MKC 79
...
Mungkin hari ini gue harus bisa menghadapi kenyataan. Berhadapan dengan tiga wajah kucel yang sepertinya belum tidur ini membuat gue tidak bisa marah. Gue pihatin dengan perwujudan mereka.
"Kalian kayak orang sakit aja." Mei yang pertama kali angkat bicara, jelas Mei sudah biasa berhadapan dengan situasi yang tidak terduga.
Tapi, bukankah Mei pernah cerita kalau dia sering dirundung oleh kaum cowok di sekolah lamanya?
"Ada saudara yang sakit. Masa hidupnya tergantung pada selang oksigen." Balas Edi menatap kami berdua.
Pada dasarnya Edi merupakan perwujudan anak yang gaul dan gampangan. Seperti kali ini, mereka baru bertemu Mei satu kali tapi mereka terlihat lebih akrab daripada gue. Namun, gue tetap merasa curiga kalau sebenarnya mereka punya hubungan yang tidak gue ketahui.