webnovel

PECAH JADI 12 BAGIAN!

"Tidak! Aku, tidak mau melakukan apa yang kau inginkan, karena itu mustahil!"

"Kenapa mustahil? Kau bisa melakukan apapun, asalkan kau mau, mana mungkin mustahil? Lakukan sekarang juga, atau batu ini aku hancurkan!" ancam Dewi Asmara, sembari mengacungkan batu bintang itu ke hadapan Dewa Amora.

"Jika kau berani menghancurkan batu itu, aku tidak akan memaafkan dirimu, Asmara!"

"Jika batu ini hancur, obsesimu untuk membuat dunia penuh warna oleh cinta juga musnah! Maka, kau bisa memilih Amora! Kau membunuh Dewi Cinta, atau kau akan kehilangan batu kesayanganmu ini!"

Sembari mengucapkan kalimat itu, genggaman tangan Dewi Asmara pada batu tersebut dipererat.

Bukan hanya menggenggam biasa, wanita cantik berpakaian serba hitam itu juga menggunakan kekuatannya ketika menggenggam batu tersebut.

Cahaya kuning yang berpendar keluar dari batu bintang, cukup membuat Dewa Amora seperti terhipnotis atas perintah Dewi Asmara.

Apalagi saat itu, Dewi Cinta tiba dan berada di dekatnya.

Pria yang disegani oleh seluruh masyarakat negeri atas angin itu seperti hendak menyerang Dewi Cinta.

Namun, beberapa pejabat kerajaan mencoba untuk menahannya, hingga kemudian Dewa Amora tersadar dengan apa yang baru saja ingin dilakukannya.

"Kurang ajar! Kau menggunakan kekuatan hipnotismu untuk memperalat diriku? Lancang sekali kau Dewi Asmara! Serahkan batu itu, atau kau akan merasakan seranganku yang tidak akan main-main!"

"Kalau begitu, terima saja kehancuran niatmu itu karena kau tidak akan mendapatkan batu ini lagi!!"

Habis bicara demikian, Dewi Asmara segera melompat mundur. Telapak tangannya yang sedang menggenggam erat batu bintang keabadian semakin kuat menggenggam.

Terdengar bunyi gemericik, seperti barang yang beradu dengan barang lainnya, bersamaan dengan itu, sinar kuning yang keluar dari batu bintang keabadian semakin banyak jumlahnya keluar dari selah jari tangan Dewi Asmara.

"Hentikan, Asmara! Kau, menyakitiku!!" teriak Dewa Amora, ketika Dewi Asmara mengeluarkan seluruh kekuatan yang ia miliki untuk membuat hancur batu bintang keabadian yang ada di genggaman tangannya.

"Sakit? Sakit, bukan? Seperti itulah hatiku yang kau sakiti! Sekarang, kau bisa merasakan rasa sakit yang aku rasakan, jadi terima saja! Aku masih punya pilihan untukmu, kau bunuh Dewi Cinta sekarang, atau kau akan kehilangan batu pusakamu itu?"

"Dewi Asmara! Jika kau menghancurkan batu itu, kau sama saja menghancurkan organ dalam Dewa Amora, kau bisa dihukum mati karena melakukan itu!"

Tidak tahan hanya tinggal diam, Dewi Cinta, berteriak demikian, mencoba untuk menyadarkan obsesi Dewi Asmara yang menggila.

Namun, Dewi Asmara yang sudah kehilangan akal sehat, karena dibakar api cemburu dan amarah pada Dewi Cinta, justru semakin kalap meneruskan apa yang ia lakukan.

Wanita itu tidak lagi merasa kasihan melihat apa yang terjadi pada Dewa Amora seiring eratnya ia menggenggam batu bintang keabadian itu.

Sementara itu Dewi Cinta yang melihat apa yang dilakukan oleh Dewi Asmara, tidak bisa lagi hanya tinggal diam.

Wanita itu berkelebat melesat menuju ke arah Dewi Asmara, sembari mengarahkan tangannya untuk merebut batu bintang tersebut.

Namun, Dewi Asmara bukan seorang wanita yang punya ilmu kepandaian rendah.

Wanita yang sudah cukup lama mengabdi pada Dewa Amora tersebut punya ilmu kepandaian yang tinggi.

Ia berhasil menghindari gerakan Dewi Cinta yang begitu cepat. Merasa serangannya meleset, Dewi Cinta tidak patah semangat.

Wanita itu kembali menghimpun kekuatan, dan segera melakukan serangan susulan lagi, kali ini lebih mengerahkan kekuatannya, dan Dewi Asmara ternyata mengetahui itu semua.

Wanita itu berkelit ke samping sembari terus melakukan gerakan untuk bertahan dari serangan musuh. Telapak tangannya tetap erat menggenggam batu tersebut dan....

"Terima kehancuranmu Amora!! Jika aku tidak bisa menjadi Dewi nomor satu di sini, maka kau juga tidak akan pernah bisa mendapatkan apa yang kau inginkan! Batu ini aku hancurkan!!!"

Teriakan Dewi Asmara membuat sekitar tempat itu seperti diguncang kekuatan yang dahsyat.

Terdengar pekikan suara Dewi Asmara, dan tubuh Dewi Cinta terhempas berbalik seperti dilontarkan kekuatan yang dahsyat menolak serangan yang ia lakukan pada Dewi Asmara!

Sinar kuning dari batu bintang mencuat, disusul suara ledakan dahsyat menggelegar, dan ledakan itu membuat Dewa Amora dan para anggota kerajaan yang lain terpental ke belakang!

Batu bintang keabadian pecah berantakan, dan jemari tangan Dewi Asmara ikut hangus terbakar hingga membuat wanita itu melolong mengerikan.

Belum lagi semua yang ada di situ tahu apa yang terjadi pada Dewi Asmara atas kenekatannya, pecahan batu bintang itu berputar seperti tersedot kekuatan yang menarik mereka.

"Dewi Cinta! Bantu aku untuk menangkap pecahan itu, jangan sampai mereka terseret kekuatan yang dilepaskan oleh Dewi Asmara!" teriak Dewa Amora, sembari ikut mengerahkan tenaga untuk meraup pecahan batu bintang miliknya, yang terbagi 12 bagian.

Dewi Cinta paham situasi. Wanita cantik tersebut segera mengebutkan selendang miliknya, agar mampu menjangkau pecahan batu bintang tersebut.

Tapi, alangkah terkejutnya Dewi Cinta ketika selendangnya hangus terbakar, seperti tidak bisa menyentuh pecahan batu bintang tersebut.

"Tangkap memakai jubah milikmu, jangan tanganmu, karena sekarang kekuatan batu bintang sedang keluar, ia tidak bisa disentuh oleh tangan, tanganmu akan hangus, jika menyentuhnya langsung, pakai jubah milikmu!"

Dewa Amora memberikan perintah pada Dewi Cinta, tapi Dewi Asmara yang sudah terluka parah, tidak membiarkan hal itu terjadi.

Wanita itu mengerahkan kekuatan terakhirnya, hingga selarik sinar hitam menghadang gerakan Dewi Cinta yang berusaha untuk meraih pecahan batu bintang yang masih berputar mengambang di udara sambil memancarkan sinar kuningnya.

Sinar hitam itu memancing pergerakan 12 keping batu bintang keabadian.

Lalu, tanpa diduga, ke 12 pecahan bintang itu terlempar ke sembarang arah dan sinarnya lenyap seiring pergerakan pecahan batu tersebut yang meluncur jatuh ke bumi!

Bersamaan dengan jatuhnya batu bintang keabadian ke bumi, angin puting beliung menerjang tempat itu, disertai sambaran petir yang memekakkan telinga.

Sadar situasi berbahaya, Dewi Cinta segera menyambar tubuh Dewa Amora, dan membawa tubuh junjungannya itu pergi dari tempat tersebut.

Di waktu yang sama, pecahan ke 12 batu bintang itu terus meluncur ke bumi. Kehadiran mereka diiringi oleh amukan situasi alam yang seperti murka dengan apa yang terjadi.

Ketika menembus atmosfer bumi, pecahan itu terlempar satu sama lain, dan terus semakin kencang turun ke bumi.

Bumi yang saat itu sedang diselimuti malam, hingga para manusia sedang terlelap dalam tidurnya, ditambah situasi alam yang menurunkan hujan sedemikian derasnya, cukup membuat para manusia semakin merapatkan selimut.

Salah satu pecahan batu bintang meluncur ke arah sebuah rumah sederhana, dan tidak berapa lama kemudian, terdengar teriakan membahana dari rumah tersebut, seiring pecahan batu bintang keabadian menembus atap rumah sederhana itu!

Note: Obsesi yang berlebihan akan menyebabkan kehancuran.

(Apa yang terjadi pada 12 pecahan batu bintang keabadian tersebut?)