MKC 206
...
Dari mimik wajah Anna, gue bisa menebak kalau cewek tomboy itu ingin sekali mencekik leher gue keras-keras. Sebagai gantinya, Anna mendengus kencang dan memilih berjalan kembali ke kamarnya.
"Nggi, jangan salahkan gue kalau gue sebel sama elo dimasa depan." kalimat itu jelas mengancam persahabatan kita. Tapi apa yang bisa gue harapkan selain menerima.
"Selama elo enggak meminta Mami buat ngusir gue sebelum orang tua gue jemput gue pulang. Akan gue terima semua perlakuan elo. Gue disini seperti anak tiri yang teraniaya. Bawang putih yang tidak bernasib baik." seloroh gue sarkas.
Dan itu berhasil membuat Anna berbalik menatap gue lekat. Perlahan Anna mendekat dan gue sudah takut duluan kalau sampai Anna benar-benar mau mencekik leher gue.
Sebaliknya, gue merasakan bagian depan tubuh Anna yang menubruk gue dalam dua detik. Anna memeluk gue erat. Dekapan Anna yang mengagetkan itu membuat gue tidak bisa mencerna apa yang terjadi sebenarnya.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com