webnovel

Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Rizel kembali ke kamarnya dengan perasaan bimbang. Jauh dari lubuk hati yang paling dalam ia ingin mengatakan kepada Kalila tentang apa yang dilihatnya tadi, tapi jelas itu akan menyakiti Kalila. Rizel juga tidak ingin mengatakan sesuatu tanpa bukti yang jelas, takutnya Kalila akan beranggapan bahwa ia berbohong.

Saat Rizel membuka pintu kamar yang ia tempati, ia melihat Sekar tengah duduk di atas ranjang sembari memainkan ponselnya. Sekar hanya menoleh kepadanya sesaat dan perhatiannya kembali tertuju kepada ponselnya.

"Aku pikir kamu lagi menghabiskan waktu bersama Andi."ucap Rizel memulai pembicaraan.

"Ini aku juga baru masuk kok, aku capek."jawab Sekar tanpa menoleh kepada Rizel sama sekali.

Rizel memperhatikan Sekar sesaat dan berlalu menuju ke tempat kopernya berada. Rizel memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.

Sekar menoleh kepada Rizel yang telah masuk ke kamar mandi, seakan memastikan keberadaan Rizel. Setelah itu ia menghubungi seseorang, tetapi orang yang dihubunginya tidak menjawab panggilannya sama sekali. Sekar menghela napas kasar, ia mencoba untuk mengirimkan kembali pesan kepada orang tersebut, meski pesannya tadi belum dibalas sama sekali.

Tak berapa lama kemudian, Rizel keluar dari kamar mandi dengan menggunakan piyama dan rambut yang ditutupi handuk. Sekar terkejut dengan kehadiran Rizel, seakan Rizel memergokinya melakukan kesalahan. Sekar menjadi salah tingkah setelahnya.

"Kenapa kaget gitu?"tanya Rizel bersikap acuh tak acuh.

"Nggak apa-apa, kaget aja kamu tiba-tiba keluar dari kamar mandi."jawab Sekar jujur yang dibalas dengan tatapan bingung dari Rizel.

"Bukannya tadi kamu sama Kalila?"tanya Sekar kmeudian, Rizel mengangguk tanpa menoleh kepada Sekar.

"Apa Kalila sudah kembali ke kamarnya?"tanya Sekar. Rizel yang hendak menggunakan handbody, menghentikan gerakan tangannya.

"Kenapa memangnya?"tanya Rizel kembali mengoleskan handbody ke tangannya.

"Nggak apa-apa, cuma penasaran aja."jawab Sekar.

"Penasaran kenapa?"tanya Rizel seakan mencari sesuatu.

"Apa Kalila dan Irfan menghabiskan malam bersama, seperti Risa dan Dirgi."jawab Sekar santai. Rizel menoleh kepada Sekar, jelas ia terkejut mendengar apa yang dikatakan Sekar itu.

"Maksudnya menghabiskan malam bersama?"tanya Rizel, Sekar tertawa melihat ekspresi Rizel saat ini.

"Kamu tahu sendiri maksudnya seperti apa. Kita sudah sama-sama dewasa."jawab Sekar santai.

"Bukankah itu tidak nyaman, maksud aku kita pergi bersama-sama. Jadi sedikit aneh saja jika.... "Rizel tidak lagi melanjutkan ucapannya, ia tidak ingin mencampuri urusan orang lain.

"Enggak aneh kok, dari awal kan kita udah berencana pergi bersama pasangan."jawab Sekar lagi.

"Terus kamu sendiri, ngapain di sini?"tanya Rizel sembari duduk di samping Sekar.

"Jangan tanya aku,"jawab Sekar cemberut.

"Kamu berantem sama Andi?"tanya Rizel dan Sekar hanya mengangguk sembari kembali menoleh kepada ponselnya saat ada pesan yang baru masuk.

Rizel menatap Sekar yang tengah senyum-senyum sendiri saat membalas pesan yang Rizel tidak tahu dari siapa. Tapi yang jelas sepertinya itu bukan dari Andi.

"Kamu udah mau tidur?"tanya Sekar ketika melihat Rizel hendak berbaring.

"Iya, udah ngantuk."jawab Rizel.

"Ya udah, aku keluar dulu, takut ganggu kamu."jawab Sekar yang tampak sumringah itu. Rizel hanya mengangguk, ia tidak mempedulikan Sekar karena saat ini ia benar-benar sudah mengantuk.

Sekar pun keluar dari kamar yang ia tempati bersama Rizel. Tidak lupa juga Sekar mematikan lampu agar Rizel bisa tidur nyenyak.

...

Rizel terbangun dari tidurnya. Saat membuka mata semuanya tampak gelap, Rizel tidak bisa melihat apa-apa. Rizel mencari-cari ponselnya yang ia yakini terletak tak jauh darinya.

Rizel melihat jam yang ada di ponselnya, saat ini jam baru menunjukkan pukul tiga dini hari. Rizel menoleh ke sampingnya, ia tidak menemukan keberadaan Sekar di sana.

Rizel pun beranjak hendak menuju ke kamar mandi. Terlebih dahulu ia menyalakan lampu untuk memastikan bahwa memang tidak ada Sekar di sampingnya. Rizel menyerngit setelah memastikannya.

"Sekar kamu di dalam?"tanya Rizel saat berdiri di depan pintu kamar mandi yang ada di dalam kamar itu. Kebetulan lampu kamar mandi terlihat menyala, jadi Rizel pikir Sekar tengah berada di sana.

Sudah tiga kali Rizel memanggil-manggil Sekar dan mengetuk pintu, karena tak ada jawaban, Rizel pun membuka pintu tersebut. Kosong, itulah yang terlihat ketika pintu sudah terbuka, tidak ada siapa-siapa di dalam sana. Rizel pun menyelesaikan urusannya terlebih dahulu di kamar mandi.

Setelah keluar dari kamar mandi, Rizel memutuskan untuk mencari keberadaan Sekar. Mungkin saja Sekar menuju ke dapur untuk mengambil minum atau mungkin ia lapar.

Keadaan luar pun sama, tampak gelap. Tidak ada lampu yang menyala, Rizel sama sekali tidak berniat untuk menyalakan lampu. Rizel hanya menggunakan cahaya dari layar ponselnya untuk menerangi langkahnya, agar ia tidak tersandung. Langkahnya terus menuju ke dapur untuk mencari keberadaan Sekar.

Saat sampai di dapur, Rizel juga tidak melihat keberadaan Sekar di sana. Rizel semakin bingung ke mana perginya Sekar dini hari seperti ini, tidak mungkin juga Sekar pergi keluar. Jelas itu sedikit menakutkan, mengingat ini lingkungan yang tidak mereka kenali.

Rizel memutuskan untuk menghubungi Sekar. Namun belum sempat ia menekan ikon hijau pada layar ponselnya, netranya menangkap seseorang yang ia cari. Dari dapur ini terdapat lorong yang menghubungkan dengan pintu menuju ke taman samping.

Rizel melangkah dengan hati-hati untuk memastikan siapa yang ia lihat. Dua sejoli yang tampak memadu kasih, bibir mereka saling tertaut dan mereka saling berpelukan. Rizel tidak bisa melihat dengan pasti siapa lelaki itu tapi ia bisa melihat kalau itu benar-benar Sekar.

Rizel merasa kekhawatirannya menjadi sia-sia. Rizel pun berbalik hendak kembali ke kamarnya, ia tidak ingin mengomentari apa yang dilihatnya. Namun langkahnya kembali terhenti, Rizel kembali berbalik untuk kembali memastikan siapa pria yang bersama dengan Sekar yang awalnya ia duga adalah Andi.

Mata Rizel membesar ketika ia bisa melihat siapa pria itu. Rizel mencoba mencerna apa yang saat ini tengah terjadi.

Rizel tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Ada apa dengan Sekar sebenarnya, dan mana yang benar-benar harus ia percayai. Sudah dua kali Rizel memergoki Sekar dengan pria yang berbera, yang jelas-jelas bukan pacarnya. Dan kali ini, jauh lebih intim dibandingkan apa yang dilihatnya kemarin malam.

Rizel memilih untuk berbalik meninggalkan dua sejoli yang masih sibuk dengan kegiatan mereka itu. Rizel tidak ingin mengambil pusing lagi tentang hal itu, mungkin akan lebih baik jika ia berpura-pura untuk tidak pernah melihat apa yang ia lihat selama di sini.

Rizel memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa. Meski sebenarnya ia kecewa dengan apa yang dilihatnya, sesuatu yang menurut Rizel adalah hal yang seharusnya tidak pernah terjadi.