webnovel

02 Ramalan

"Apa kau sudah siap. Vante?"

Sudah tak terhitung beberapa kali sudah Vecien menanyakan hal itu pada adik laki-lakinya , Vante. Wanita dengan rambut Silver itu melangkah menghampiri adiknya yang sedang duduk di taman sambil menikmati indahnya langit-langit malam. Langit yang indah, terdapat Aurora yang menghiasi langit-langit malam saat ini.

"Sudah ku katakan. Aku tidak memikirkan hal itu."  jawab Vante santai.

"Jika kau tidak mencarinya. Bagaimana kita bisa mengalahkan iblis itu? kau sangat tau. kita harus menemui Wanita itu secepatnya untuk membunuh iblis itu."

"Aku tidak tertarik."  Vante mengambil sebuah kubus persegi Panjang dan terdapat kristal-kristal kecil yang mengelilingi benda itu, Vante berusaha untuk mengalihkan pembicaraan lain. jujur saja ia tidak ,menyukai pembicaraan ini. yang selalu di mulai oleh kakaknya dan juga ibunya.

"Vante." Mereka berdua menoleh kebelakang dan mendapati sosok Wanita sedikit berumur dan memiliki Rupa seperti perempuan Yunani sedang berdiri     dengan membawa sebuah buku di sebelah tangannya. Wanita itu berjalan menghampiri mereka dengan tatapan sedikit tajam. Dia adalah Ibu Vante dan Vecien.

"Kenapa? Kamu seharusnya sudah tau apa yang harus dilakukan. Kakakmu sudah menjelaskan beberapa kali lagi untuk membuat kamu tidak bersikap santai seperti ini? kita terus mendapatkan serangan dari para iblis. kita tidak bisa terus melawan mereka. Vante." 

Vante menghela nafas. Tidak ada sahutan lagi. Vante tidak bisa menjawab pertanyaan dari ibunya itu.

"Vante..."

Sekali lagi Ibunya memanggil Namanya, terdengar Lelah dan sedikit kecewa dengan diamnya putera yang di harapkannya untuk melakukan pekerjaan untuk membuat kerajaannya dan juga para manusia yang harus mereka lindungi terbebas dari serangan para iblis.

"Ibu beri kamu waktu satu minggu. Vante, jika kamu tidak mendapatkan Sesuai Ramalan itu. Ibumu ini yang akan mengakhiri semua ini." Vante menoleh ke samping dengan mata terbuka lebar. Mata Hijaunya menatap Manik mata berwarna biru safir itu dengan tatapan lesu ."Baiklah... Aku akan mendapatkannya." Vante tau apa yang di maksud olehj IBunya ini saat ini. sesuatu yang akan tidak boleh terjadi.

Ibunya tersenyum setelah mendnegar jawaban memuaskan dari sang putra. "Baiklah. Dewa Vante. Kau harus mendapatkan Wanita itu untuk mendampingimu melawan diavolos."

Diavolos yang memiliki Arti Iblis dari Bahasa Yunani ini merupakan sosok raja kekacauan atau lebih dikenal dengan Dewa Kejahatan. Diavolos adalah iblis yang paling di takuti. Baik sesama iblis.  Diavolos adalah iblis yang tidak terkalahkan. Selain itu, Diavolos  juga memiliki kemampuan untuk berubah   wujud apapun yang ia inginkan dan berbaur dengan manusia dan mulai merasuki dan menanamkan benih kejahatan dalam diri sesoramng yang sudah ia rasuki.

Dan, Divolos juga merupakan musuh besar Para dewa-dewi dan seluruh kerajaan.  Sosok Diavolos  memiliki pasukan iblis dari berbagai kalangan dan kekuataan. Dan dengan kekuatannya, ia bisa membuat orang mati sebagai pasukannya untuk melakukan penyerangan. Keinginannya adalah untuk membuat semua orang dalam kendalinya. Termasuk manusia.

Kerajaan Almaskha, tempat dimana para dewa-dewi berkumpul. Letak kerajaan yang tidak bisa di tembus oleh manusia biasa. Kerajaan ini sangat dijaga oleh para dewa dan menjadikan kerajaan ini sebagai kerajaan yang harus dijaga kesuciannya dari Mahluk apapun yang memiiki jiwa kotor, seperti Iblis.

Dan pada ribuan tahun yang lalu, dimana para Iblis ingin menguasai kerajaan ini dan menjadikan Sosok mulia dan suci menjadi budaknya membuat para Dewa harus waspada dan memiliki misi untuk membunuh Dewa kehancuran yang menginginkan semuanya berada di dalam genggamannya Untuk menghentikan. Dan Diavolos adalah sosok Raja Iblis yang tidak hanya menginginkan Para dewa bertekuk lutut dibawahnya. "Ibu mengandalkanmu. Vante."  Ia lalu meninggalkan kedua anaknya dan dengan sekejab mata menghilang.

Dewi Omorfia atau yang biasa disebut dengan dewinya para dewi. Sosok Dewi yang sering disebut sebagai Ratu ini memiliki kekuatan bisa menyerupai Para dewi lain dan memiliki kekuataan yang sama. Sosoknya dikenal dengan dewi kesempurnaan. Sesuai dengan  nama Dewi Omorfia yang berarti Kesempurnaan dan bisa juga di sebut kecantikan.

"bagaimana, adikku? Kau dengar apa yang dikatakan Ibu Ratu tadi?."

Vante tidak menjawab apapun, Ia bahkan memainkan kekuatannya dengan menerbangkan banyak benda di sekitarnya. Vecien yang melihat adiknya tiudak memperhatikannya membuatnya Kesal ."Perhatikan kakakmu jika sedang berbicara!" Tegasnya dengan tatapan serius. "Apa kau sudah melupakan ucapan ibu tadi!"

Vante memutar bola matanya samar, seperti tidak ada ketakutan sama sekali dari suara ketegasan dari kakaknya. "Dan sudah ku katakan tadi, jika aku akan mencarinya. Jika kau terus mengungkitnya, aku tidak akan melakukannya."

Vecien tertawa ."aku hanya mengingatkan., dan kau sudah kesal?"

"Lebih baik kau pergi dan lakukan tugasmu untuk menjaga manusia suci itu." kesal Vante.

Vecien menghela nafasnya. "Dengarkan aku. Vante, ini terakhir kalinya aku mengatakan ini dan selanjutnya itu aku tidak peduli, kau harus mencaritahu Wanita itu untuk membantu kita semua. Ia satu-satunya cara agar kita bisa bertahan hidup dengan aman. Ia satu-satunya jalan untuk mengalahkan Para iblis dan Diavolos." Vecien tidak tau berapa kali ia mengatakan hal ini sudah beberapa kali. Dan ini adalah ucapan terakhirnya mengenai maslah yang menimpa kerajaannya dan juga kehidupan manusia yang berada dalam tangan para dewa.

"Aku akan melindungi kalian dan para manusia dari para iblis itu. aku berjanji" ucap Vante serius.

Sekarang Vecien tertawa. " oh, kenapa? kenapa kau menuruti perkataanku dengan cepat sekarang? Sangat lucu."

"Aku tidak menuruti ucapanmu. Itu memang tugasku."

"Omong kosong, aku akan percaya jika kau mencari dan memabawa Wanita itu di depanku. Dan untuk ucapanmu barusan—aku hanya menganggap itu angin lewat semata."  Vecien medesih sambil melipat kedua tangannya. Langkah kakinya yang berbalut sepatu hak tinggi, dan benturan ujung sepatunya dengan lantai cukup menggema saat kaki jenjangnya mulai melangkah anggun mendekati adiknya.

"berikan tanganmu" pinta Vecien.

Vante mengkerutkan alisnya ." Apa yang kau lakukan?" Tanya nya Heran.

Vecien mendesis dan menarik tangan adiknya dan memberikan sebuah kotak kecil dengan ukiran-ukiran kuno. Vante mengekrutkan alisnya ."apa ini?"

"Apa kamu tidak mempunya mata?"  kesal Vecien. "Kamu sudah tau apa ini. Dan kamu masih bertanya?." Vante tertawa. "Iya, aku tau. Tapi kenapa kau memberikan ini padaku? Bukankah kau juga memerlukannya"

"Aku pikir, Kamu lebih memerlukan ini untuk membunuh iblis-iblis Sialan itu saat mencari Wanita itu. lagipula, tidak terlalu banyak iblis yang menyerangku. Mereka hanya iblis tingkat rendah." ucap Vecien dengan nada membanggakan dirinya dan Vante hanya mendesih.

Vecien memberikan kotak kecil berisi Abu yang sudah  dibacakan Mantra khusus untuk membuat para Iblis terbakar setelah mengenai tubuh mereka. "menurut buku Alkacsta, Wanita itu bisa berasal dari kalangan biasa. Bukan dari kita, dia bisa saja manusia biasa ataupun soosk-sosok lainnya."

Vante membulatkan kedua matanya terkejut. "Apa? Bagaimana bisa? Apa yang bisa dia lakukan jika itu mahluk lain."

"Jika itu manusia mungkin akan bagus untukmu dan kita semua. Daripada makhluk berupa menakutkan." Ucap Vecien.

"Aku mengharuskan manusia."

Vecien terkekeh ." Bagaimana jika itu sosok lain?."

"Aku mengharuskan manusia--- bagaimanapun caranya." Vante memikirkan sesuatu dipikirnya. Wajah yang datar dan tidak menunjukan ekspresi apapun tidak menjamin jika sesuatu pikiran ada di benak nya sekarang.  Vecien tertawa saat membaca apa yang tengah ada di kepala Adiknya ini sekarang. "Kau takut jika wanita itu adalah siburuk rupa ya?."

"Kamu membacanya dan kamu tau itu, tidak mungkin jika aku dekat dengan sosok mengerikan. Aku ini dewa, kau tau."

"jangan meremehkan fisiknya, jika dia berguna dan juga mampu menyelamatkan kita"  suara  Vecien menggema dan terdengar kecewa itu saat Vante mengatakan hal yang meremehkan. Sedangkan Vante, ia hanya diam tidak merasa takut setelah kakaknya kelihatan marah.

"Kau bisa mencaritahu. Aku tidak peduli jika itu manusia ataupun makhluk lain. yang terpenting, sebagai saudara, aku sudah memperingatkanmu. Dan ingat satu hal ini. Vante, Kamu harus menerima bagaimana rupa Wanita itu. aku tidak menyukai jika kamu meremehkan seperti tadi."

Satu detik setelah itu, Vecien membalik badannya dan melangkah pergi meninggalkan Vante. Suara hentakkan sepatu yang menyentuh lantai perlahan meninggalkan Tempat itu. Vante tidak membuang waktu untuk tenggelam dalam perasaan yang tengah ia rasakan sekarang. Ia ingin mencari siapa Wanita menurut Ramalan yang akan menolongnya untuk melawan Diavolos. Ia lalu berdiri dan memanggil Teman yang selalu membantunya, Vante menyiul dan beberapa detik setelah itu serigala bersayap datang menghampiri tuannya. Mata biru menyala dari serigala itu menatap manik mata hijau Vante ." Bawa aku ke hutan.  Briyn, aku ingin ketenagan."

Sebenarnya, Vante bisa saja menggunakan sayapnya untuk pergi kemanapun tanpa Briyn. Ia lebih menyukai kemanapun Bersama Briyn. Jika ia tiba-tiba diserang Briyn akan membantu melawan. Mereka sekarang pergi ke hutan yang sangat jarang dimasuki para dewa sepertinya. Hutan ini termasuk hutan terlarang. Kemungkinan para iblis berada di Kawasan hutan untuk memburu hewan-hewan dan mengambil darah mereka sebagai penambah kekuatan. Vante tidak takut dan memilih melanjutkan keinginannya untuk ke hutan.

"Kau ingin makan. Briyn. Hm." Ucap Vante ke serigala yang Sudha menjadi temannya itu.

"Sepertinya kau ingin makan. Baiklah, aku akan mencari makanan untukmu."  Vante menutup kedua matanya dan mengangkat salah satu tangannya keatas. Dan dengan sekejap mata, muncul cahaya biru dengan perlahan dan keluarlah Panah.

"kau akan makan besar. Bryin...