📞"kakak, aku lagi menuju kesana" ucapnya pelan.
📞"baik, segeralah" balsanya.
tidak lama, shyaya tiba di restoran dekat kantor shevan, memasuki restoran menuju meja yang telah diberitahukan Steven.
"kakak" panggil shyaya dari belakang.
"duduk".
shyaya sedikit cangguh melihat kakaknya yang super dingin ini, "apa masih ada yang mau ditunggu" guman shyaya dalam hati melihat ekspresi wajah stevan yang melirik arah pintu masuk.
"masih ada yang ditunggu yaa ka" melihat tingkah kakaknya melirik pintu masuk.
"ada, shevan" ntah kenapa gadis ini tidak ngajak shevan makan sama guman stevan.
"ohhk". tidak ingin bicara atau pun membahas tentang Shevan lagi shyaya hanya diam dan memainkan tangannya di atas meja.
"siang ka" ucap shevan dari arah belakang Stevan.
"duduk disamping shyaya"ucapnya dingin.
shevan hanya menghela nafas panjang melirik shyaya sebentar.
pelayan restoran segera memberi daftar menu, satu persatu dicatat apaapa saja yang dipesan oleh mereka, setelah semua selesai pelayan bergegas pergi untuk menyiapkan makanan yang di pilih tamu.
melihat mereka berdua stevan hanya bergeleng kepala melihat tingkah laku anak-anak yang di hadapannya, satu yang muka sinis satunya lagi yang melotot kearah lawan.
"apa kamu telah bekerja di perusahaan shevan" ucapnya untuk menghentikan tatapan shyaya.
"bukankah kakak yang tidak mengijinkan aku bekerja?" ucap shyaya sebal.
"bukankah aku bilang kerja di perusahaan shevan" gumam heran melihat tingkah laku shyaya.
shyaya tertawa kecil melirik arah shevan dengan tatapan jijik "aku tidak tertarik bekerja di perusahaan shevan ka" memutar bolah matanya tampak jelas tidak setuju tawaran kakaknya.
"siapa mau menerima karyawan sepertimu di kantorku" balasnya shevan licik, jelas dia tidak ingin melihat muka shyaya disepanjang hari malah membuat dia tidak betah berlama-lama dikantornya.
lagian shevan telah meraih perhargaan yang membuat perusahaannya masuk dalam daftar terkuat di dunia, dengan tingkah AQ dan cintanya dalam kerja membuat shevan tidak memikirkan wanita.
saat shyaya pulang ke kota lane shevan telah meraih perusahaan besar di Korea Selatan dengan mengambil alih dari perusahaan tersebut, tidak ada yang lebih penting dibenaknya selain kerja kerja kerja.
"aku juga tidak ingin bekerja di perusahaanmu, jangan terlalu berharap!" ucap shyaya dengan lantang.
melihat tingkah laku mereka seperti Tom & Jerry Steven menggeleng kepala, merasa lucu saat melihat ekspresi wajah shyaya dan shevan yang aduh mulut, "dasar bocah" batin stevan.
"dah siap ngocehnya?" potong steven menghentikan pembicaraan mereka yang tidak masuk akal.
tidak ada yang jawab mereka hanya melirik sama lain, "awas aja kau shevan" batin shyaya.
"shyaya, kamu harus bekerja di perusahaan shevan kalau kamu mau" menarik nafas panjang "tapi kalau tidak bekerja di perusahaan shevan maka kamu tidak usah bekerja di perusahaan lain"
"kakak kamu terlalu banyak becanda hari ini, aku tidak mungkin tidak bekerja, menggapai karir yang aku mimpikan hal yang paling aku tunggu!" ucap shyaya dalam-dalam.
"bekerja diperusahaan shevan" balsanya serius
"aku bekerja sama kakak aja" Steven melotot arah shyaya dingin, tidak ingin membuat masalah ini makin rumit bahkan buat kakaknya marah shyaya menyetujui perintah Stevan.
"baik ka" gumanya lemah. "kalau saja ada jela untuk tidak bertemu dengan siluman ular ini akan aku pastikan tidak akan pernah melihatnya lagi" guman shyaya dalam hati.
"liat aja apa yang aku lakukan gadis setan" batin shevan.
"berikan dia pekerjaan yang layak" ucap Stevan dingin kepada shevan.
"ka, aku tidak mungkin memberikan dia pekerjaan diluar kemampuannya" sama halnya akan diberikan dia bekerja yang sangat berat setiap harinya.
shyaya melotot dan sedikit mengulang dipikirannya kata kata yang barusan diucap shevan, "dia pikir siapa aku, kemampuanku jauh dari apa yang kamu tau siluman ular" batin shyaya yang sadari tadi melotot kearah shevan.
tidak berapa lama suasana hening, pelayan restoran pun menghidangkan makanan diatas meja, "selamat menikmati tuan nona" ucap salah satu pelayan restoran.
selama makan semua hening selain suara garpu
dan sendok yang beradu domba, tidak ada yang bicara sama sekali, shyaya merasa bosan dengan setuasi itu, tidak tahan dengan kediaman mereka shyaya menarik napas panjang.
***
setiba di kantor shevan menuju ruangannya, memeriksa dokumen dokumen yang menumpuk dimejanya.
"tok tok tok"
"masuk" ucap dari dalam yang tidak menoleh arah suara.
berlahan pintu dibuka "pak CEO ada yang ingin bertemu dengan anda" ucap sekertaris tersebut.
tidak menunggu lama shyaya langsung masuk tampa meminta persetujuan dari sekertaris itu.
"apa aku cuma diam disini?" guman shyaya yang tidak melakukan apa-apa sadari tadi.
shevan terkejut dengan suara shyaya yang lantang kepadanya, "kamu bisa keluar sekarang" ucap shevan ke sekertarisnya.
" baik pak, undur diri" ucapnya menunduk.
"apa kamu pikir aku tidak bisa melakukan apa-apa disini?" mendengar ucapan shyaya yang sedikit memikat hati tapi shevan malah merasa jijik dengan situasi ini " haruskah aku akan memberitau mu apa yang ingin kamu kerjakan" balasnya dingin.
"tentu"
"kamu mau diposisi apa?" yang penting dia tidak akan betah di perusahaan ini batin shevan.
"disain" ucap shyaya
"kamu tidak ada keterampilan, gimana bisa kamu mau duduk diposisi itu" memutar bola matanya itu tidak akan terjadi.
"apa kamu meremehkan kemampuanku"
"tidak salah lagi" guman shevan yang puas membakar amarah shyaya.
"apa maumu" tidak ingin berlama-lama di depan pria itu shyaya menggepal tangannya yang sadari tadi ingin memberi pelajaran kepada shevan.
"kamu jadi sekertaris ku" shevan udah lama ingin mengganti sekertarisnya tapi belum pernah dapat yang bisa diandalkan, dia pikir bahwa shyaya akan membuat dia sedikit tenang menghadapi tantangan perusahaan lain maka itu dia mengiakan perintah kakaknya. sedikit membuat shyaya sulit tidak akan masalah bukan.
tidak pikir panjang shyaya menolak jika dia akan jadi sekertaris shevan maka setiap saat akan bertemu, hal yang paling dihindarinya adalah shevan siluman genduruo mana mungkin dia jadi sekertaris shevan.
tidak ada pilihan dari itu shyaya harus mengikuti perintah kakaknya yang dari tadi bilang akan jadi sekertaris shevan.
"baiklah" ucapnya pelan
"oke, mulai sekarang kamu bisa bekerja untuk saya" senyum licik yang membuat shyaya was was akan perintah atasannya.
setelah semua sudah berganti, shyaya duduk di kursinya dan membaca semua artikel perusahaan, dokumen dokumen yang kerjain oleh sekertaris lama segera dia perbaiki suara tik tak tik tok dari suara keyboard komputer yang sedikit nyaring di telinga shyaya.
"dari sini aku memulai karirku dan liat aja apa yang aku lakukan di perusahaan ini" gumam shyaya senyum tidak memiliki usaha untuk mendapatkan pekerjaan itu tapi nasib shyaya berubah sejak dia pertama kali menginjakkan kaki di perusahaan LI GROUP semua karyawan harus menunjukkan skill terlebih dahulu untuk mendapatkan posisi mereka yang sekarang tapi shyaya hanya mengikuti perintah shevan telah mendapatkan posisi setinggi ini.