webnovel

MKC 50 Menghindari dia

MKC 50

...

Bukan.

Bukan.

Bukan.

Ini bukan saja tentang candaan tidak lucunya Andi kemarin soal the three musketer beda jaman, tetapi, lebih kepada diri gue sendiri.

Siapa?

Siapa?

Yah, jujur gue tahu betul jawabannya siapa. Tetapi, dan tapi, apa begitu kentara kalau gue sedang suka seseorang?

Apa dimuka gue ada tulisan hologram semacam 'Anggi lagi suka sama cowok' begitu?

Atau, dan kalau betul ini cuma aksi balas dendam Andi pada gue yang pernah nolak dia?

Jujur, sejujur-jujurnya gue hari ini takut pergi ke sekolah. Walau pun mbak Septi sudah lulus berhari-hari yang lalu dan tidak sekali pun menginjakkan kakinya di sekolah, bukan itu yang gue takutkan. Gue takut ketemu dia. Gue takut kalau ketahuan.

"Lo kenapa? Deman? Atau lagi puasa?" selidik Ana sambil meraba dahi gue dengan tangan kanannya yang dingin bekas minum sitrun.

"Nggak. Males gue liat muka Andi." dengus gue asal. Tapi memang bener, setidaknya lima puluh persen gue dongkol pake banget sama Andi.