webnovel

LOVE IN TROUBLE

Gabriel Marvel Alexanders, cowok berparas tampan dan menawan. Namun memilik tatapan yang tajam seperti silet. Sikap cuek dan juteknya membuat KAYLA AURELLIA THABITA gemas. Bukan menghindarinya malah semakin lengket. Cewek cantik itu sangat menyukai Gabriel. Namun, perasaan Gabriel tidak pernah berubah. Ia tidak bisa melupakan sosok Gadis kecil yang pernah gagal ia lindungi. Selalu terbayang, berharap Gadis kecil yang ia tunggu, kembali. Saat Kayla mengetahuinya, cewek itu mulai menyerah dan berhenti mengharapkan cinta dari Gabriel. Ketika melihat perubahan sikap Kayla padanya, membuat hati Gabriel merasa kehilangan dan kesepian. Kenapa dengan dirinya? Lalu bagaimana dengan Kayla? Apakah ia akan tetap mengharapkan Gabriel mencintainya? Kepo? Baca dong! Teenfiction, 07 Nov 2020 Copyright @ansgraphic

inak_sintia · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
396 Chs

KASARNYA

- H A P P Y R E A D I N G -

Triiinggg!!!!!

Kayla mencoba mencari-cari alarm yang mengusiknya. Masih pagi ganggu-ganggu, Kayla berusaha membuka matanya. Ia terpelonjat kaget melihat jam sudah pukul setengah 7 siang. Beuh, cewek itu grasah-grusuh hatinya bimbang, mandi atau enggak nih? Kayla berhenti di depan pintu kamar mandi.

"Mandi atau enggak ya?"

"Aah, enggak deh. Nanti malam telat haduuh hari pertama belajar nih."

Kayla memilih untuk tidak mandi pagi ini. Hanya gosok gigi dan cuci muka. Setelah selesai urusan itu, Kayla memakai seragam sekolah kemudian menyemprotkan minyak wangi sampai habis. Hampir satu botol, gimana bauknya tuh. Manteeeeep.

Karena memang tidak ada yang membangunkannya, sarapan pun tidak ada. Bukan hari ini saja tapi memang sudah hampir setiap hari. Kayla jarang sarapan di rumah kecuali kalau menginap di tempat Gabriel. Kayla mendengus sabar, ia menahan amarah ketika melihat seseorang keluar dari kamar mamanya.

Bukan sosok papa, tapi selingkuhan yang sudah sering keluar masuk rumahnya. Kayla memilih keluar dengan buru-buru, kalau menelfon Gabriel pasti tidak akan meresponnya. Sudahlah naik bus saja, seperti biasa Kayla berlari terbirit-birit menuju halte bus. Dengan nafas ngos-ngossan ia mulai mengaturnya. Masih ada waktu 7 menit untuk sampai sekolah.

Beberapa menit kemudian bus pun datang, akhirnya Kayla bisa bernafas lega. Cewek itu duduk di bagian paling depan. Tanpa sengaja ada Rexsa yang ikut duduk di sampingnya. Kayla terkejut, "Eh, kok lo naik bus?" cewek itu bertanya ramah, senyumnya menunjukkan lesung pipi yang indah.

"Lagi pengen naik bus, apalagi ada lo di sini." jawab Rexsa membalas dengan senyuman ramah,

"Yee, gombal."

"Lo wangi banget, sampe nyengat baunya." Rexsa memencet lubang hidungnya, ia kira Kayla cewek bener dan waras. Ternyata emang rada-rada gimana gitu, Rexsa mengurungkan niatnya untuk mendekati Kayla. "Busseeet!!" Rexsa pusing sendiri mencium bau Kayla yang wanginya kebangetan!

Kayla cengar-cengir seakan gadis ceria sedunia. Memperlihatkan gigi putih serta rapih, "Tadi kebanyakan, gue kira kagak nyengat begini."

Kayla tersentak kaget ketika ponselnya berdering, ternyata Elina meneflonnya dengan buru-buru Kayla mengangkat panggilan itu."Apaan?" tanya Kayla dengan suara cemprengnya.

"Buruan, 2 menit lagi masuk woiii!"

"Bentar lagi nyampe."

****

"Heeeehhh!" Kayla mengejutkan Elina yang sedang bermain ponsel. Gadis itu hampir terjatuh dari kursi karena Kayla.

"Eh copot. Kaylaaaaaa, kalau gue jatuh gimana ih," latah Elina sembari terpelonjat kaget,

"Buseeeettt! Pake minyak berapa botol buk? Gileee pengar baunya anjim!" Elina heboh, sorot mata siswa dikelas tertuju pada Kayla. Wangi bangetttt kelasnya. Berkat Kayla.

"Berisik ah, btw belum masuk ya?"

"Pusing gue, deket-deket lo sumpah!"

Elina mendengus malas, kelakuan Kayla ada-ada saja. Pasti gadis itu tidak mandi sudah biasa seperti ini dari esempe. Ketika guru masuk ke dalam kelas untuk memulai pelajaran matematika. Semua murid terpesona dengan kegantengan bapak Cahyo yang mirip sekali dengan personil Exo Park Chanyeol. Beuuh!

"Gwella ganteng bener guru kita!"

"Nggak nyesel gue masuk sekolah SMAN 77 ini. Guru-nya bikin betah!"

"Selamat pagi anak-anak,"

"Pagi kembali bapak.....ganteng,"

"Ganteng banget."

Bapak cahyo hanya meresponnya dengan senyuman manis. Nyengir sedikit, aduh ganteng banget bapak satu ini. Kemudian menyuruh anak muridnya untuk mengeluarkan buku paket. Kayla tidak bisa fokus dengan pelajaran, matanya masih tertuju pada bapak cahyo sembari menopang dagu.

"Kayla, sadar heeeh!"

"Kayla!!!!" bisik Elina sembari mencubit lengan gadis itu, sampai Kayla menoleh dengan tatapan kesal.

"Sakit tauk!" Kayla mengerucutkan bibirnya kesal, cubitan Elina mengenai luka lebam akibat pukulan dari sang ibu waktu itu.

"Sorry, hehe. Lagian lo ngelamun sampe kayak gitu."

"Gue mana bisa fokus sama bapak ganteng itu. Yakwa,"

"Syuttt, kita bahas pas istirahat aja." sahut Azura dari meja belakang, keduanya pun mengangguk lalu fokus pada materi hari ini.

****

Gabriel melewati kelas Kayla saat menuju ke kantin. Tentu gadis itu mengetahuinya, Kayla langsung keluar mengejar Gabriel. Tidak peduli dengan perjanjian awal kalau mereka tidak boleh saling mengenal di sekolah. Ketika Kayla akan meraih pergelangan tangan Gabriel. Tanpa di duga kakinya tersandung akhirnya Kayla jatuh di pelukan seseorang. Hiyaaaa...

Dengan kokoh cowok itu menahan Kayla yang akan jatuh akibat tersandung. Siapa dia? Kayla menatap wajah tampan itu beberapa detik sedekat ini. Kayla sadar, ini bukan Gabriel melainkan orang lain.

"Ekhem," dekheman seseorang membuat Kayla buru-buru bangkit dan berdiri. Wajahnya seakan merasa bersalah pada Gabriel. Cowok itu tidak berekspressi sama sekali, namun tatapan tajam mengarah pada Haru. Haru yang menolong Kayla barusan.

"Gabriel, jangan salah paham. Ini nggak sengaja kok. Maaf ya, maaf banget." ujar Kayla sembari meraih tangan Gabriel, para murid yang melihatnya pun terkejut.

Gabriel? Punya pacar?

"Apaan sih, emangnya kita punya hubungan? Pake minta maaf segala." Gabriel mengucapkannya santai tanpa beban, padahal ia jengkel melihat pemandangan barusan.

"Kok lo ngomong gitu?" Kayla nampak tidak bersemangat, jadi Gabriel marah? "Lo marah, maaf ini nggak sengaja."

Gabriel menarik pergelangan tangan Kayla dengan kasar. Seolah menyeret gadis itu ke sesuatu tempat. Iya, Gabriel membawa Kayla ke ruang labolatorium yang sedang sepi. Tatapan itu semakin tajam menujukkan amarah Gabriel. Cowok itu memojokkan Kayla sampai ke pojok dinding. Kemudian tangannya menonjok dinding dengan keras.

Dum!!!

Kayla memejamkan matanya, jantungnya sudah berdebar-debar tidak normal.

"Udah gue bilang, jangan deketin gue pas lagi disekolah!" Gabriel mengatakannya dengan plototan mata yang sempurna. Orang ganteng marah, ya tetep aja ganteng! Bola mata Kayla menatap tajamnya netra pekat itu. Seakan tidak peduli betapa bencinya Gabriel pada dirinya.

"Kenapa sih, lagian mereka juga tau kok. Kita pulang juga sering bareng Gabriel!"

"Susah ya ngomong sama orang sakit,"

"Gue nggak sakit, tuh!"

"Sakit jiwa, tau nggak!" cetusnya sinis, kemudian kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celana. Gabriel mendengus kasar, tidak mungkin ia harus bermain kasar dengan melayangkan satu pukulan untuk Kayla. Gabriel memilih untuk pergi meninggalkan gadis itu.

Kayla menatap punggung cowok itu semakin menjauh. Menghembuskan nafasnya panjang, sabar Kayla sabar. Kayla memukul-mukul dadanya agar kuat. Senyum miris pada bibirnya terukir sempurna. "Semangat kayla!"

****

Haru mengingat gadis cantik yang tak sengaja ia tolong. Pikirannya tertuju pada cewek itu, Haru semakin penasaran siapa namanya terus kelas berapa. Ia tersenyum renyah, pada dasarnya Haru tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Banyak sekali para cewek yang ngefans dan mengaguminya. Tapi ia tidak pernah menggubris mereka. Malah saat bertemu Kayla ia langsung kepikiran.

"Btw, lo tadi nolongin siapa?"

"Terus pacarnya kayak nggak suka gitu, liat lo nolongin dia?"

"Heh, lo ngomongin apaan sih?" sarkas Haru pura-pura tidak mengerti dengan perkataan kedua temannya. Ia kenal Gabriel, cowok Most Wanted yang terkenal jutek dan pinter main basket.

Apa hubungannya dengan cewek itu? Apa mereka pacaran? Gabriel terlihat kasar saat menarik pergelangan gadis itu.