webnovel

Menemukan Pekerjaan

Wah! Aku terbangun di antara tumpukan sampah. Tumpukan sampah ini belum dibuang sejak aku tidak bisa membuangnya pada hari pengumpulan sampah.

Aku sibuk mencari pekerjaan. Tiap hari aku membuka laptopku hanya untuk mencari lowongan pekerjaan.

"Lagi-lagi tidak memenuhi persyaratan." Kataku. Sesulit itukah mencari pekerjaan?

Sebelumnya, aku sudah beberapa kali melalui proses wawancara tapi semuanya gagal. Padahal temanku yang biasa saja bisa berhasil lolos wawancara yang sama.

Apakah motivasi aku masih belum kuat? Atau memang aku tipe orang yang gugup?

Sampai akhirnya, aku menemukan "lagi" pekerjaan yang menurutku cocok denganku.

"Pekerjaan melayani tamu, kerja 7 jam per hari. Tidak ada hari libur, gaji dapat didiskusikan ketika wawancara," kataku membaca lowongan pekerjaan yang ada di internet.

"Sepertinya tidak terlalu sulit. Aku bahkan semua orang bisa melakukan ini."

Aku kemudian menyiapkan riwayat hidup dan berbagai dokumen yang diperlukan untuk melamar pekerjaan kemudian mengirimkannya melalui email yang tertera.

Selepas itu, aku pergi ke kedai mi favoritku untuk menghilangkan rasa lapar dan penat.

Kedai mi itu berada di pusat perbelanjaan yang terkenal di kalangan masyarakat di sekitar sini.

"Selamat datang, ka." Kata seorang anak pemiliki kedai mi ketika aku membuka pintu.

"Halo, Ichiro," aku bergegas duduk di dekatnya.

"Aku ingin pesan mi yang seperti biasa tapi tolong jangan terlalu pedas karena perutku sepertinya sedang tidak enak."

"Baik, mi kuah hangat pedas sedikit satu porsi. Mohon tunggu sebentar ya." kata Ichiro.

Terkadang ketika datang kemari, aku membayangkan betapa beruntungnya Ichiro karena tinggal mewarisi kedai mi dari kakeknya.

Andai saja keluargaku pemilik kedai atau perusahaan, gumamku dalam hati.

Setelah menyantap mi kuah, aku duduk sebentar sambil menatap keluar yang tiba-tiba gerimis.

"Wah, hujannya deras juga ya." Kata Ichiro.

"Iya, padahal tadi cukup cerah berawan saat aku datang kemari." Kataku.

"Apakah kakak ingin secangkir teh hangat?" Tanya Ichiro menawarkan padaku.

"Tidak apa-apa. Aku hanya menunggu di sini hingga hujan berhenti." Jawabku.

Setelah menunggu selama beberapa menit, hujan berhenti turun. Aku yang tidak tahu ingin kemana lagi, akhirnya kembali ke apartemen.

Belum lama ini, aku melihat banyak anak-anak SMA yang baru saja lulus dari sekolah yang letaknya tidak jauh dari apartemen.

Ichiro adalah salah satu anak SMA yang aku lihat waktu itu.

"Aku tidak boleh kalah." Tekadku.

Beberapa hari kemudian, aku menerima email balasan dari perusahaan bahwa aku berhak untuk mengikuti tahap wawancara.

Meski ini email balasan yang kesekian kalinya, aku merasa sangat senang.

Hari wawancara pun tiba. Aku memakai kemeja putih dan celana hitam, tidak lupa pula dengan jas hitam. Setelan yang cocok untuk melamar pekerjaan di perusahaan.

Pagi-pagi sekali, aku berangkat untuk melamar. Aku melewati pusat perbelanjaan dan bertemu dengan kakeknya Ichiro. Tampaknya ia baru saja belanja dan hendak pulang ke kedai. Tapi tiba-tiba ia pingsan di jalan.

Orang-orang mengabaikannya karena biasa melihat pekerja yang lelah atau mabuk berat tertidur di jalan. Tapi, aku langsung menghampirinya.

"Kakek Ichiro, apakah tidak apa-apa?" Tanyaku tapi tidak ada respon.

Akhirnya, aku membawanya beserta barang belanjaannya ke kedai. Bajuku agak kotor dan sepertinya aku sudah telat jika berangkat sekarang juga.

Kakek Ichiro akhirnya terbangun, "Apakah kamu pelanggan yang biasa kemari?"

"Iya, Kakek," jawabku. "Kakek, tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa, terima kasih. Hanya saja tadi terlalu pagi dan belum cukup stamina untuk mengangkat barang," katanya.

"Tunggu, pakaian ini? Apakah kamu sedang melamar pekerjaan?"

"Tidak apa-apa, masih ada lain waktu." Kataku.

"Aku minta maaf. Ngomong-ngomong, apa kau ingin bekerja di kedai mi ini?"

Eh? Aku tidak menyangka akan seperti ini.

"Siapa namamu?" Tanya Kakek Ichiro.

"Namaku Hajime Haruyama." Kataku dengan lantang.

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

Tegar_Rifqiauliancreators' thoughts