webnovel

Laluna

kehidupan bahagia bersama keluarga tidak seperti yang ia harapkan, semuanya berubah dalam satu malam. Eden Georgia Ludwig dijadikan persembahan untuk dewa, dikirim ke neraka dunia demi menyelamatkan kotanya. tak disangka ia berhasil diselamatkan oleh tiga orang yang memanggilnya "nona". hidup sebagai perempuan normal hal ini lah yang menjadi keinginan besar Eden setelah berhasil selamat di dunia asing tersebut namun ia malah harus terjerat dengan ikatan pernikahan seorang tirani kejam dan harus melaksanakan misi besar di masa depan

msrully · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
93 Chs

Bangsawan Angkuh

"apakah ada hal lain yang anda butuhkan?"

tanya Lloyd dengan sopan pada Cecilia

"ahh tidak ada tuan"

"panggil saya pendeta seperti yang lain"

jawab Lloyd sedikit canggung

"ahahahaha baik pendeta Lloyd"

ucap Cecilia yang juga canggung menjawab permintaan Lloyd.

"semoga nona Eden bisa menyelesaikan pendidikan dengan baik"

gumam Cecilia mengkhawatirkan keadaan Eden

"tentu saja, nona Eden pasti dapat melalui semuanya mengingat banyak hal menyakitkan pernah ia alami sebelumnya"

imbuh Lloyd mencoba menenangkan rasa khawatir Cecilia.

Lloyd pun kemudian pamit pada Cecilia untuk mengurus hal-hal lain dalam kuil suci.

setelah sampai di ruang kerja utama, Lloyd mendapati pendeta lain yang sedang sibuk dan kelabakan karena seseorang.

Lloyd pun mendekat mencoba memeriksa situasi apa yang membuat mereka seperti itu, ia pun terkejut melihat sebuah laporan yang menyebutkan bahwa kuil suci akan kedatangan seorang bangsawan kelas atas dari the great Aztec.

sebenarnya sudah lama kuil suci tak dikunjungi oleh bangsawan Aztec karena Sri Isaac Xavier memiliki alasan tersendiri untuk tidak menerima siapapun yang berasal dari Aztec.

kali ini Lloyd begitu terkejut karena si bangsawan dengan mudahnya di terima oleh kuil suci, ia lalu teringat dengan beberapa pendeta yang di angkat karena koneksi.

bila dibiarkan saja tentu akan membuat Sri Isaac Xavier marah, karena surat tersebut tanpa persetujuan darinya.

untuk itu Lloyd pun bergegas menemui tetua dan mencoba meminta penjelasan.

'braaakkkkk'

"pendeta Carlos anda tidak bisa berbuat seenaknya seperti ini! ini melanggar aturan!"

ucap Lloyd marah pada seorang tetua yang memberi izin tanpa sepengetahuan Sri Isaac Xavier

"sudahlah, biarkan saja, meskipun ku letakkan di atas meja kerja Sri Isaac Xavier beliau tak akan memeriksanya, lagi pula tak ada rugi nya bagi kita menerima seseorang dari The Great Aztec"

ucap pendeta Carlos sambil sedikit mengorek lubang telinga menggunakan jari kelingking dan menghindari kontak mata dengan Lloyd.

"apakah anda tahu kejahatan apa yang sudah ia perbuat? bahkan saat ini ia sudah menjadi tahanan negara"

imbuh Lloyd kembali tak terima dengan pembelaan pendeta Carlos

"sesungguhnya semua manusia terlihat sama di mata Tuhan, kalau dia ingin bertobat kita sebagai pendeta tak boleh menolaknya terlepas seberat apapun kejahatan yang ia lakukan di masa lalu..

imbuh pendeta Carlos yang bersikukuh membela si bangsawan.

Lloyd terdiam tak menjawab.

"lagu pula Sri Isaac Xavier juga menerima seseorang yang berasal dari Aztec, jadi apa bedanya jika kuil menerima seorang bangsawan lain yang juga berasal dari Aztec. aku yakin Sri Isaac Xavier tak akan mempermasalahkan hal ini, kau saja yang berlebihan Lloyd"

ucapnya seolah meremehkan peran dan posisi Lloyd sebagai asisten Sri Isaac Xavier.

bahkan beberapa orang yang berada di ruangan yang sama saat itu saling berbisik-bisik seolah merendahkan Lloyd.

"kesatria terpilih, bangsawan yang anda izinkan masuk ke kuil adalah orang yang berusaha membunuh kesatria terpilih"

sontak ucapan Lloyd membuat semua orang yang berada di ruangan terkejut.

Lloyd kemudian menyeringai, iapun kembali berbicara,

"Dengan begini anda pasti tahu apa yang akan di lakukan oleh Sri Isaac Xavier terhadap bangsawan tersebut"

kemudian berlalu dan pergi begitu saja yang diiringi dengan kegaduhan dalam ruangan kala itu.

'braaakkkkk'

'sial bangsawan Thompson telah menipu ku'

ucap pendeta Carlos dalam hati, perasaan kesal yang bercampur aduk dengan perasaan takut akan kemarahan Sri Isaac Xavier.

"bagaimana ini, kita tak bisa membiarkan bangsawan itu datang"

ucap pendeta yang lain kebingungan.

"anda tahu resikonya jika mengizinkan bangsawan tersebut masuk pendeta? ini akan memperburuk citra dari kuil suci"

"lalu jika yang dikatakan pendeta Lloyd benar bahwa si bangsawan mencoba mencelakai kesatria Terpilih maka dosa yang ia lakukan sama besarnya dengan yang dilakukan oleh.."

"diamlah! jangan sampai hal ini terdengar di telinga tetua lain!"

ucap Carlos yang semakin dipusingkan dengan kekhawatiran dan pendapat tak karuan yang keluar dari pendeta disekitarnya.

setelah keluar ruangan, Lloyd pun bergegas untuk mencari Sri Isaac Xavier, ia ingin memberitahukan berita tersebut dengan cara nya sendiri agar Sri Isaac Xavier tak marah besar.

sebenarnya yang membuat Lloyd begitu gelisah adalah karena si bangsawan akan tiba pada hari ini juga menggunakan gate.

ia sangat kesal karena beberapa bangsawan menggunakan koneksi untuk masuk kuil suci dengan mudah seolah kuil suci adalah tempat pelarian bagi para pendosa untuk memperbaiki citra mereka yang telah rusak.

* * *

"haahhhhhh"

helaan nafas panjang keluar dari mulut Eden sembari duduk dan bersandar pada pada batang pohon di dekat kuil suci.

siang itu Eden baru menyelesaikan kelas keduanya mengenai pendidikan keagamaan untuk kaum bangsawan, ia tak menyangka bahwa ilmu teologi yang di ajarkan begitu sulit di mengerti.

angin sepoi-sepoi menghembuskan rambut merah panjang Eden, ia kemudian merapihkan ya agar tak kusut terbawa angin.

matanya tertuju pada Sri Isaac Xavier yang berdiri di seberang kolam, ia terlihat sedang memberi makan burung yang berada disekitarnya.

Eden pun beranjak dari tempat duduknya, ia berjalan mendekati Sri Isaac Xavier karena penasaran dengan apa yang ia lakukan.

belum sempat mendekat, langkahnya tiba-tiba terhenti karena melihat dua ekor srigala yang berlari mendekati Sri Isaac Xavier, semakin lama semakin dipahami srigala tersebut tidak lain adalah white dan blue.

dia ekor srigala yang pernah menolong Eden saat masa-masa kritisnya di hutan secret, yang membuat Eden semakin terkejut adalah kedua srigala tersebut begitu penurut dihadapan Sri Isaac Xavier, keduanya terlihat begitu nyaman di dekatnya dan bahkan terduduk dihadapan Sri Isaac Xavier.

Eden buru-buru mendekati Sri Isaac Xavier untuk memastikan apakah benar kedua srigala tersebut adalah white dan blue, sesampainya di sana blue langsung mendekati Eden, sesekali ia menjilat pada Eden seperti seekor anjing kecil yang bertemu dengan majikannya.

hal itu tentu saja membuat Sri Isaac Xavier terkejut dan melihat ke arah Eden.

"bagaimana bisa dia bersikap seperti itu pada mu"

ucap Sri Isaac Xavier seolah cemburu dengan interaksi antara blue dan Eden.

Eden tak menjawab dan masih asik memeluk sambil mengelus-elus blue dengan lembut.

karena merasa di acuhkan Sri Isaac Xavier pun kembali bertanya,

"apakah kalian pernah bertemu sebelumnya?"

"iya, dia lah yang menolong hamba saat sedang sekarat di hutan secret, jadi apakah blue adalah hewan peliharaan anda Sri?"

tanya Eden sambil terus mengelus-elus blue dengan lembut.

"bukan, dia merupakan bagian dari kelompok salah satu srigala yang ku kenal, kami memiliki hubungan yang cukup rumit"

jawab Sri Isaac Xavier yang kemudian berhenti memberi makan burung dan memilih untuk mendekati Eden yang diikuti dengan white yang juga mendekati Eden.

"apakah srigala yang anda maksud adalah yang bisa berbicara?"

tanya Eden kemudian melihat ke arah Sri Isaac Xavier

"kau juga bisa mengerti bahasa mereka?"

ucap Sri Isaac Xavier terkejut

"hamba sebenarnya tidak mengerti tetapi salah seorang teman hamba juga mengenal srigala yang anda maksud, saat sedang menjalani pelarian hamba bertemu dengannya dan teman hambalah yang mengenalkannya"

"tunggu dulu, ini sedikit rumit.."

"hamba yakin sejarah yang hidup di abad ini mengerti dengan cerita hamba"

ucap Eden ketus karena Sri Isaac Xavier tidak memahami ceritanya.

"apa kau menghina seorang pendeta agung seperti ku"

ucap Sri Isaac Xavier kesal dengan Eden

"ya terserah anda Sri, hamba yakin anda mengerti maksud hamba"

melihat perdebatan keduanya membuat blue dan white yang sedang menyaksikan pun menjadi tak enak hati dengan suasana kala itu, karena mereka merupakan srigala jenis langka jadi keduanya mengerti percakapan manusia.

'ktak.. ktak.. ktak'

suara langkah kaki kuda yang sedang berjalan, pada awalnya suara terdengar sayup sayup namun lama kelamaan suaranya terdengar semakin keras dan seolah bergerombol.

mendengar hal tersebut membuat Sri Isaac Xavier dan Eden menoleh ke arah kanan tempat sumber suara berasal yaitu dari arah gate kuil suci.

benar saja, gerombolan tentara yang sedang berjalan mengawal sebuah kereta, dari luar kereta tersebut terlihat begitu mewah sehingga membuat siapapun bisa menebak bahwa yang berada di dalam adalah seorang bangsawan angkuh.

angkuh karena ia tak menanggalkan atribut kebangsawanan nya saat memasuki kuil suci.

Sri Isaac Xavier merasa tak senang karena taman kuil suci di lewati oleh rombongan tanpa seizin nya, bahkan dengan sembarangan menggunakan gate kuil suci dengan jumlah orang yang melebihi batas kapasitas.

bahkan seharusnya bila menggunakan gate maka mereka harus berhenti di batas suci dimana hanya yang berkepentingan yang masuk dengan membawa beberapa barang penting seperti baju dan bukannya membawa seluruh rombongan beserta kereta dan juga kudanya.

Sri Isaac Xavier mengerutkan alisnya, tak lama kemudian membuat angin yang tadinya berhembus pelan kini berhembus dengan kencang hingga membuat porak poranda sekitarnya, terutama para rombongan tersebut.

angin tak hanya mengoyakkan dedaunan saja malahan berhasil membuat para rombongan melayang kembali ke arah gate tepat pada batas suci.

melihat hal tersebut Eden terkejut dengan kemampuan Sri Isaac Xavier yang berbeda jauh dari orang biasa.

matanya terbelalak, antara terkejut dan takut dengan kekuatan maha dahsyat itu yang sontak mengingatkan Eden pada ucapan Lloyd mengenai kekuatan yang sengaja di segel dalam tubuh Sri Isaac Xavier selama beratus-ratus tahun.

Sri Isaac Xavier kemudian berjalan menuju gate kuil suci untuk menghampiri rombongan, ia bermaksud memberi sedikit hukuman tambahan.

merasa Sri Isaac Xavier akan melakukan sesuatu hal yang buruk maka Eden pun mengikuti nya dari belakang, begitupun blue dan white yang ikut berjalan bersama Eden.

sesampainya di gate kuil suci, pemandangan tak menyenangkan terlihat.

seorang wanita bangsawan dengan angkuh memarahi semua bawahannya karena tak bisa bertahan dari hembusan angin dan malah membuat kereta dan barang-barangnya rusak.

hal itu tentu saja membuat Sri Isaac Xavier semakin tak senang dengan perangai si bangsawan.

Eden yang ikut menyaksikan pun juga menjadi tak senang dengan kesombongan si bangsawan dan membuatnya geram.

tak berselang lama si bangsawan pun berbalik arah ke belakang, ia mendapati Eden sedang menatapnya, sontak membuatnya terkejut,

'eden bagaimana bisa....'

gumamnya dalam hati

begitupun Eden yang juga terkejut melihat si bangsawan,

'liliana!!!!!'