webnovel

KEMBALI PADAMU

Kisah hidup Raya menjalani kehidupan yang penuh liku dan panjang, menjalani hidup yang tak terduga, ditinggal papanya yang selingkuh dari mamanya, dan mempunyai anak yang ga tau siapa ayahnya...

Yanti_Wina · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
150 Chs

Menahan malu

Malam minggu Raya berkunjung ke Cafe, walaupun sekarang Raya tidak perlu susah mencari uang, tetapi menyanyi adalah hobynya.

di tambah lagi pelanggan Cafe suka mengeluh kalau lama tidak melihat Raya di Cafe itu.

"Lihat Ray... Cafeku penuh kalau ada kamu di sini, kamu memang membawa hoki." kata Ali pemilik Cafe,

"Pas malam minggu aja mungkin bang, kan memang remaja pada keluar dan ngumpul."

"Tetap berbeda juga, kalau tidak ada kamumah..."

Raya berdiri dan pindah duduknya di samping Roy, mulai menyanyi mengisi kesunyian, pengunjung mulai bersorak, Raya memang mempunyai pesona yang berbeda.

Yohan dan Alan ternyata berada di tempat itu, memandang Raya hampir tidak berkedip tetapi jaraknya sedikit lebih jauh dari panggung, jadi tidak di ketahui Raya.

"Ray, ada request lagu." Ali memberikan amplop dan Raya menyerahkan ke Roy.

"Untuk malam ini ada request lagu dari seseorang... yang ada di sini tentunya, hayyy... siapapun kamu... lagu ini mewakili isi hatinya." Dygta Kesepian...

semoga setelah aku menyanyikan lagu ini kamu tidak kesepian lagi ya..."

Raya tersenyum dan mulai bernyanyi,

*

Ku rindu disayangi sepenuh hati

Sedalam cintaku, setulus hatiku

'Ku ingin dimiliki kekasih hati

Tanpa air mata, tanpa kesalahan

Bukan cinta yang melukai diriku

Dan meninggalkan hidupku lagi

Tolonglah aku dari kehampaan ini

Selamatkan cintaku dari hancurnya hatiku

Hempaskan kesendirian yang tak pernah berakhir

Bebaskan aku dari keadaan ini

Sempurnakan hidupku dari rapuhnya jiwaku

Adakah seseorang yang melepaskanku dari kesepian ini?

Bukan cinta yang melukai diriku

Dan meninggalkan hidupku lagi

Tolonglah aku dari kehampaan ini

Selamatkan cintaku dari…

Dst....

"Terimakasih..."

Di penghujung lagu Raya mengucapkan terimakasih dan melanjutkan ke lagu yang lain.

jam 10 malam, Yuda udah menjemput Raya, Raya patuh dan pamitan sama Roy dan Ali.

"Ray... jalan- jalan dulu!" Yuda menatap Raya,

"Ayo... tapi kamu memang tidak merasa lelah habis pulang kerja?"

"Melihat kamu, capek aku hilang." Raya mendekat dan mencuri ciuman di pipi Yuda.

"Awas nanti." ancam Yuda

Mobil berhenti di Alun -alun kota Raya dan Yuda keluar dari mobil lalu mereka berduan berjalan di tengah kelap kelip lampu taman kota, Raya dan Yuda duduk di bawah pohon yang Rindang hingga suasana nampak remang- remang.

"Yud... " Sapa seseorang dan duduk di samping Yuda.

"Kamu ngepam di sini?" tanya Yuda, dia mengangguk.

"Kamu sama siapa? tumben bawa cewek, aku kira kamu homo." kata- kata teman Yuda membuat Raya pengen ngakak tapi muka Yuda murka, Raya menahannya.

"Sialan..." jawab Yuda pelan.

"Bercanda." Temen Yuda sesekali mencuri pandang melihat Raya, membuat Yuda kurang nyaman.

"Ini cewek aku ..." suara Yuda di tekan, menunjukan kepemilikannya,

"Raya ..." Raya mengulurkan tangannya,

"Zean..." jawabnya pendek tetapi pandangannya tidak berkedip melihat Raya dan tangannya tetap memegang tangan Raya dengan kuat.

"Hey...Lepas ...! kamu berani ya." Yuda menarik tangan Raya dengan kesal.

"Yud, kamu dapat bidadari dari mana?" bisik Zean,

"Mau tau aja kamu..., sayank kita pulang saja di sini udara udah tidak sehat lagi, nanti kamu tercemar." Yuda menarik tangan Raya meninggalkan tempat itu, Raya hanya tersenyum melihat tingkah Yuda.

Sampai di rumah setelah bersih- bersih, mereka duduk di meja makan, makan malam berdua, semenjak ada Natan, Bi Noi menetap dirumah Yuda kebetulan anak- anaknya sudah besar jadi Bi Noi tidak khawatir meninggalkanya, karna sudah bisa mandiri.

***

SINGAPURA...

Keadaan Renata tidak ada kemajuan, dokter menyarankan untuk melepas semua alat bantu di tubuh Renata, karna sudah tidak membantu banyak, tetapi Herlambang tidak mengizinkannya, karena melihat Renata masih bernafas membuat dia bisa berharap Renata akan bangun dan sembuh.

"Renata... bangunlah! aku tidak banyak berharap kita bersatu kembali, tetapi bertahanlah dan sembuhlah untuk Raya dan Natan..." Herlambang yang kuat, kadang kejam dan membuat orang lain berlutut dihadapannya, sekarang menangis dihadapan Renata... wanita yang setia dan yang telah Herlambang sisa- siakan.

Tiba- tiba Renata bangun dan kejang- kejang, Herlambang langsung memanggil dokter, dengan segera dokter datang memeriksa Renata,

Kabar baik Renata telah melewati masa kritis, Herlambang senang dan segera menghubungi Raya.

"Gimana kabar mama?" Raya langsung menanyakannya, Ketika menghubungi Herlambang.

"Mama sudah melewati masa kritis" senyum Raya mengembang mendengar berita itu.

"makasih pah telah menjaga mama"

"Ini tanggung jawab papa"

sambungan telpon berakhir, Herlambang meletakan handphonenya.

***

INDONESIA

Raya sangat bahagia mendengar kabar tentang mamanya, Raya berdiri di balkon kamarnya dengan baju tidur tipis, sesekali Raya mengusap bahunya yang merasa kedinginan tetapi melihat langit yang penuh bintang dan penampakan bulan separuh membuat Raya enggan beranjak masuk untuk tidur.

Yuda juga gelisah sama sekali tidak bisa tidur, sehingga Yuda memutuskan masuk kekamar Raya.

"Heyy... bajumu tipis kenapa masih di situ?" Yuda memperingatkan dan memeluk Raya.

"Lihat! langit malam ini begitu indah, aku tidak bisa melewatkannya." Yuda menatap langit,

"Kamu benar Raya... langitnya indah apalagi liatnya sama kamu..." bibir Yuda menyentuh leher dan kuping Raya membuat bulu kunduknya merinding.

"Yuda... jangan menggoda."

"Apa kamu keberatan?" Raya menggeleng.

"Ayo tidur!" ajak Raya, Yuda mengangguk setuju.

***

Pagi sekali panggilan telepon membangunkan Yuda yang masih terlelap, membuat Yuda harus segera berangkat.

"Raya aku berangkat sekarang, kamu nanti di antar sopir."

"Tidak usah Yud, nanti aku nyetir sendiri saja."

"Ya sudah hati- hati nyetirnya." Yuda mengecup kening Raya dan pergi bergegas ke kantornya.

1 jam kemudian Raya udah bersiap di belakang kemudi menyalakan mesin dan mengemudikan mobil sport hitamnya menuju kantor, sampai di kantor Raya memarkirkan mobilnya di sebelah mobil Alan dan di susul mobil Andri di samping Raya, melihat Raya yang keluar dari mobil itu membuat mata Andri terbelalak.

"Raya..." gumamnya. Raya berjalan masuk kedalam dan ketemu dengan Siska,

"Gimana pesta dadakannya?" Siska penasaran.

"Sukses, makasih Siska." Raya memeluk Siska.

"Pasti untuk pertama kalinya buat Yuda."

"Iya... dia macho banget ya." Raya tersenyum- senyum sendiri, Siska melotot,

"Apanya yang macho???" Siska bingung, Raya menatap menggoda Siska.

"Menurutmu apanya yang macho??" Raya menyelidik,

"Mmm ... Tubuhnya Raya...??" Raya mengangguk dan tertawa.

"Raya kamu...." Tatapan Siska tajam.

"Semuanya milikku dan aku miliknya."

"Terserahmu..." Siska kehabisan kata- kata, sementara di ruangan mendadak heboh.

"Ada mobil sport keluaran terbaru di parkiran." kata Lusi menggebu- gebu.

"Mungkin ada bos baru lagi..." Kata Nia.

"Mesti aku pepet nih, pasti tajir." kata salah satu karyawan yang lain.

"Harus cepet bergerak! ntar keburu

terpesona sama orang yang suka tebar pesona." Lisa menyindir seseorang dan Siska tau itu pasti di tunjukan pada Raya, Siska tadinya mau menghadapi Lusi, tetapi ditahan oleh Raya.

"Tidak perlu! nanti kalau mereka tau siapa yang pake mobil itu, mulut mereka akan bungkam dan malu kalau mereka pernah ngomong begitu di depanku." Siska terdiam menatap aneh Raya, dalam pikirannya apa mungkin Raya sudah mengetahui siapa orangnya, Raya duduk santai di meja kerjanya dan mulai bekerja....

Sorenya pulang kantor, karna Dafa ada tugas keluar kota, Raya menawarkan tumpangan.

"Kamu pulang bareng aku aja! sekalian aku mau cek Rumahku." Siska hanya mengangguk,

"Kok masuk keparkiran mobil Ray? Kamu bawa mobil?" Raya mengangguk,

Lusi,Nia dan yang lainnya sudah ada di parkiran dan ketika melihat Raya dan siska mereka mencegahnya.

"Ngapain kamu kesini? mau tebar pesona?" kata Lusi, Raya hanya tersenyum.

"Bukannya terbalik?" muka Lusi merah padam.

"Pergi kamu dari sini!" suara Lusi meninggi, Raya hanya tersenyum geli.

"Kalau kamu masih di situ, bagaimana aku bisa pergi?" Raya mengambil kunci mobil dan pintu mobil otomatis terbuka, teman- teman Lusi melongo termasuk Siska. sementara Lusi terdiam membeku menahan malu dengan prilakunya sendiri...

"Ayo Sis kita pergi!" ajak Raya tanpa peduli lagi kepada mereka yang memandang shock, Siska duduk di samping Raya,

"Ray... ini mobil kamu apa Yuda?" sambil megemudikan mobil Raya tersenyum.

"Mobil aku..." Siska menatap Raya,

"Herlambang yang beliin, aku mana mampu beli mobil seperti ini, kamu juga tau sendiri, motor butut yang sering masuk bengkel aja masih aku rawat karna sama sekali tidak bisa beli yang bagus." Raya nyengir.

"Papa kamu Ray...?"

"Sekarang lagi di Singapura nemenin mama berobat. Jujur sebenarnya aku lebih senang hidup seperti dulu, walaupun susah tapi bebas melakukan apapun." Raya mengeluh.

"Tapi bukannya sebagian besar orang suka dengan harta? Kamu juga sampe banting tulang hampir 24 jam cari duit."

"Aku nyari secukupnya Siska... buat menghidupi mama sama Natan."

Siska terdiam ... karena yang Raya bilang itu semua benar.

mobil berhenti di depan rumah Siska, Raya melambaikan tangan dan langsung meluncur kerumahnya, sampai di rumah Raya memerintahkan untuk membersihkan rumahnya besok.

"Bersihkan besok ya bi?"

"Baik Non, apa Non Raya mau pindah ke sini lagi?" tanya si bibi,

"Tidak tau bi ..." Raya masuk kekamarnya mandi dan mengganti baju, setelah duduk beberapa waktu, Raya kembali kerumah Yuda.

Yuda menatap Raya yang baru turun dari mobil.

"Ray ... Kamu kemana aja? Aku cemas, baju kamu ganti, baru mandi? darimana?" pertanyaan Yuda seperti peluru, Raya berhenti berjalan terus membungkam bibir Yuda dengan bibirnya, karena siap bersuara lagi, setelah diam Raya mengatur nafas.

"Satu- satu kalau bertanya, mama aku aja tidak bawel seperti kamu... aku habis pulang kerja mengantar Siska pulang, terus sekalian pulang kerumah."

"Aku kangen." Rengek Yuda, Raya mencubit pinggang Yuda dan meninggalkannya.

Terlihat Natan sedang bermain bersama anaknya Bi Noi, melihat Raya, Natan lari hanyan untuk meluk Raya, setelah itu balik lagi main.

Terimakasih telah membaca sampai Bab ini,

Terimakasih yang telah memberi bintang,PS juga Chapter comments.

SElAMAT MEMBACA!

Yanti_Winacreators' thoughts