Sebuah tragedi yang hampir membuat seluruh dunia hancur karena ulah para iblis yang ingin merebut kekuasaan yang ada kerajaan dan maupun alam dunia. Mereka, para iblis hampir mengambil alih dunia dan membuat para berhati putih harus berlutut kepada Raja kehancuran. Diavolos, puluhan ribu tahun yang lalu dimana Diavolos berhasil membunuh Dewa terkuat.
Selama saat itu adalah situasi yang sangat mencekam dan banyak bertumpahan darah terjadi antara para dewa tertinggi melawan Raja Diavolos berserta anak buahnya. Selama beberapa hari selama peperangan berlangsung, Para dewa mengalami peningkatan setelah diberikan kekuatan dari dewa mereka untuk melawan raja kehancuran. Diavolos yang hampir mengambil alih Kerajaan setelah membunuh Ayah dari Vante yaitu Dewa khronos. Ya, dalam kejadian peperangan Terlibatnya para dewa untuk membunuh Iblis demi keselamatan Kerajaan dan alam dimana manusia berada.
Setiap kali hal itu teringat dibenak vanta, kejadian yang membuat ayahnya menjadi abu adalha kejadian yang membuat Alam semesta menangis. Vante membayangkan bagaimana Jika dirinya yang akan menjadi raja dan mendapatkan Kekuatan baru setelah dirinya di angkat menjadi Raja.
~~~🐺~~~
Ditinggalkan sosok orang tua bukanlah hal yang diinginkan siapa pun. Menginginkan keluarga yang lengkap dan utuh adalah keinginan semua orang. Tidak ada yang menginginkan orang tua pengganti, Tidak akan pernah.
Anna terus mencoba memahami dan menerima sosok ibu tiri setelah ayahnya menikah lagi, setelah ibunya meninggal. Selama beberapa tahun Anna tinggal Bersama ibu tiri dan saudara tirinya setelah kepergian Sang ayah. Dan Selama itu pula Anna mendapatkan prilaku buruk dari ibu dan saudara tirinya.
Anna sangat membenci ibu dan saudara tirinya kerena sudah memperlakukannya dengan tidak layak dengan menyuruhnya bekerja tanpa beristiahat tanpa diberi makan sedikitpun. Anna yang selalu mendapatkan perlakukan jahat mencoba untuk sabar. Ia sering dipukul dan tidak mendapatkan hakl yang layak, mereka berdua sangat kejam dengan Anna dan mengambil hak Anna dengam mengambil harta warisan yang Sudah disiapkan kedua orangtuanya. Anna mendengar banyak tentang ibu dan ayahnya, mereka adalah orang yang sangat baik, bahkan saat mereka bedua dipanggil tuhan, orang terdekat Anna menceritakan bagaimana kedua nya dipanggil tuhan saat membantu orang lain. dan anna cukup bangga dengan hal itu.
Anna tahu bahwa iaharus percaya dengan bibinya, karena bibinya adalah orang yang menyaksikan bagaimana perjalanan ibu dan ayahnya dulu.
"Kamu mau kemana, adikku?' tanya Vecien lembut. Ia menghela nafas sembari tangannya taletan menyisir rambut Anna setelah membuat kepangan cantik.
"Mencari Brayn"
Vecien menghela nafas lalu berdiri sambil melipat kedua tangannya. "Dan kau menyuruhku menjaganya? Huh, kau kira aku tidak memiliki tugas?."
Vante menghela nafas. Matanya menatap sang kakak. " kalau begitu, suruh pelayan mengurusnya."
"Apa kau lupa? Jika tidak ada yang tau keberadaannya disini. hanya aku dan kau saja yang tau. Ah, aku juga baru tau jika aku tidak melihatnya berjalan-jalan ditaman tadi." Vecien masih mengingat bagaimana dirinya mendapati Manusia sedang berjalan-jalan ditaman tadi siang.
"Sungguh, aku sangat terkejut saat melihatnya." Ucap Vecien lagi sambil menyilangkan kedua tangannya lalu sambil memiringkan kepalanya untuk melihat Wanita yang sudah selesai sisirkan.
"Dan, Aku masih penasaran bagaimana kau bisa masuk kemari? Kamu benar-benar manusia?" Tanya Vecien lalu menatap Vante meminta penjelasan.
Vante mendengus kesal. "Aku tidak tau. Aku melihatnya saat berburu dengan brayn."
Di saat Vante, Vecien sedang berbincang, Anna hanya diam dan tidak mengatakan apapun. Anna masih butuh waktu untuk memproses semuanya. Saat ia berjalan-jalan ditaman dan melihat sesuatu yang sangat membuatnya bingung. Ia melihat ada sosok manusia memiliki sayap dan melihat banyak tanaman-tanaman aneh yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.
Dunia apa ini?
Dan, siapa mereka sebenarnya? Dan apa yang ia lihat barusan?
"Kami adalah Dewa." Vante berjalan menuju jendela, tepat setelah ia menjawab apa yang ada dipikirkan Anna. Vante bisa membaca pikir siapapun. Terkecuali para dewa.
Kening Anna mengkerut. Apa maksudnya Dewa? Bukankah Dewa hanyalah karangan pada cerita fiksi yang pernah ia baca dibuku dan hanya cerita saja?
"Kami memang ada, bukan karangan" Sekali lagi Vante menjawab apa yang ada dipikirkan Anna. Vante menatap manik mata kecoklatan itu lekat. Sedangkan Anna tidak bisa mengatakan apapun lagi setelah mendnegar pernyataan yng tidak masuk akal. Sungguh, Anna tidak bisa menyembunyikan ekpresi terkejutnya setelah Pria itu menjawab apa yang terlintas dienaknya.
"ku rasa dia butuh waktu untuk mencerna semuanya, tentu saja karena dia adalah manusia biasa yang melihat sesuatu yang tidak masuk akal didepannya." Ucap vecien yag tau situasi apa yang tengah dirasakan Wanita didepannya sekarang.
"Hmm, lalu aku harus apa"
"Kenapa kau bertanya kepadaku? Ini urusanmu"
"Bukankah itu terlalu kejam? Sesama Wanita kau harus membantunya dan mengirimnya Kembali ke tempat asalnya." Vante memasukan satu tangannya kedalam kantong lalu berjalan keluar. Tetapi pintu kamar tiba-tiba tertutup saat ia melewatinya.
Vante menghela nafas. "Aku ada urusan, tolong jaga dia." Ucap Vante lagi kesal.
"Aku tidak bisa menjaganya untukmu. Tapi, aku bisa memulangkannya."
"Tidak! A-aku tidak ingin pulang!"
Vante Vecien menoleh dan mendapati Anna sedang menangis setelah menolak untuk pulang. Vante dan Vecien saling memandang setelah merasakan ada sesuatu yang dirasakan Anna. Vante merasakan jika Wanita didepannya sekarang ini mengalami luka batin dan perasaan yang khawatir. DanVante melihat bayangan terlintas dibenaknya, bagaimana ia melihat sosok Wanita sering diperlakukan buruk oleh ibu tirinya. Vante melihat semuanya.
"Bagaimana ini, Vante" Vecien melihat hal yang sama yang terjadi pada Wanita yang masih belum ia ketahui Namanya ini yang sangat tersiksa.
Vante terdiam dan saat itu Vecien mendapatkan panggilan dari dewa. Sebuah cahaya putih dengan sekejap mata yang mengharuskan Vecien meninggalkan mereka berdua. " Kau selesaikan masalah ini. aku harus menjalankan tugas" vecien beranjak pergi , jarinya bergerak pelan hingga didepan pintu kamar yang tadinya tertutup Kembali terbuka. Ada rasa kekhawatiran diwajah vecien setelah menerima sinyal dari dewa lain. sesuatu yang buruk.
Dan Vecien keluar dan hanya menyisakan Vante dan Anna yang berada disebuah ruangan. Anna berhenti menangis setelah melihat kilatan cahaya didepannya. Vante mendesih ." Rasa penasarannya lebih besar" Gumam Vante melihat bagaimana Anna langsung berhenti menangis setelah sesuatu yang menurut Anna adalah hal yang cukup membingungkan dan tidak bisa ia masukkan secara logis.
Anna menatap Pria didepannya bingung menuntut penjelasan dan Vante paham akan hal itu. ia menarik nafasnya perlahan ."Aku sudah mengatakan. Jika kami adalah dewa. Apa semua ini terlihat tidak begitu nyata?." Terhitung beberapa kali Vante memberitahu jika ia adalah dewa dan Anna masih tidak percaya.
"a-aku percaya" jawab Anna gugup.
Vante melangkah pelan menuju Anna yang sedang duduk di tepi Kasur. Pria itu berjalan sembari tangannya yang ada di dalam kantong celananya. Tatapan matanya seperti mampu mengunci pergerakan Anna. Tubuh Anna terkunci oleh sepasanag mata hiaju ke abu-abuan itu.
Satu-satunya Gerakan yang bisa dilakukan Anna selain bernafas dan menelan ludahnya kasar. Anna ketakitan setelah pria yang menyebit dirinya dewa itu berdiri di depannya dengan jarak yang dekat. "apa ada sesuatu yang ingin kamu tanyakan?"
Anna mengangguk. "J-jika kalian adalah dewa. M-mengapa kalian berpakaian orang-orang pada umumnya" Anna memberanikan diri untuk mengeluarkan suaranya dan menanyakan sesuatu. Ia juga heran.
Kenapa tidak ada yang memakai pakaian romawi yang ada di adengan film yang ia pernah tonton. Jika film yang ia tonton yang menceritakan kisah-kisah kuno yang tentu pakaiannya pun sangat berbanding terbalik dengan jaman mereka sekarang ini. Anna melihat Vante menggunakan pakaian modern dan melihat baju pria di dalam lemari baju Vante.
"Jadi, kamu mengira jika kami berpakaian seperti jaman dulu" Tanya Vante yang tau maksud dari ucapan Anna. Jangan lupakan jika sekarang Vante sudah bisa membaca isi hati Anna.
"kami akan berpakaian seperti itu disaat-saat tertentu. Dan untuk sehari-hari, kami menggunakan apa yang dipakai manusia seperti kalian." Vante dengan senang hati memberitahu Anna bagaimana cara mereka mengenakan sesuatu. Dan Anna hanya diam mencerna semua perkataan Vante.
"aku akan memberitahu semuanya, tapi saat aku memastikan semuanya benar." Vante berucap begitu lirih. Sorot matanya yang tadi santai sekarang menjadi tajam seolah-olah ada sesuatu yang ia pikirkan. Anna yang merasakan bagaimana perubahan sorot mat aitu seketika merinding. Terlebih, saat pria itu tersenyum tipis seperti seorang penjahat yang sedang merencanakan sesuatu dikepalanya.
"tap sebelum itu, aku ingin menanyakan sesuatu"
"A-apa"
"Anna..." Panggil Vante lagi.
"Apa kau siap membantuku jika dia adalah Kau?"