Liburan kali ini tidak begitu buruk bagi Kalila. Alasannya karena mereka bisa berbaur dengan mudah, meski awalanya sedikit canggung. Mungkin berbeque party adalah salah satu acara yang mengatasi kecanggungan mereka semua, beruntungnya lagi ada Sekar dan Risa yang bisa mengendalikan acara.
Setelah acara party mereka selesai, mereka pun melanjutkan dengan permainan uno. Tentu saja ada hukuman bagi mereka yang kalah. Awalnya Kalila menikmati permainan ini, sama seperti yang lainnya, namun lama-kelamaan Kalila mulai tidak menikmatinya.
Bukan tanpa sebab Kalila tidak menikmati lagi permainan ini. Hal ini disebabkan karena Risa, Kalila tidak mengerti, apakah ini hanya perasaannya saja atau memang seperti itu adanya. Kalila merasa Risa terus-terusan mencari perhatian Irfan, dan Kalila juga melihat beberapa kali, Irfan memperhatikan Risa. Kalila berharap ini hanyalah perasaannya saja, tapi bagaimanapun itu, Kalila merasa cemburu dengan kedekatan Irfan dan Risa.
"Kenapa di sini sendirian?"tanya Rizel kepada Risa yang saat ini duduk di luar sendirian. Mereka memang telah menyelesaikan permainan, dan beberapa memilih main games lainnya dan sebagiannya beristirahat.
"Nggak apa-apa, cuma mau nyari udara segar aja kok,"jawab Risa menoleh sesaat kepada Rizel.
"Kamu nggak main bersama mereka?"tanya Kalila sesaat Rizel telah duduk di dekatnya.
"Nggak ah, capek."jawab Rizel, Kalila mengangguk mengerti.
Mereka berdua pun sama-sama terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Kalila seperti ingin menanyakan sesuatu kepada Rizel sedangkan Rizel juga seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi mereka masih memikirkan bagaimana cara untuk mengatakannya.
"Zel,"ucap Kalila setelah beberapa saat, sepertinya ia telah memilih kata-kata yang tepat untuk berbicara kepada Rizel.
"Hmm,"Rizel bergumam sembari menoleh kepada Kalila. Melihat ekspresi Kalila, membuat Rizel menduga bahwa Kalila sudah mengetahui apa yang Rizel ketahui.
"Apa ada yang mau kamu bicarakan?"tanya Rizel karena Kalila masih tak kunjung berbicara.
"Apa kamu tahu, sejak kapan Irfan dan Risa berteman?"tanya Kalila dengan ragu-ragu. Kalila tidak ingin Rizel menganggapnya cemburu dengan kedekatan Risa dan Irfan.
Raut wajah Rizel langsung berubah, dan Kalila menyadari hal itu. Kalila pikir ada sesuatu yang Rizel sembunyikan darinya tentang hal ini.
"Aku nggak begitu tahu,"jawab Rizel sedikit berbohong.
"Memangnya kenapa?"Rizel bertanya balik.
"Apa kamu yakin, kamu tidak tahu apa-apa?"tanya Kalila memastikan.
Rizel terdiam, ia masih ragu untuk menceritakan hal ini kepada Kalila. Rizel takut ini justru akan menghancurkan hubungan Kalila dan Irfan. Rizel pun mengangguk, Kalila tahu bahwa Rizel berbohong.
"Sebenarnya aku tidak begitu suka dengan kedekatan antara Irfan dan Risa."ucap Kalila, ia pikir akan lebih baik jika ia terlebih dahulu terbuka kepada Rizel. Semoga aja Rizel pun mulai terbuka kepadanya, apalagi tentang sesuatu yang berhubungan dengannya.
"Aku tau mereka berteman, hanya saja itu ... sedikit berlebihan. Apa kamu juga melihatnya seperti itu?"tanya Kalila. Kalila ingin mengetahui bagaimana pandangan Rizel tentang hal itu, ntah kenapa Kalila lebih percaya kepada Rizel.
Rizel terdiam mendengar apa yang dipikirkan Kalila itu, ini jelas berbeda dari apa yang Rizel pikirkan. Rizel tidak ingin salah berbicara dan justru semakin memperkeruh keadaan.
"Aku tidak begitu tahu, mungkin karena aku tidak terlalu memperhatikan mereka."jawab Rizel, Rizel menunda untuk mengatakan apa yang ia curigai kepada Kalila. Mungkin akan lebih baik jika Rizel berbicara dengan bukti yang jelas.
"Apa kamu mau bantu aku? aku takutnya ini hanya karena kecemburuan aku semata."pinta Kalila.
"Apa yang bisa aku bantu?"tanya Rizel.
"Mungkin dengan memperhatikan mereka berdua."jawab Kalila.
"Baiklah, aku akan mencoba memperhatikan mereka berdua."jawab Rizel menyanggupi.
"Aku pikir, Risa dan Irfan hanya berteman, nggak lebih."ucap Rizel yakin.
"Akan lebih baik jika memang seperti itu."jawab Kalila.
"Kenapa kamu nggak nyoba bicarakan hal ini dengan Irfan?"tanya Rizel kemudian.
"Aku pikir nggak ada salahnya membicarakan bahwa kamu tidak begitu menyukai kedekatan mereka. Mungkin saja Irfan akan menjaga batasannya."ucap Rizel lagi.
"Ntahlah, harga diri aku tidak membiarkan aku untuk mengatakan bahwa aku cemburu."jawab Kalila.
"Bukankah dalam suatu hubungan itu adalah hal yang wajar?"tanya Rizel lagi. Rizel tidak benar-benar mengerti tentang hal ini, tapi jelas ia melihat di drama-drama yang ia tonton.
"Mengakui kecemburuan bukanlah hal yang mudah, itu bisa menyakiti harga diri seseorang."jawab Kalila.
"Seperti kamu saat ini?"tanya Rizel menggoda Kalila, sedangkan yang di goda hanya tersenyum menanggapinya.
"Memangnya kalau kamu diposisi aku, kamu akan mengatakannya?"tanya Kalila penasaran.
"Ntahlah,"jawab Rizel sembari mengangkat bahunya.
"Kalian lagi apa di sini?"Irfan datang menghampiri mereka. Rizel dan Kalila sama-sama menoleh ke sumber suara.
"Lagi cerita-cerita aja."jawab Kalila. Irfan melirik ke Rizel sesaat dan kemudian beralih kepada Kalila.
"Apa aku mengganggu kalian?"tanya Irfan.
"Nggak kok, aku juga mau ke dalam."jawab Rizel segera beranjak dari duduknya. Jelas Rizel tidak nyaman berada di dekat Irfan.
"Nggak apa-apa kok, kamu di sini aja."ucap Kalila. Kalila pikir Rizel hanya ingin memberi ruang untuk ia dan Irfan.
"Sepertinya itu hanya akan membuat Rizel merasa tidak nyaman untuk berada di tengah-tengah kita."jawab Irfam kemudian.
"Padahal aku juga mau lo berteman dekat sama Rizel."ucap Irfan lagi.
"Aku nggak mau ganggu waktu kalian untuk berduaan."jawab Rizel sembari tersenyum.
"Makasih ya Zel, sudah mencoba untuk mengerti."ucap Irfan sembari tersenyum, Kalila memukul Irfan pelan.
"Udah ah, aku mau ke dalam dulu."Rizel pun berlalu meninggalkan Irfan dan Kalila.
"Kenapa kamu ngomong gitu coba ke Rizel."protes Kalila.
"Kan aku juga ingin menghabiskan waktu berduaan sama kamu, sama seperti yang lainnya."jawab Irfan.
"Bukannya tadi udah ada yang istirahat?"tanya Kalila dengan polosnya.
"Kamu pikir, liburan gini bisa istirahat dengan cepat. Baru juga jam segini."ucap Irfan sembari melirik jam di tangannya.
"Apa sih Fan,"Kalila tersipu malu mendengar ucapan Irfan itu.
"Sepertinya hanya Rizel yang akan istirahat dan tidur, yang lain mungkin sedang berolahraga."ucap Irfan lagi. Tentu saja Kalila sudah cukup dewasa untuk mengerti ucapan Irfan itu.
"Jadi besok kita mau ke mana? Apa Risa mengatakan ke mana tujuan kita selanjutnya?"tanya Kalila mengalihkan pembicaraan.
"Kenapa kamu ngalihin pembicaraan gitu?"tanya Irfan menggoda Kalila. Irfan sepertinya menyukai reaksi yang diberikan Kalila, melihat Kalila malu dan memerah seperti ini membuatnya bahagia.
"Mending aku nyusul Rizel kalau kamu terus-terusan menggoda aku seperti ini."ucap Kalila sembari beranjak dari duduknya. Kalila tahu kalau Irfan sering menggodanya seperti ini.
"Ok ok, sorry."Irfan menahan lengan Kalila, dan meminta Kalila kembali duduk di sampingnya. Mereka pun menghabiskan malam ini dengan membicarakan berbagai hal.