webnovel

Kebohongan dalam suratMu.

"Ayolah kakak... Kamu menginginkan Ku kan, Mari kita bersenang-senang di malam ini."

author_gaje_ya_kan · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
10 Chs

Bab 10

Andai waktu itu aku tak bimbang dengan perasaanKu. Andai diwaktu itu aku cepat menyadari perasaanKu.

"Nak Andi." panggil ibu Aliza, membuyarkan lamunan lamaKu, Aku menoleh kearah mereka yang sedari tadi rupanya sudah ada sampingku, menaburi bunga ke tanah kuburan Aliza.

"Terimakasih karena telah membuat Aliza bahagia, menemaninya bahkan sampai sekarang ini. Ia adalah anak yang pendiam, selalu mengurung diri, menjahui kehidupan sosial, namun disaat dia bertemu dengan nak Andi, ia berubah menjadi periang, dan selalu tersenyum bahagia selepas pulang dari kampus."

Aku tahu kenapa ia selalu menjahiliKu, dan mengikutiKu kemana saja, ia tak ingin aku menjadi seperti dirinya, penyendiri menjahui kehidupan sosial ini.

"Dalam kejahilanMu rupanya kamu berniat untuk menolongku Aliz, Aku akan berubah mulai dari sekarang, aku akan berubah." lagi-lagi aku tak dapat menahan rasa sedih didalam mataKu ini.

3 tahun kemudian Aku ditugaskan oleh kak Tio untuk mengepalai perusahan cabang di jepang, Awalnya aku begitu kesulitan, aku Shock culture, yang dimana kebiasaan ku di indonesia, berbeda dengan di jepang, kendaraan pribadi disini sagatlah mahal harganya Kamu tau berapa harganya Liz? ah kamukan gak tau.

membuat SIM saja sama dengan membeli kendaraan di negara kita.

sampai sekarang aku masih jomblo loh, apakah kamu gembira mendengarkannya.

"Andi-san!" panggil sekertarisku. aku sebenarnya risih saat orang memanggil ku dengan honorifik, karena di indonesia orang memanggil nama saja tanpa ada honorifik, tapi ya... aku harus mengikuti budaya dimana aku berpijak.

namun ada juga budaya yang tak aku ikuti, seperti pesta penyambutan pegawai baru, ya karena didalamnya ada minuman keras, yang notabene orang indonesia beragama islam, termaksud aku, jelas itu adalah larang dalam agamaku.

tapi aku tak melarang mereka untuk membuat pesta serupa, tanpa kehadiranku.

Toh ini budaya mereka, dan aku juga tak ingin dipandang buruk oleh para pegawaiKu.

sebenarnya ada seorang yang sangat aku ketahui, bahwa ia suka dengan ku.

Namun aku masih mencintaiMu, hingga sekarang ini aku masih mencintaiMu Aliza.

"Andi-san, Tolong tanda tangani ini." Ujar sekertarisKu, dengan ekspresi datar, Aku dengan cepat menandatangani berkas-berkas yang telah ia letakan dimejaKu.

"Tsuzuka, Ada lagi yang harus aku tandatagani?" aku bertanya kepadanya dan tetap menandatangani berkas-berkas itu.

Tapi tak ada respon darinya, Karena tak ada respon aku pun menoleh kearahnya, Apakah ia demam, wajahnya memerah sekali, dengan tak sadar aku kenyentuh keningnya dan berucap "Tidak panas." ucapku lalu menarik kembali tanganKu.

"Ke-kenapa anda menyebutkan na-na-nama belakang saya dan tak menggunakan honorifik?" tanya ia dengan malu-malu.

"Aku ingin lebih dekat dengan pegawaiku, jika aku memanggil mu dengan Marga mu yakni Hittori, atau juga diakhiri san, itu kesannya aku tak terlalu akrab dengan para pegawaiku."

JelasKu dan melanjutkan lagi menandatangani berkas-berkas yang menunpuk ini, ia tetap berada disebelahKu, entah apa yang ia pikirkan,

"Anu... ja-jadi... aku boleh memanggil anda dengan A... A... Andi saja?" tanya ia dengan malu-malu, Aku tak bisa menahan kelucuan ini dari komedi yang tanpa terduga.

ini lah yang aku bicarakan tadi Aliza, seorang wanita yang memaruh hatinya kepadaKu, ia pernah sekali menyatakan perasaanya, namun sama seperti apa yang kamu lakukan dulu. aku pura-pura tak mendengarkannya.

apakah aku seorang laki-laki berengsek Aliza, mempermainkan hati seorang gadis?