Lembaran musik itu bukanlah sesuatu yang penting. Xia Ling melambaikan tangannya, mengiyakan Wei Shaoyin.
Wei Shaoyin mengucapkan selamat tinggal dengan cepat kepada Li Lei, mengambil lembaran-lembaran tersebut dan bergegas pergi. Xia Ling melihat Wei Shaoyin pergi. Gadis ituberpikir dalam hati tentang rumor dalam industri hiburan bahwa Wei Shaoyin adalah orang yang gila kerja memang benar.
Li Lei berdiri seorang diri di bawah dedaunan pohon merak yang indah. Xia Ling melihat ke bawah dari pagar balkon lantai dua tempatnya berada. Lelaki itu menatap mata Xia Ling sejenak, tersenyum sekilas dan bertanya, "Apakah kau menyukai bunga Hibiscus Mutabilis dariku?"
Xia Ling mengingat buket bunga yang berada di kamarnya dan menjawab, "Ya. Cantik sekali. Terima kasih."
Senyum Li Lei terukir lebih dalam.
Suasana menjadi hening sesaat.
Xia Ling tidak ingin memiliki hubungan apapun lagi dengan Li Lei, maka ia bangkit dan pergi. Li Lei memanggil untuk menghentikannya–
"Tunggu, Ye Xingling."
"Apa ada lagi yang bisa kubantu, Bos Besar?" Ia berhenti, membalikkan tubuhnya menghadap Li Lei lagi dan bertanya.
Di bawah matahari musim gugur yang indah, laki-laki itu bersandar pada pohon bunga merak; sinar keemasan menerobos dedaunan dan menyinari wajahnya. Cahaya itu dengan sempurna melengkapi senyum di wajahnya dan daya tariknya yang misterius. Ia berkata, "Pada awalnya aku memiliki janji makan siang dengan Ah Wei dan kami kebetulan lewat di sini. Kami mendengar kau bernyanyi dan berhenti sejenak untuk mengagumi pertunjukanmu. Tetapi siapa sangka bahwa ia akan lari karena kau."
"....." Xia Ling tak bisa berkata-kata. Bagaimana dia bisa disalahkan karena hal itu? Wei Shaoyin secara sepihak memutuskan untuk pergi memeriksa lembar musik yang telah dipinjam darinya. Ia hanya trainee rendahan di perusahaan, kuasa apa yang dia miliki untuk mempengaruhi produsen top perusahaan?
Li Lei melanjutkan. "Jadi, kenapa kau tidak bergabung denganku untuk makan siang?"
"Apa?" Xia Ling sedikit terkejut dengan undangannya.
"Makan sendirian itu membosankan." Sembari berbicara, Li Lei tertawa dan membujuk. "Aku janji makanannya lezat dan porsinya besar. Aku tidak berbohong padamu."
"Maaf, Bos. Saya belum pulih sepenuhnya dari cedera saya dan perlu istirahat. Maafkan saya karena tidak bisa menemani Anda untuk makan siang. Carilah orang lain." Xia Ling menolak dengan sopan. Li Lei yang merasa bosan makan sendirian, bukan Xia Ling. Sebaliknya, gadis itu benar-benar menikmati kesendiriannya di sini. Dia masih punya banyak kunci-kunci nada yang harus ia latih, siapa yang punya waktu luang untuk menghibur bos besar?
Ekspresi terkejut melintas di mata Li Lei. Ia mungkin tidak mengira bahwa seseorang akan berani menolak undangannya.
Mengingat latar belakang dan kedudukan keluarganya sebagai big bos dari Skyart Entertainment, Xia Ling tidak terkejut dengan ekspresi pria itu. Li Lei terbiasa membuat orang menjilatnya, dan berpikir bahwa semua orang akan mematuhinya tanpa syarat. Xia Ling mengenal orang-orang kaya ini dengan sangat baik, mereka semua memiliki pola pikir yang sama.
Namun, wajah terkejutnya hanya dipertontonkan selama sepersekian detik, setelah itu senyum simpul kembali menghiasi wajah Li Lei. "Sebuah undangan tidak dapat dibandingkan dengan sebuah pertemuan kebetulan. Sebagai tamu, apakah kau tidak akan menghormati pemilik villa ini?"
Xia Ling mengerutkan kening saat ia merasakan tekanan yang terkandung dalam kata-kata itu. Jika ia menolak undangan kedua ini, rasanya tidaklah sopan. Karena ia tinggal di rumahnya, Xia Ling tidak punya pilihan selain menurut. Gadis itu menghela napas di dalam pikirannya dan menyetujui undangan makan siang dengan enggan. Saat membalikkan tubuhnya untuk turun ke bawah, ia teringat akan sesuatu dan kembali ke pagar balkon. Xia Ling memandang ke bawah seolah-olah memikirkan sesuatu.
Li Lei segera merasakan kekhawatirannya dan berkata, "Er Mao tidak ada di sini."
Xia Ling menghela napas lega dan merasa lebih rileks. Untungnya, macan tutul itu tidak ada. Jika tidak, meskipun ia harus mengambil risiko menyinggung bos besar, ia tetap tidak akan turun untuk makan siang.
Gadis itu berkata, "Tolong tunggu sebentar. Saya akan turun setelah berganti pakaian."
Cuaca di pegunungan agak dingin. Xia Ling mengambil gaun khaki dari lemari dan kemudian mengenakan kardigan tipis. Ia menuju ke bawah setelah memastikan bahwa ia terlihat pantas. Saat melihat Li Lei, laki-laki itu sama sekali tidak terlihat kehilangan kesabarannya. Ia malah memeriksa penampilan Xia Ling dari atas ke bawah dan memberikan persetujuan dengan menatapnya dalam-dalam. "Gaun panjang ini cocok untukmu," pujinya.
"Terima kasih." Xia Ling menjawab.
Setelah melihat Li Lei dari dekat, gadis itu menyadari bahwa ia bahkan lebih tampan. Matanya yang panjang dan sipit sedikit terangkat, bibir tipisnya membentuk senyum simpul. Di lehernya, melingkar sebuah kalung rantai Dog Tag[1]1, tidak jelas terbuat dari bahan apa. Di kulitnya yang kecoklatan, aksesoris itu membuatnya tampak lebih gagah.
Ada masanya ketika kalung Dog Tag tentara menjadi aksesori fashion yang populer. Namun, Li Lei adalah satu-satunya yang begitu cocok mengenakannya.
Li Lei berdiri dan memimpin Xia Ling ke arah ruang makan. Pria itu bertanya, "Apakah kau sangat takut pada Er Mao?"
Xia Ling terdiam sesaat.
Selain takut, ia juga merasa benci pada binatang itu. Sejak Pei Ziheng membuatnya melalui masa-masa traumatis itu, Xia Ling menghindari binatang apapun yang mirip dengan Mastiff. Terlebih lagi, macan tutul itu telah melukainya. Namun, tentunya ia tidak bisa memberi tahu Li Lei semua ini. Gadis itu hanya berkata, "Seekor mons ... binatang liar ... akan selalu menjadi binatang liar." Ia ingin mengatakan 'monster' tetapi telah mengubah kata-katanya di tengah-tengah karena Li Lei adalah sang bos besar.
Li Lei menepis komentarnya, berkata, "Dalam banyak hal, mereka lebih loyal daripada manusia."
Jelas bahwa macan tutul itu baik kepadanya. Meskipun tidak ada yang menjelaskan situasi yang ia lihat sebelumnya, dari pengamatannya tampak bahwa seorang pembunuh telah mencoba menyerang Li Lei, tetapi terbunuh oleh si macan tutul. Macan tutul itu mondar-mandir dan gelisah melihat Li Lei terluka, jelas cemas dan khawatir untuknya. Karenanya, Xia Ling tidak memiliki pandangan yang sama dengannya.
Untuk mengubah topik pembicaraan, Xia Ling bertanya sambil lalu, "Apa yang disediakan untuk makan siang?"
Li Lei menatapnya, tersenyum dan menjawab, "Kau akan tahu ketika kita sampai di sana."
Xia Ling tidak memiliki harapan besar untuk makan siang, tetapi setelah mendengar jawabannya, ia merasakan rasa penasarannya meningkat. Ia mengikuti laki-laki itu melalui jalan gunung yang berliku untuk jarak yang cukup jauh sebelum melihat sebuah dermaga yang indah di bawah naungan pepohonan.
Di dekat dermaga, ada sebuah perahu kayu kecil yang hanya bisa diduduki dua orang selain kapten kapal yang mengayuh. Li Lei mengambil langkah pertama ke kapal, sebelum mengulurkan tangan pada Xia Ling untuk membantunya.
Xia Ling menghindari tangan tersebut dan berkata, "Saya bisa sendiri."
Li Lei sedikit mengangkat alisnya dan menarik tangannya kembali seolah-olah Xia Ling tidak pernah menolak bantuannya.
Xia Ling sungguh terkesan oleh sikapnya. Bagi bos besar sepertinya, memberikan penghormatan seperti ini kepada seorang trainee rendahan sungguh tidak biasa. Sambil berpikir, gadis itu dengan gesit melangkah ke perahu kayu, menunjukkan keseimbangan tubuhnya yang sempurna dengan nyaris tidak mengguncang kapal sama sekali. Ia mengangkat gaunnya sedikit saat duduk. Ketika mendongak, tatapan Xia Ling bertemu dengan Li Lei. Tampaknya, pria itu tengah tersenyum.
"Tan Ying memang memiliki mata yang bagus dalam memilih trainee." Ia berkomentar.
"Hmm?" Xia Ling sedikit terkejut dengan perubahan topik yang tiba-tiba.
Li Lei berkata, "Kau sudah berlatih menari untuk waktu yang lama, bukan? Tidak kelihatan bahwa kau baru menjadi trainee selama satu atau dua tahun."
Diam-diam, Xia Ling terkejut. Dia tidak menyangka Li Lei begitu cerdik. Dia jelas tidak mengenali bahkan sebuah lagu setenar Semerbak Sitar, bagaimana dia bisa tahu dari sekali pandang bahwa Xia Ling telah berlatih menari untuk waktu yang lama? Gadis itu memilih kata-katanya dengan hati-hati ketika menjawab, "Saya suka menari sejak saya masih kecil. Keluarga saya mengirim saya ke kelas pelatihan dansa anak-anak, jadi saya sudah menari sejak kecil."
Li Lei tersenyum ringan dan tidak menanggapi.
Xia Ling merasa agak gelisah, khawatir bahwa Li Lei telah mengetahui sesuatu. Ia bertanya dengan gentar, "Anda tampaknya cukup ahli di bidang tari?"
"Aku tidak mengatakan aku ahli." Li lei menjawab dengan acuh tak acuh. "Beberapa hari yang lalu ketika Ah Wei menyiksa kalian anak-anak, aku memperhatikanmu dari jauh. Kemampuanmu berada pada level yang sangat berbeda dari yang lainnya."