webnovel

KEMBALI PADAMU

Kisah hidup Raya menjalani kehidupan yang penuh liku dan panjang, menjalani hidup yang tak terduga, ditinggal papanya yang selingkuh dari mamanya, dan mempunyai anak yang ga tau siapa ayahnya...

Yanti_Wina · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
150 Chs

Berpetualang

Pagi ini Raya diperbolehkan pulang, Alan membereskan Administrasi dan menggandeng Raya masuk mobil, sampai di Apartemen Raya sudah di suguhkan dengan pemandangan indah, membuat Raya tertegun.

"Lan kenapa ruangannya seperti waktu kita habis nikah?" Alan memeluk Raya dan mengusap kepalanya dengan lembut,

"Kita ulang kembali..." Raya begitu terpesona, tapi pipinya berubah memerah mendengar jawaban Alan.

"Alan... kamu selalu bikin kejutan, ini terlalu indah."

"Karna kamu pantas." Alan mencium pipi Raya, Raya melihat ke sekeliling ruangan dan terakhir melihat meja makan yang penuh dengan hidangan makanan, Raya memandang Alan dengan heran,

"Kamu mau ngasih makan satu RT? " Raya mengerutkan keningnya, Alan menggeleng,

"Aku lupa tidak bertanya makanan kesukaanmu, jadi kamu tinggal memilihnya, setelah ini aku baru tau makanan kesukaanmu." Raya berbalik dan memeluk Alan, pelukan yang hangat dan erat,

"Aku tidak peduli makan apa, yang penting makan bersamamu..."

"Kita mandi dulu." Mata Raya terbelalak, Alan salah tingkah lalu menggaruk- garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Maksudnya mandi sendiri- sendiri." Alan tersenyum, Raya menundukan kepalanya.

"Baiklah." Raya dan Alan mandi secara bergantian, Raya yang mandi belakangan.

Setelah acara mandi selesai Raya keluar kamar memakai dress putih tanpa lengan ada bunga berwarna pink, merah dan ungu di ujung dressnya, Alan terus menatapnya dan hampir tak percaya, Raya benar- benar Miliknya sekarang, Alan menarik kursi makan dan mempersilahkan Raya duduk,

"Makasih." setelah duduk, mata Raya melihat kado kecil di depannya,

"Untukmu... bukalah!" Raya memegang kotak itu dan melihat ada kalung berlian indah didalamnya.

"Lan... ini..." Raya bengong, Alan berdiri, berjalan ke belakang kursi Raya, dan mengambil kalungnya.

"Mari aku pakaikan." Alan membungkuk dan memakaikannya di leher Raya.

"Aku sungguh tidak pantas, statusku sudah punya Natan dan pernah berhubungan yang tidak sederhana dengan ..." belum sempet Raya meneruskan kata- katanya, Alan udah menguncinya dengan ciuman, ciuman yang lembut dan berlangsung cukup lama.

"Semua orang punya masalalu tapi setelah kita menikah kita cuma punya masa depan, di masalalu akupun tidak begitu bersih, jadi jika di masa depan ada sesuatu yang terjadi, itu buah dari masalaluku, tolong tetap bersamaku bagaimanapun keadaannya, karna setelah berhubungan denganmu aku tidak akan berpaling darimu sekalipun."

"Aku akan menerima masalalumu apapun itu, asal dalam hubungan yang kita jalani sekarang kamu berjanji tidak akan berpaling dariku." Alan mengangguk.

"Terimakasih... mari kita berjanji!"

"Aku berjanji akan selalu bersamamu."Mata Raya berbinar,

"Bagaimana dengan orang tuamu?" Raya penasaran dengan tanggapan orang Tua Alan.

"Aku sudah memberitahukan semuanya dan mereka setuju." raut muka Raya semakin bahagia.

"Ayo makan...!" ajak Alan, Raya mengangguk dan mulai menyendokan nasi buat Alan dan dirinya, sementara lauknya mengambil masing- masing, Raya mengambil cumi saus tiram dan serempak dengan Alan,

"Kamu suka ini?" tanya Alan, Raya mengangguk.

"Aku jadi tau makanan pertama yang kamu suka sama sepertiku." wajah tampannya bahagia karena makanan kesukaannya sama.

"Selain sup, aku suka cumi." setelah itu hening ...

Setelah makan mereka pindah ke sofa, Raya merebahkan tubuhnya di dada Alan, Alan menuangkan anggur merah ke gelasnya dan meminumnya...

"Jangan banyak- banyak nanti aku repot." ledek Raya,

"mmm... aku enggak akan jadi bos gila lagi." Raya terkikik mendengar ucapan Alan.

"Gila sama aku tidak apa- apa." jawab Raya pendek, Alan mencubit pinggang Raya lembut, dan mulai menciumi leher belakang Raya,

"Ukh... " suara sexy terdengar dari bibir Raya membuat Alan semakin bergairah,

"Kekamar." Raya hanya mengangguk, Raya di baringkan di tempat tidur, Alan mulai menghujani Raya dengan ciuman, perlahan dress Raya sudah jatuh kelantai tanpa Raya sadari dan Alan juga telah menanggalkan semuanya, saat mata Raya terbuka, Nafas Raya makin memburu melihat tubuh sempurna Alan, sedang Alan menikmati semua keindahan tubuh Raya,

Tapi saat Alan memasukan miliknya tiba- tiba Raya merintih kesakitan,

"Pelan- pelan Lan, akh..." Raya menggigit bibirnya dan memejamkan matanya dan memeluk Alan erat, Alan kaget dan berhenti sebentar, pikirannya diliputi banyak pertanyaan begitu sempitnya milik Raya, setelah Raya diam dan melonggarkan pelukannya, Alan melanjutkan gerakan naik turun secara perlahan lama- lama membuat Raya nyaman dan desahan demi desahan lolos dari mulut Raya, hubungan intim mereka berlangsung lama sampai larut malam tanpa berhenti berpetualang... hanya desahan nikmat yang terdengar serta cucuran keringat, dan akhirnya keduanya kelelahan tertidur lelap saling berpelukan.

Saat terbangun Raya melihat Alan masih terlelap kelelahan, Raya megecup kening Alan, dengan pelan Raya turun dari tempat tidur menuju kamar mandi, badannya terasa sakit semua dengan kegiatan sepanjang malam mereka, di tambah lagi luka memarnya belum pulih, tetapi Raya tersenyum bahagia mengingat petualangan indah semalam.

Setelah mandi Raya membuat sarapan untuk Alan. tiba- tiba nada panggilan di handphone Raya berbunyi, dengan cepat Raya mengangkatnya takut Alan terganggu dan bangun.

"Ya..."

"Kamu dimana? aku ke Rumah Sakit ternyata kamu sudah pulang." Raya berfikir keras memikirkan jawaban yang tepat.

"Woooyyy... kamu dimana?" Raya terdiam bingung dan mematung.

"Kamu cepat serlok ya!" tanpa menunggu lagi Siska menutup panggilannya, Raya menarik nafas dalam,

"Ada apa." Suara Alan tiba muncul hanya mengenakan handuk telanjang dada membuat muka Raya memerah dan memalingkan mukanya, Alan melirik sekilas Raya dan tersenyum.

"Siska mencariku di RS, terus mau menemuiku tapi aku bingung." Raya menunduk.

"Serlok aja tempat tinggal kita." Raya menatap Alan meyakinkan, Alan meneguk minuman di gelasnya dan masuk lagi kedalam kamar, Raya membuntutinya kekamar.

"Memang boleh." Alan mengangguk,

"Siska sahabat dekatmu, mana mungkin aku melarangnya." Mata Raya berbinar -binar,

"makasih." Alan mengangguk.

Raya langsung serlok tempat tinggalnya bersama Alan.

Ketika Alan dan Raya sedang sarapan yang menuju makan siang, bell pintu Apartemen berbunyi, Raya bangkit dan membukakan pintu setelah tau yang datang itu Siska, Siska menatap bengong melihat kedalam Apartemen, penuh bunga mawar putih, lebih bengong lagi saat masuk melihat Alan di dalamnya, Raya tau Siska perlu jawaban.

"Kita sudah menikah." mulut Siska makin menganga,

"Kapan kalian menikah?" Siska sedikit tidak percaya.

"Tanggal pernikahannya tidak berubah, tetapi pengantin laki- lakinya yang di ganti." Raya tersenyum melirik Alan yang masih sarapan, Siska makin terkejut...

"Kamu mau makan? kita baru sarapan, kami bangun kesiangan." Siska menggeleng dan duduk di sofa, Raya mengambilkan minum dan menemani Alan makan lagi, setelah selesai baru Raya duduk di sofa samping Siska.

"Kenapa kamu enggak cerita sama aku tentang ini." Siska protes, Siska meletakan keranjang buah dimeja,

"Aku beli buah tadi, waktu mau ke Rumah Sakit." Siska melihat lagi kesekelilingnya dan dia terpesona.

"Makasih, belum waktunya." Siska

mengangguk, paham dengan keadaan Raya.

"Aku tidak menyangka sama sekali si bos yang dingin seromantis ini."

"Sebenarnya dia lebih romantis." Raya tersenyum mengingat perlakuan Alan dikamar,

"kenapa kamu sama sekali tidak memberi kabar tentang ini?"

"kita hanya tidak mau mengumumkan pernikahan kita, biarin saja... lambat laun semuanya tau sendiri." Siska menatap Raya tidak berdaya,

"Pantas saja kamu selalu bahagia tanpa ada bekas luka." Raya tersenyum,

"Alan memberi aku segalanya... Pilihan kamu menjodohkan aku sama Yuda salah besar." mengingat Yuda hati Raya begitu sakit.

"Aku benar- benar minta maaf, karna setau aku dia baik."

Siska merasa bersalah sehingga membuat Raya terluka,

"Tidak masalah, karena dengan gagal bersama Yuda, akhirnya aku juga mendapatkan yang terbaik, aku harap kamu juga begitu."

"Aku sudah jadian sama Dewa... kamu taukan? dia Dokter di Rumah Sakit tempat kamu dirawat." Raya mengangguk dan dari matanya terpancar kebahagiaan yang tidak dapat di sembunyikan untuk sahabatnya,

"Aku mau menikah 3 bulan lagi..."

"Aku senang mendengarnya... semoga langgeng." Raya memeluk Siska, Siska mengangguk,

"Aku balik sekarang, pangeranmu pasti merasa terabaikan ..." Siska melirik ke arah Alan yang lagi bosan memutar2 gelas dan masih di meja makan, Raya tersenyum,

"Aku akan atasi, sampai ketemu lagi dan jangan sebarkan klo kita sudah menikah."

"Ok... boss saya pulang." Siska tersenyum kepada Alan, Alan hanya menatap dingin, setelah Siska pulang, Raya mengalungkan tangannya ke leher Alan,

"Maaf..."

"Mmm" Alan bangkit dan masuk kekamar, dia yang ngijinin ketemu Siska kok dia yang ngambek, pikir Raya...