webnovel

BAB 10 - LYORA IS MINE

WARNING!!! AREA 21++

Sean menjentikkan jarinya hingga lampu yang terdapat di kamar mereka mati, tergantikan dengan lampu tidur yang hanya menghasilkan cahaya remang-remang saja.

Cup!

"Aku mencintai mu, sayang..." bisik Sean setelah mengecup bibir Lyora cukup lama.

Sean mulai memposisikan juniornya, melihat ukuran junior pria itu membuat Lyora ragu, tentu saja. Apa itu akan masuk?

"Akkhhhhhhh Seaann!!!! Sa-- sakitt!" bersamaan dengan junior Sean yang masuk dengan perlahan ke dalam liang vaginanya, isak tangis Lyora semakin terdengar jelas di telinganya.

Sembari terus memasukan juniornya perlahan, Sean terus mengecup seluruh wajah Lyora berusaha menenangkan, "Aku tak tau seberapa sakit itu, tapi aku yakin kau bisa menahannya untuk ku, sayang. Kumohon, sedikit lagi."

Lyora menggeleng saat junior besar milik Sean terus memaksa masuk ke dalam lubangnya, "Ini sakit Seann."

Cukup sudah, Sean tampak mempertahankan juniornya yang bahkan masih belum masuk dengan sempurna di lubang surgawi itu.

"Apa itu benar-benar sakit, hm?" tanyanya.

Cup! Cup!

"Jangan menangis, sayang... Kita bisa berhenti, oke?"

Tentu Sean tak akan diam melihat gadisnya kesakitan.

"Tidak!" ucap Lyora spontan.

"... lakukan perlahan Seann." sambungnya.

Senyum penuh kemenangan tercetak jelas di wajah tampan pria itu, kali ini ia tak akan menyia-nyiakan hal itu. Sakit itu akan bertambah lama jika Sean melakukannya dengan perlahan, biarlah sakit sebentar setelah itu mereka bisa menikmatinya, dan—

Jleb!!!

Lyora merasa tubuhnya terbagi dua, sakit! Jelas ini begitu sakit.

Sean menempelkan bibirnya dengan bibir Lyora, memberinya lumatan hanya sekedar pengalihan rasa sakit gadis— ralat, wanitanya.

"Aku belum sempat menggerakkannya tapi kau junior ku sudah merasa sangat nikmat, sayang...." bisik Sean masih dengan hidung yang saling bergesekan.

Setelah beberapa saat, Lyora merasa miliknya mulai terbiasa dengan kehadiran junior milik Sean, dengan malu-malu ia berkata, "Gerakan Sean."

"Sesuai permintaanmu, sayang."

"Ahhhh---- ahhhhhh---- Seanhhhhhh nikmathhhh...." desahnya kala Sean memompa miliknya di dalam lubang surgawi itu dengan tempo lambat. Sudah Sean katakan jika dirinya akan bermain lembut, ia tak ingin menyakiti Lyora pada kali pertamanya ini.

Tangannya tak tinggal diam, meremas dua gundukan yang tampak pas di genggamannya.

"Ahhhhh Sayang kau sangat nikmat," racau Sean ikut mendesah.

"Seanhhhhhh lebih cepathhhhhh..."

"Sesuai keinginan mu sayang."

Jleb! Jleb! Jleb! Jleb!

Sean terus memompa miliknya dengan kasar, ini permintaan Lyora, bagaimana bisa ia menolak?

Lyora semakin meracau, mendesahkan nama Sean sembari terus menggerang nikmat. Permainan Sean kali ini sedikit kasar, bahkan batang keras itu sampai membentur rahim di dalam sana.

"Seannnhhhhhhhh...." desah panjang Lyora bersamaan dengan organisme pertamanya.

Namun, Sean masih belum mencapai orgasmenya, jangan harap dapat beristirahat dengan tenang.

Sepertinya permainan itu akan bertahan hingga menjelang pagi.

***

Pukul 13.00

Lyora membuka matanya perlahan, hal pertama yang ia lihat adalah— wajah tampan Sean. Pria itu begitu tampan, hidung mancung serta rahang tegasnya membuat Lyora selalu merasa beruntung memiliki pria seperti Sean, seluruh wajahnya seolah di pahat dengan begitu sempurna.

Mengingat kejadian semalam, dimana Sean melakukan semua itu padanya hingga berulang-ulang. Pukul delapan pagi mereka baru selesai melakukan hubungan seperti itu, siapa sangka jika Lyora sampai tak sadarkan diri karena permainan Sean yang begitu brutal dan nikmat.

"Apa aku setampan yang kau pikir, sayang?" tanya Sean tanpa membuka matanya.

Sontak Lyora memalingkan wajahnya, tentu saja malu.

Sean tampak membuka kedua matanya, menatap Lyora dengan tatapan penuh kasih sayang dan—

Cuuuuup--- cupp

Suara decakan kala Sean terus memberi lumatan pada Lyora membuat suasana semakin menggairahkan.

Namun tak lama setelah itu, Sean melepaskan ciumannya, "Morning kiss, sayang."

Lyora bergerak gelisah hingga—

"Shit!!" umpat Sean pada keadaan.

Junior Sean masih berada dalam lubang vagina Lyora hingga pada saat Lyora menggerakkan tubuhnya dengan gelisah, junior Sean kembali turn on.

"Sean, kumohon... Aku lelah," rengek Lyora menatap Sean penuh harap.

Sean yang mengerti mengaggukan kepalanya, biarkan saja dirinya yang tersiksa daripada semakin membuat Lyora kelelahan.

Pria itu dengan gerakan perlahan mengeluarkan juniornya dari milik Lyora—

Rasanya

Sulit di jelaskan

"Kenapa junior mu bisa sebesar itu?" tanya Lyora dengan tatapan polosnya.

Sean hanya terkekeh sembari kembali mengecup bibir Lyora berkali-kali.

"Sayang, lihat junior ku ini. Semakin mengeras karena melihat wajah cantik mu," tutur Sean sedikit merengek.

Apa?

Merengek?

Lyora bingung, dirinya tak ingin melakukan hal itu hari ini, kewanitaannya masih terasa sakit dan seluruh tubuhnya berasa remuk.

Namun ia pun tak ingin membuat Sean tersiksa.

Dengan ide jahilnya, Lyora masuk ke dalam selimut, membiarkan Sean menatapnya dengan tatapan bertanya.

Hingga kini, junior milik Sean yang sudah mengeras sempurna itu sudah berada tepat di depannya, hanya ada mereka berdua di dalam selimut. Lyora dan junior milik Sean.

Jari-jarinya terulur menyentuh aset milik Sean dengan gerakan lembut membuat sang pemilik menggerang nikmat.

"Eughhhh sayang...."

"Bolehkah ku masukan kedalam mulut ku?" Pertanyaan itu membuat Sean tersontak namun tak luput dari senyum bahagia yang mengembang di wajah tampannya.

Bahagia? Jelas saja.

Namun darimana Lyora mengetahui hal itu?

Biarkan saja, yang terpenting hasratnya dapat terselesaikan siang ini.

Sedikit ragu, namun Lyora menginginkan hal ini. Ia mulai memasukan junior Sean ke dalam mulutnya, tidak membuat gerakan naik turun, melainkan memilin dengan lidahnya, mengemut bak permen. Tangan kirinya ia gunakan untuk memegang batang besar nan panjang itu selagi ia mengemut ujung aset milik Sean.

Shit!

Cukup sudah, Sean sudah tak tahan dengan hal ini. Ia menyingkap selimut yang menutupi tubuh keduanya, menarik Lyora hingga berbaring di bawahnya.

"Seann ap-- apa-- apa

"Shttt sayang... Ayo kita bermain lebih lembut lagi sebelum mandi," bisik Sean.

Tak ada penolakan, jujur saja Lyora pun menginginkan hal ini—

Lagi.

Hingga terjadilah persatuan antara vagina dan junior milik Sean.

Next chapter