Sebuah dilema untuk He Qiao Yan, dia sudah membuat Aray untuk paviliun semenanjung lotus ungu sejak bertahun-tahun lamanya dan tidak pernah ada yang bisa menembusnya, hanya ada segelintir orang saja yang dapat menginjakkan kaki di paviliun nya karena hanya dengan ijinnya orang tersebut bisa masuk.
Terkecuali Jing Yi dia satu-satunya orang yang bisa dengan bebas keluar masuk ke paviliun semenanjung lotus ungu karena dia mengetahui bagaimana cara membuka Aray ciptaan He Qiao Yan.
Tapi kini murid He Qiao Yan tidak hanya Jing Yi ada Qin Yi Yue yang memiliki kepentingan untuk masuk dan tidak hanya sekali bahkan Qin Yi Yue akan lebih sering datang daripada Jing Yi karena Qin Yi Yue akan si beri banyak materi oleh He Qiao Yan yang tidak bisa di berikan sekali dan di pelajari untuk waktu lama. He Qiao Yan harus memberikan arahan sedikit demi sedikit agar Qin Yi Yue yang nampak lemah di spiritual namun kuat diingat bisa menyerap semua materi yang di berikan oleh He Qiao Yan.
Qin Yi Yue berdiri di luar Aray menunggu seseorang datang untuk membuka Aray untuk dirinya, entah itu Jing Yi yang datang dari luar atau He Qiao Yan yang membuka Aray ini dari dalam.
Qin Yi Yue nampak tenang dia berdiri berjarak beberapa meter dari Aray, tidak ada usaha yang dilakukan oleh Qin Yi Yue karena dia sudah mengetahui hasilnya jika tidak akan ada perubahan apapun yang terjadi meskipun Qin Yi Yue memeras keringat dan darahnya.
Dari jauh Qin Yi Yue bisa melihat seseorang berjalan begitu wibawa dengan satu tangannya di belakang punggungnya, He Qiao Yan selalu menggunakan pakaian berwarna putih yang bersih rambutnya terurai panjang tertiup angin, ada beberapa anak rambut yang berada di wajahnya namun itu tidak menghalangi langkah He Qiao Yan yang perlahan namun mantap.
"Apa yang sedang kamu tunggu?" tanya He Qiao Yan yang sudah bersebrangan dengan Qin Yi Yue.
"Maafkan ketidakmampuan murid ini," ujar Qin Yi Yue sambil sedikit menunduk, "Merepotkan Shizun untuk masalah sepele."
He Qiao Yan tidak menyahut dia hanya memandangi Qin Yi Yue yang ada di depannya dan Aray sebagai pemisah mereka.
"Majulah," perintah He Qiao Yan dengan wajah datarnya.
Qin Yi Yue langsung maju dua langkah kemudian berhenti jaraknya dengan He Qiao Yan sudah cukup dekat dan mungkin jika Qin Yi Yue melangkah satu langkah lagi Qin Yi Yue akan menabrak Aray milik He Qiao Yan. Aray milik He Qiao Yan cukup ganas karena tidak Hana berfungsi untuk batas paviliun semenanjung lotus ungu tapi juga Aray ini juga untuk keamanan, tingkat cultivasi He Qiao Yan yang tinggi berperan besar dengan kekuatan Aray ini.
Aray memiliki banyak sekali macam dan pertahanan, Aray milik He Qiao Yan memiliki sensasi seperti terstruktur jika sengaja menyentuhnya dan bila memaksa untuk masuk akan ada aliran listrik yang mungkin bisa membakar organ tubuh yang bersentuhan.
"Buka telapak tangan mu dan tempelkan pada Aray," perintah He Qiao Yan selanjutnya.
Qin Yi Yue langsung melaksanakannya tanpa membantah sedikitpun, tanpa ragu Qin Yi Yue menempelkan telapak tangannya di Aray, Qin Yi Yue langsung bisa merasakan sensasi aliran listrik di tangannya tapi He Qiao Yan belum menyuruhnya untuk mundur.
Semakin lama aliran itu semakin kuat sensasi kesemutan ringan menjadi lebih terasa, di tengah pertahanannya Qin Yi Yue melihat jika He Qiao Yan juga membuka telapak tangannya menyatukan pada telapak tangan Qin Yi Yue yang menempel di Aray.
Ada sebuah gelombang berkali-kali lipat ketika tangan mereka menyatu, telapak tangan Qin Yi Yue seperti tersedot ke dalam.
"Tatap mataku," perintah He Qiao Yan.
Qin Yi Yue langsung menurut dia mengangkat pandangannya melihat He Qiao Yan, Kedua pasang mata itu saling bertatapan tapi pandangan Qin Yi Yue tidak stabil karena dia harus menahan rasa sakit di tubuhnya sangat berbanding terbalik dengan He Qiao Yan yang nampak santai dan terus mengawasi Qin Yi Yue, padahal tidak ada hubungannya Qin Yi Yue harus menatap He Qiao Yan, He Qiao Yan hanya ingin melihat bagaimana Qin Yi Yue mengontrol rasa sakit pada dirinya.
Seteguk darah merah kehitaman di muntah kan oleh Qin Yi Yue, kakinya goyang namun masih di paksakan untuk dirinya tetap berdiri di tempatnya, yang paling terlihat adalah pandangan Qin Yi Yue terus bergerak tidak lagi fokus melihat He Qiao Yan.
Namun yang membuat He Qiao Yan terpana Qin Yi Yue tidak mengeluarkan sebuah rintihan sekali padahal dia sudah terlihat kesakitan. Getaran itu semakin kuat membuat Qin Yi Yue memuntahkan darah kembali dan kakinya kini seperti sudah tidak mampu menopang tubuh rampingnya. Kaki Qin Yi Yue seperti ini ubur-ubur yang tidak bertulang ketika Qin Yi Yue akan jatuh karena tidak mampu menerima gelombang kuat energi spiritual He Qiao Yan di akan tumbang di depan mata He Qiao Yan tapi tangan He Qiao Yan langsung meraih pinggang Qin Yi Yue dan membawa masuk ke dalam Aray.
Qin Yi Yue segera tersadar dengan situasinya, dia melepaskan diri dari He Qiao Yan mencoba menopang tubuhnya sendiri tapi kakinya masih lemah jadi Qin Yi Yue lebih memilih untuk merosot dan susuk di atas tumpukan dedaunan kering.
Qin Yi Yue tidak ingin dirinya yang kotor karena darah akan mengotori pakaian He Qiao Yan meskipun itu tidak akan pernah terjadi karena pakaian yang di kenakan oleh He Qiao Yan terbuat dari bahan berkualitas tinggi yang tidak akan kotor dengan noda apapun, bahkan darah seger akan meluncur dengan bebas ketika bersentuhan dengan hanfu yang di kenakan He Qiao Yan.
"Kamu keras kepala atau hatimu yang dingin?" tanya He Qiao Yan melihat Qin Yi Yue yang sudah lemah tidak berdaya.
"Tubuh saya sudah lemah Shizun apakah aku juga harus cengeng, lalu apa yang dapat saya banggakan dari diri saya?" jawab Qin Yi Yue dengan menunduk karena dia ingin mengeluarkan sisa-sisa darah dari mulutnya.
"Tidak apa-apa untuk sedikit mengeluh dan menitihkan air mata sesekali," ucapan He Qiao Yan begitu dingin namun makan kata-katanya begitu hangat.
"Saya sudah sering menangis dan banyak mengeluh di masa lalu, saya tidak memiliki tempat mengadu dan tidak memiliki tempat untuk bersandar, saya di haruskan mandiri dan kuat secara bersamaan."
"Bukankah aku Shizun mu sekarang? Kamu memiliki tempat mengadu dan bersandar saat ini, kamu bisa melakukannya padaku."
Qin Yi Yue tidak mengangkat kepalanya matanya sudah berkaca-kaca saat ini namun dia tidak ingin He Qiao Yan melihatnya, Qin Yi Yue tidak lupa siapa orang yang ada di hadapannya dan tujuan Qin Yi Yue datang ke mari tapi sekeras kepala Qin Yi Yue dan betapa hancurnya perasaan Qin Yi Yue dia tetaplah seorang wanita yang mudah untuk terharu tidak perduli siapapun yang melakukannya.