webnovel

LYORA IS MINE

.Romance @start27juni2021 Lyora tak tau jika pria yang menculiknya merupakan bagian dari masa lalunya. Lyora mengalami kecelakaan yang masih menimbulkan tanda tanya besar bahkan hingga dirinya mengingat kembali semua momen, ia masih tak tau bagaimana ia bisa mengalami kecelakaan besar hingga ingatannya hilang. Disisi lain, Sean dengan sisi gelapnya, pembawaan dinginnya serta kekayaan yang dimilikinya mampu membuat apapun yang ia inginkan akan ia dapatkan. Kecelakaan yang menimpa kekasihnya merupakan hal yang besar, Sean ingin semua hama yang mencoba menjatuhkan mereka ia singkirkan dengan tangannya sendiri. "Bagaimana bisa aku tetap berada disampingmu sedangkan kamu melakukan hal yang sangat mengganggu ku!" -Lyora Axelyn "Lyora Axelyn! Kamu milikku, sekali aku berkata begitu kamu akan selamanya menjadi milikku." -Sean O'Pry

Silvergoals · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
313 Chs

BAB 9 - LYORA IS MINE

"Sean," panggilku sembari menghampirinya.

Pria itu hanya memandang ku sekilas setelah itu kembali fokus pada iPad yang ada di tangannya.

Tak tau kah dirinya aku tengah berusaha menahan mati-matian keinginanku untuk menyentuh otot-otot yang ada di perutnya? Sangat menggoda! Jangan pikir aku gadis polos yang tak memiliki keinginan.

Perlahan, aku mulai merangkak naik ke atas tempat tidur. Memiringkan tubuhku hingga duduk berhadapan langsung dengan tubuh kekar Sean.

"Maafkan aku," lirih ku hampir tak terdengar sembari memilin ujung bajuku. Jarak antara aku dan Sean sangatlah dekat membuat jantungku berdetak kencang. Tak jarang aku berdekatan dengan Sean seperti ini, bahkan seringkali kita lebih dekat dari saat ini, namun tetap saja rasanya sama. Gugup dan sulit mengendalikan detak jantung ku.

"Aku tak tau kau akan cemburu pada ku dan adik sepupu mu itu," sambungku.

Masih tak ada jawaban, apa Sean kurang puas dengan penuturan ku itu?

Aku kembali mendekatkan diri, memeluk tubuh kekarnya dari samping. Beberapa saat aku dapat merasakan tubuh Sean menegang.

"Maafkan aku," kata ku sedikit merengek. Jurus jitu kala aku sudah kehabisan cara.

Sean meletakan IPad di atas nakas.

Oh, ini kah akhirnya?

Cup! Satu kecupan mendarat di keningku, aku mendongakkan kepalaku, menatap pria itu dengan tatapan bertanya, "Kau sudah memaafkan ku!?"

Sean membaringkan tubuhnya hingga aku pun ikut terbaring bersamanya, bersama otot-otot tubuh kekar tentunya.

"Apa yang aku dapat jika aku memaafkan mu, hm?" bisiknya dan sialnya itu terdengar begitu seksi di telingaku.

Aku berfikir sejenak, "Apa mau mu? Kau sudah memiliki segalanya."

"Bagaimana jika ini—

"Akhhhh— Sean!!!!!" pekik ku menepis lengan kekar Sean yang tengah menyentuh miss v ku yang masih terbalut celana.

Sean diam dengan senyum smirk andalannya membuat bulu kuduk ku berdiri, ada apa dengan pria itu?

Aku menatap Sean dengan ganas, "Jangan itu! Yang lain!"

"Bagaimana jika in--

"Akhh— Seanhhh janganhh

Aku terus berusaha melepas remasan lengan kekarnya dari payudara kiri ku, namun apa daya kekuatannya lebih besar hingga aku tak dapat menyingkirkan lengan sialan itu yang terus meremas payudara ku.

Rasanya, nikmat hingga aku lupa diri.

Hanya desahan yang aku keluarkan dan hanya pasrah yang aku tunjukan, gila bukan? Tapi ini nikmat.

"Kau menikmatinya, sayang..." kekehnya.

What the hell!? Aku memang menikmatinya, namun aku malu kala Sean mengatakan hal itu.

Author POV [WARNING 18++!]

Sean— pria itu tampak melepaskan lengannya dari payudara Lyora. Yakinlah, gadis itu merasa kecewa kala Sean mengakhiri gerakan yang membuat sensasi berbeda dalam tubuhnya.

Namun, itu semua tak berlangsung lama, Sean menyingkapkan baju yang Lyora kenakan hingga menampilkan perut rata gadis itu.

Awalnya tak ada hal yang terjadi, hingga jari-jari Sean meraba perut Lyora, menggambar pola-pola abstrak disana membuat sang empu menggeliat di buatnya.

"Sayang, aku ingin mengambil hak ku malam ini juga," ucapnya dengan suara serak dan tatapan penuh gairah.

Jangan tanya bagaimana perasaan Lyora, ia bimbang. Bohong jika dirinya mengatakan tak terangsang oleh pemanasan yang Sean perbuat padanya, namun Lyora harus sadar jika dirinya dan Sean belum memiliki ikatan suami-istri.

Akan tetapi, tetap saja gairah menguasai keduanya hingga dengan tak tau dirinya Lyora mengagguk setuju membuat Sean amat sangat bahagia di buatnya.

Tangan Sean terulur membuka satu persatu kancing baju Lyora dengan gerakan tak sabaran hingga menampilkan sebuah bra berwarna merah yang membungkus dua payudaranya, menyelipkan sebelah tangannya pada tubuh Lyora sembari meraba-raba guna mencari pengait bra yang Lyora kenakan.

Tak!

Berhasil. Tak ingin berbasa-basi lagi, pria itu tampak melempar baju serta bra hingga menampilkan tubuh polos yang begitu menggoda.

Lyora tetap pasrah sesekali mendesah pelan kala jari-jari milik Sean bermain di area payudaranya.

Dengan senang hati, Sean memasukan puting payudara itu ke dalam mulutnya, menghisap dan sesekali memainkan dengan lidahnya.

"Ahhh... Seanhhhhhh..." erangnya menikmati.

Mendengar desahan yang keluar dari bibir gadisnya yang sebentar lagi menyandang status wanita membuat Sean semakin gencar. Sebelah tangannya lagi ia gunakan untuk membuka celana yang masih Lyora pakai. Hanya dengan sekali tarikan saja hingga menyisakan CD dengan warna senada serta bra yang sudah tergeletak naas di lantai.

Tentu Sean tak ingin ada sehelai benang pun yang menghalangi area sensitif gadisnya itu, dengan gerakan lembut, ia menarik CD itu hingga terlepas begitu saja.

Tubuh Lyora, begitu indah!

Pria itu tampak bangkit dari tidurnya, menatap tubuh indah Lyora yang terekspos tanpa sehelai benang pun membuatnya begitu puas.

Lain hal nya dengan Lyora yang tengah menahan rasa malu namun— pasrah.

Membuka boxer yang sudah terasa sesak, hingga sebuah batang dengan ukuran yang tak main-main membuat Lyora menelan ludahnya tak tau diri.

Tentu saja, kali pertama Lyora melihat sesuatu yang begitu besar dan—

Menggairahkan.

Melihat tatapan mempesona yang Lyora berikan membuat Sean sontak kembali menjatuhkan tubuhnya, kali ini bukan payudara, melainkan—

Vaginanya.

"Sayang ini apa?" tanya Sean sembari menekan klitoris gadisnya.

"Ahhhh— Seanhhhhhh jan-- ahhhhh... ahhh, jangannhh main-mainhh," desah Lyora bergerak gelisah karena Sean terus menggoda miliknya, tentu itu nikmat namun rasa ingin lebih terus menerpa keinginannya.

Pria itu bahkan tak menyerah begitu saja, membuka paha Lyora lebar-lebar hingga menampilkan kewanitaan gadisnya yang begitu indah.

Perlahan mulai mendekatkan wajahnya hingga hidung mancung Sean bersentuhan langsung dengan klitorisnya, "Jawab sayang, ini apa."

"Ithhh-- ituhhhh klitorishhhh..." desahnya menggila.

Sean menyunggihkan senyum penuh kemenangan, di masukannya satu jari ke dalam lubang surgawi yang tampak begitu sempit. Bergerak dengan tempo pelan membuat sang empu frustasi di buatnya.

"Seanhhhhhh lebihhhh cepaathhhh," desahnya menuntun lengan kekar Sean agar lebih cepat mengocok miliknya, sial! Mengapa Lyora sangat tak tau malu?

Persetan dengan gengsi!

"Ahhhhh.... iyahhhh yahhh enakhhh Seanhhhh..."

"Yeshhh babehhh enakhhh bangethhhh.."

"Ahhhhh... ahhhh-- Seanhhh aku mau pipihhhhsss."

Mengerti jika Lyora akan segera mencapai puncaknya, segera pria itu menarik jarinya membuat Lyora menatap kesal padanya. Sean menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Lyora, mulai kembali memberi rangsangan dengan menciumi leher jenjang Lyora, mengecup, mencium hingga menggigitnya hingga memberi tanda merah disana.

Jari-jarinya tak tinggal diam, menggoda puting payudara Lyora yang sudah mulai mengeras.

"Sayang, ini akan sedikit sakit. Apa kau siap?" tanya Sean. Lyora dapat melihat keraguan dalam diri Sean, ia tau Sean tak ingin membuatnya kesakitan, namun mau bagaimana lagi? Keduanya sudah diselimuti gairah yang tinggi.

"Aku janji akan bermain dengan lembut," bisiknya.

Lyora dapat merasakan nafas memburu pria nya itu dengan tatapan berkabut menandakan gairah yang besar untuknya.

Tentu saja Lyora tak akan menolak, "Lakukan Sean."