perawan tua.

Baginya, selama ini Anne selalu terlihat sesegar rumput musim semi yang baru tumbuh, tetapi sekarang saat dia menengadah dan tersenyum kecil padanya, kondisinya membuatnya terkejut. Berjalan jauh sambil hujan-hujanan tadi malam tidak menjelaskan rambutnya yang menggelap gara-gara kotor. Wajahnya sangat kurus, matanya yang indah bagaikan pusat cahaya di tengah lubang hitam yang besar. Dagunya yang agak runcing yang selama ini selalu tampak begitu halus dan feminin sekarang terlalu tajam, dan bau dari dapur membuktikan keadaannya yang benar-benar tidak mandi.

"Bajumu kupinjam, kuharap kau tak keberatan."

Ia pasti kesulitan menguceknya nanti. "Tidak." Cord mencari penjelasan tentang keadaan Anne. "Kau sakit?"

Anne mengalihkan pandangannya dengan menghindar. Cord mulai menggantungkan mantel dan topinya di samping barang-barang Anne, nyaris tidak mendengar jawaban Anne yang pelan.

"Tidak, aku tidak sakit, sebenarnya tidak."

Ia tidak minta penjelasan lebih lanjut. Ia meletakkan ember dan telur di atas meja, menggulung lengan bajunya, dan mulai mencuci tangan di panci besar di dekat kompor. Sambil mengeringkan tangannya, ia berbalik, melihat Anne sedang menatap susu dan telur dengan tatapan orang kelaparan yang menggelisahkan.

Bagaimana mungkin Anne bisa kelaparan? Keluarganya berkecukupan. Bahkan Edward Wells sendiri yang berpura-pura mendapat untung dari toko jahitnya mampu membeli bagian mana pun dari rumah besar mereka atau barang mewah lainnya. Mrs. Wells punya warisan uang. Tetap saja, tidak salah lagi, itu pasti tatapan orang kelaparan.

Ketika Anne akhirnya mengalihkan pandangannya dari ember dan telur, ia berkata, "Aku masak. Kau cerita."

Anne merasa rumah itu tampak lebih kecil dengan adanya Cord di dalam. Debaran di perutnya itu rasa lapar; pastinya. Pikirannya beralih dari satu masalah ke masalah lain, mencoba memikirkan jalan keluar untuk memberi tahu Cord tentang apa yang ingin Cord ketahui. Ini bukan masalah mengumbar aib keluarganya di depan umum. Ia tidak merasakan kesetiaan semacam itu kepada mereka pada sekarang. Ini lebih merupakan rasa malunya sendiri, jadi ia mencoba menghindari penjelasan yang sebenarnya.

"Yah, kurasa kau bisa menebak kalau aku lari dari rumah. Aku harus pergi ke Grenerton. Aku akan naik kereta dari sana dan mengunjungi bibiku, Bibi Clara, di Chicago. Mungkin dia akan membiarkanku tinggal bersamanya lagi. Apa mungkin kau mau mempertimbangkan untuk membawaku ke Grenerton?"

Mengabaikan pertanyaannya, Cord mengajukan salah satu pertanyaannya sendiri. "Apa ada orang yang mencarimu?"

"Ya, mungkin, tetapi mereka tidak tahu harus mencari ke mana. Kulihat kereta Brower bersaudara di belakang bar - kereta itu kosong, mereka pasti telah mengirimkan sesuatu ke kota - jadi aku sembunyi di bawah terpal mereka. Kupikir kalau aku ikut naik sampai ke kota, sampai kereta berbelok lurus ke selatan, aku tinggal beberapa mil lagi dari Grenerton."

Cord berhenti mengiris daging babi asap dan menatapnya dengan tajam. "Kau tahu berapa banyak masalah yang akan kau hadapi kalau kau ketahuan keluarga Brower di tengah jalan?"

Ia tahu, tetapi ia berani ambil risiko saat itu. "Iya, karena itu, waktu hujan mulai turun dan kudengar mereka mau berhenti untuk memasang terpal supaya mereka tidak kehujanan, aku berguling keluar dari kereta dan sembunyi di semak-semak di tepi jalan sampai mereka hilang dari pandangan. Mereka benar-benar berhenti dan memasang terpal." Ia mengulangi permintaannya, "Maukah kau menolongku pergi ke Grenerton?"

Lagi-lagi Cord menjawab dengan mengajukan pertanyaan lain, "Berapa banyak uang yang kau punya?"

Cord sialan. Apa Cord harus bersikap semenjengkelkan ini? "Cukup," jawab Anne dengan tegas. "Apa kau mau menolongku? Kumohon?"

Cord melempar daging babi asap ke dalam penggorengan besar dan mulai mencampur tepung, susu, dan telur dalam mangkuk. Anne tidak bisa melihat apa pun kecuali punggungnya, yang tidak kalah ekspresifnya dengan wajahnya. Akhirnya, ia menjawab, "Mungkin. Lanjut cerita."

Jadi pertolongan Cord harus ia bayar dengan keseluruhan cerita yang buruk. Sambil mengangkat bahu dengan pasrah, Anne mulai bercerita.

"Kau tahulah, selama bertahun-tahun ini ayahku kesal karena aku tidak menikah. Dia pikir punya anak perawan tua itu entah bagaimana merupakan semacam cerminan dirinya."

Cord tidak berbalik, tetapi bertanya, "Dia mengharuskanmu cepat menikah, tetapi dia tidak setuju kau menikah dengan Elroy Turrell, kan?"

"Tidak. Menurutnya anak seorang petani itu tidak cukup pantas, dan waktu itu aku baru berumur delapan belas tahun. Waktu menurutnya aku sudah terlalu sering bertemu dengan Elroy, dia mengirimku ke Chicago - ke Bibi Clara."

Melihat Cord mengangkat daging babi asap dan mulai menggoreng telur, Anne tiba-tiba yakin kalau Cord juga setuju dengan ayahnya perihal Elroy, meskipun yang dipermasalahkan Cord lebih karena Elroy kurang berani, dan bukannya gara-gara prospek Elroy.

Anne mengalihkan perhatiannya dari rasa lapar yang tajam, yang timbul gara-gara ia melihat makanan dan mencium aroma makanan, dengan mempelajari punggung Cord, mengagumi gerakannya yang luwes dan efisien. Seharusnya ini konyol. Ia sendirian dengan Cord Bennett, dan Cord Bennett sedang memasak sarapan untuknya. Ini tidak konyol; ini memalukan. Ia benci kenekatannya, kekotorannya, dan, dari semua orang yang ada, ia malah harus menceritakan masalahnya pada Cord.

Dan Cord tidak akan membiarkannya begitu saja. "Kau sudah bertunangan di Chicago," pancing Cord.

"Ya, selama empat tahun. Namanya Richard Tyler, dia putra seorang bankir. Keluargaku senang dengan pertunangan itu. Waktu aku memutuskan pertunangan, Ayah langsung naik kereta pertama ke Chicago untuk mencoba memperbaiki keadaan. Sebenarnya aku memang tidak pernah mau pergi ke timur, tetapi Ayah mau aku pergi, jadi aku pergi. Waktu itu aku tidak mau pulang, tetapi dia mau aku pulang, jadi aku datang - meskipun aku tidak tahu kenapa dia mau aku pulang, dia marah sekali. Selama berbulan-bulan dia terus-terusan bilang kalau aku itu aib dan orang gagal. Dia tidak mengomeliku lagi sejak itu, tetapi setiap tahun dia jadi sedikit lebih putus asa daripada tahun sebelumnya."

Ia mencoba mengubah topik pembicaraan. "Selama beberapa tahun itu, kau sendiri juga pergi, kan? Orang bilang kau kelihatan seperti Indian liar waktu kau pulang. Kau pergi ke mana?"

Cord bahkan tidak berbalik. "Beberapa orang terlalu banyak bicara. Sementara kau justru kurang cerita."

Upayanya gagal. Anne mengerutkan hidungnya ke punggung Cord, lalu lanjut bercerita. "Yah, begitulah keadaannya, dan kemudian awal musim panas ini, setiap kali aku pergi, aku selalu berpapasan dengan George Detrick. Kau kenal dia?"