webnovel

little Miss wife

SHEVAN MAJUNDA seorang CEO dari salah satu perusahaan terbesar di kota lane, sikap dingin dan tidak peduli terhadap para wanita yang mendekatinya. laki-laki berprinsip kuat dalam hidup dan mempertahankannya cintanya. hari sudah pagi itu terlihat dari lebarnya senyum dari sang matahari menyapa seluruh makhluk hidup ciptaan Tuhan. cuit...cuit...cuit suara burung yang bersenandung riang menandakan pergantian gelap dan terang. seperti janji sang matahari dia akan kembali bagi kamu yang merindukan sosok cahaya yang menyinari hidupmu kata-kata yang bagus bukan. shyaya baru saja bagun dari tidurnya wajah imutnya terlihat cantik diterpa sinar matahari yang menembus dari jendela kaca "ahk...silau sekali" dia kembali menarik selimut dan menutupi wajah imutnya itu melihat tingkah laku shyaya seperti bayi shevan mulai geram melihatnya. "shyaya apa kamu tetap tidur atau aku yang memaksa kamu bangun" gumanya shevan kesal "lima menit lagi aku bangun" jawabnya malas "okey, kamu yang memaksaku" "BRUKK" "ahk...sakit" shyaya menatap shevan "kamu pikir aku ini kambing yang seenaknya saja dilempar" "jauh dari kata itu" jawab shevan dingin "kauu.."

Vicloss_ty · Urban
Not enough ratings
16 Chs

CIUMAN PERTAMA

merasa bosan dengan situasi dikantor shevan, Shyaya mulai menyusuri ruang megah tersebut dengan sedikit hati-hati tidak ingin shevan terganggu Shyaya mulai mengamati indahnya kota lane yang buat hati tenang dan nyaman berlama didalam sana.

shevan melirik shyaya dari tempat duduk kebanggaannya sedikit menyelidik gerak gerik shyaya yang telah melayang.

shyaya yang mulai merasa ada yang memperhatikan dia sedikit menunduk dan tajam shyaya menoleh dan mata mereka bertemu tidak sadar shevan hanya memperhatikan sudut pipi shyaya yang mulai memerah.

"kamu liat apa" tanyanya dengan sedikit penasaran.

shevan tidak menjawab pertanyaan shyaya dia malah berdiri dan mendekat kearah shyaya, shyaya yang mulai takut dengan wajah dingin itu dia segera mundur berlahan dan tidak ingin mengedipkan mata karna dia tau satu kali aja dia mengedipkan mata akan ada sesuatu terjadi.

"apa yang kamu lakukan" gumannya shyaya yang sedikit lantang. shevan hanya diam memperhatikan wajah polos itu.

shevan berhenti didepan shyaya yang tinggal 5 senti lagi dah memajukan wajahnya kearah shyaya yang berlahan semakin dekat, shyaya tidak tahan ada didekat shevan dia ingin memberikan pelajaran pada shevan karena telah membuat dia jantungan.

shyaya menutup mata dia tidak ingin melihat shevan lebih dekat lagi dengannya, melihat shyaya tutup mata shevan bergumam ditelinganya "kamu pikir bisa lepas dari aku gadis setan" ucapanya dengan dingin dan sedikit menyedihkan.

shyaya mulai melotot dan melihat wajah shevan lebih jelas, sedikit jangkung dia mengatakan kata penas "tidak akan, aku tidak pernah takut denganmu siluman ular" sesudah mengucapkan itu shyaya mendorong dada bidang shevan dari hadapannya dan sedikit picik dia menginjak tali sepatu mewah itu. "bruukk" shevan jatuh dibawah kaki shyaya.

"haha, kalo kamu minta maaf tidak gini juga shevan" gumanya shyaya dengan terbahak-bahak.

shevan tidak terima apa yang dilakukan wanita itu, ini baru pertama kali dia diperlakukan gadis seperti ini, biasanya para perempuan terpanah dengan wajah Shevan yang tampan itu tapi sekarang dia malah dijatuhkan oleh seorang gadis kecil yang tidak tau malu.

shevan berdiri dan melangkah arah shyaya yang terbahak-bahak melihat tingkah laku gadis itu dia mulai marah dan ingin sekali dia menendang gadis itu dengan langkah berat dia sampai di depan shyaya dan mendorongnya ke dinding, melototi wajah shyaya yang polos dengan panca indera yang emosional.

shyaya belum sempat melaku menolak dia malah terjepit diantara lengan panjang shevan, dengan wajah gugup dan panik apa yang ingin shevan lakukan padanya, shevan mendekatkan wajahnya kearah shyaya tepat shyaya mulai takut dia menggigit bibir bawahnya yang mungil tampa sadar bibir mereka telah bertemu shyaya yang masih mengingat bibir bawahnya berlahan melepasnya dan disambut baik oleh shevan.

shyaya tidak tau melakukan apa dia hanya merasakan lembutnya ciuman shevan di bibirnya yang sedikit dingin itu telah memasuki mulut shyaya, merasakan detak jantung mereka mulai kencang shevan mulai menatap wajah mungil yang mulai memerah sepertinya shyaya lula bernapas.

"bernapas shyaya" ucap shevan dengan datar. shyaya mulai sadar dan segera menghirup udara sekitarnya, melihat tingkah laku shyaya, dia malah terlihat lucu yang lupa bernapas hanya dengan ciuman mereka setelah beberapa shyaya menghirup udara shevan melanjutkan ciuman dengan kasar dia ingin memberikan pelajaran terhadap gadis setan itu, shyaya mulai risih dan tidak nyaman dia juga merasa sakit dengan ciuman mereka, shyaya mendorong dada shevan dan memukulnya tapi sayang tenaga shyaya tidak sebanding dengan dia, shyaya yang mulai sakit dan meneteskan air mata dia tidak bisa mendorong shevan menjauh.

rasa sakit yang dialaminya dia hanya melihat apa yang dilakukan shevan tampa memberontak, shevan melirik shyaya yang sedikit pucat tiba-tiba shyaya jatuh dipeluk shevan.

shevan terkejut melepaskan ciumannya dia melihat wajah shyaya pucat kertas. makanya jangan terlalu nafsu yaa guys.

shevan membaringkan tubuh mungil itu keatas sofa kulit asli, "shyaya bagun" ucapnya pelan dengan memukul pelan pipinya.

setelah beberapa menit shyaya sadar dan membuka berlahan mata indah itu. melirik kearah samping shyaya melihat sosok tinggi yang terduduk dilantai.

shyaya bangun dan duduk di sofa "kamu ngapain disini" ucapnya cemas.

"apa kamu haus, minum dulu" ucapnya dengan datar.

shyaya emang dari tadi hausnya shevan aja yang tidak peka. shyaya meminum air putih yang di berikan shevan habis dengan 3 kali tegupan.

shevan merasa lega dan menghembuskan napas panjang.

"maaf" ucap shevan dengan dingin.

"..."

tidak ada jawaban dari shyaya, dia mulai bangkit dan keluar dari kantor untuk rapat, sedikit telat tidak masalah pagi Shevan.

shyaya masih diam ditempatnya dia melihat punggung shevan dengan jijik.

"hanya maaf" gumanya dengan marah.

***

shevan yang memulai rapat dengan wajah dingin semua karyawan yang ada disana tidak ada satu pun yang bersuara, mereka tidak ingin membuat CEO marah, maka itu mereka hanya mengerjakan apa yang diperintahkan.

satu jam telah berlalu, rapat telah selesai karyawan yang disana mulai keluar satu persatu dari ruang rapat begitu juga dengan shevan.

shyaya yang lagi asyik diruangan mewah itu dia menerima pesan dari Stevan, segera dia membuka apa isi pesan singka itu.

📱"nanti siang jam makan datang ke restoran terdekat"

📱"baik ka" balasnya singkat, dia tidak ingin buat marah lagi kepada kakaknya itu.

tidak menunggu lama shevan tiba diruangan dengan sekertarisnya. shyaya terbelalak melihat wanita cantik itu dengan kulih putih, ramput sebahu dan sedikit sexi membuat shyaya menelan ludah susah payah.

"pak CEO, anda memiliki jadwal makan siang dengan derektur tiong wan dari New York" ucapnya dengan sedikit menunduk tampak terlihat belahan dada sekertaris tersebut.

melihat wajah sekertaris itu shyaya mau muntah dan sedikit geli " sayang sekali wajah cantik begitu tapi tampak pengoda" gumanya dalam hati.

sekertaris itu tampa sadar melirik sekitar dan melotot kearah shyaya yang sedang berbaring di sofa. "siapa dia, berani sekali berbaring di ruangan pak boss" batinya dengan marah.

shyaya balik melirik kearah shyaya dengan santai shyaya memuji sekertaris tersebut dengan jari jempolnya dan menampakkan luba hidungnya, sedikit lucu shyaya tertawa pelan kearahnya. "siapa suruh liatin aku kayak gitu" ucapnya pelan.

sekertaris yang mulai marah melihat tingkah gadis itu seenaknya dia tidak sungkan bertanya kepada boss besarnya "ehh, maaf boss itu siapa yaa" ucapnya pelan dan sangat hati-hati.

shevan tidak menjawab malah dia menyuruh sekertaris itu keluar dari ruangannya, sedikit kesal dengan tangkapan bossnya dia melirik arah gadis itu melototi kearah dengan tajam.

melihat sekertaris itu kesal dia malah tertawa terbahak-bahak dengan pelan, tapi shevan masih bisa mendengar suara itu dengan jelas dan melirik shyaya yang tertawa menutup mulutnya.

"ehem, kenapa kamu masih disini" ucap shevan ke sekertarisnya.

"ehh-saya permisi dulu pak" ucapnya dengan lembut. melihat tingkah laku sekertaris itu shyaya terkekeh lagi dia tidak tahan melihat adegan ini, yang tidak pernah tayang di tv sekalipun.

melihat sekertaris itu pergi, shevan menatap tajam arah shyaya "kamu ngapain disini lagi" ucapnya dengan dingin.

"kenapa kamu malah marah samaku, justru aku yang marah apa yang kamu lakukan terhadapku brengsek"

"apa kamu bilang" balasannya dengan menyediakan.

shyaya yang tadinya sangat marah sekarang malah guram dia menatap balik kearah shevan dengan panik baru ini wajah dingin itu semarah ini. "kakak ingin datang" ucapnya dengan datar, dia tidak ingin membalas apa yang dilakukan shevan kalo iyaa nanti mungkin bukan ciuman aja yang dia dapatkan.

"..."