webnovel

Ka, Aku Mencintainya!

Seorang gadis cantik bernama Nara yang memiliki kepribadian ceria, tidak pernah menyangka bahwa apa yang ia inginkan ketika ia asal bicara dapat terjadi begitu saja. Mungkin beberapa orang akan menyukainya jika hal yang mereka inginkan menjadi kenyataan! Tapi ... Dia tidak menginginkannya! Hal-hal gila terjadi padanya. Bagaimana perasaanmu jika jiwamu tertukar dengan jiwa kembaranmu sendiri? Apa yang harus Nara lakukan? Dan bagaimana dengan cinta pertamanya?

Gldseya · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
228 Chs

Kecurigaan Dru

Sudah dua hari berlalu, Ed sudah berusaha menata hatinya kembali dari kesedihan yang masih terlalu membekas di hati nya.

Sebenarnya sangat susah memang bagi seorang Ed yang telah terlanjur terjerat ke dalam pelukan Lucy.

"Ka, apakah kau masih banyak pikiran?" tanya Nara yang mendekati sang kakak sembari menepuk bahunya pelan, agar Ed menyadari bahwa pemuda itu sedang di ajak bicara oleh sang adik.

Sebuah senyuman ringan Ed berikan pada Nara. Sebisa mungkin Ed menutupi rasa kesedihan yang sebenarnya masih membekas di hatinya.

'Aish, sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Mengapa sedari waktu itu dia tampak sendu, apakah ada yang terjadi antara Ka Ed dan Lucy?' benak Nara mencoba mempelajari gerak gerik Ed.

Melihat Ed yang tiba tiba saja langsung menepuk pelan Nara, mau tak mau Nara terpaksa kembali tak menanyakan hal tersebut, sebab jika Ed memberikan respon tersebut, maka sama saja Ed mengatakan untuk tak membahasnya.

"Let's go," ucap Nara pada akhirnya, menarik sang kakak untuk masuk ke dalam mobil.

Ed menganggukan kepalanya pelan, mengikuti langkah kaki Nate dan Nara, sedangkan Dru beserta kedua orang tua mereka berada di belakang mereka.

Kemana mereka ?

Mereka hendak ke kampus Ed, dimana hari ini merupakan hari kelulusan Ed.

Sejujur nya Dru malas sekali mengikuti hal hal seperti ini, hanya saja Nara lah yang mengatur semuanya, bahkan Nate yang saat ini berada di dalam tubuhnya lah yang menyuruh keluarga lengkap nya agar datang, karena Nara mengatakan bahwa ia ingin melihat ada kebahagian di wajah kakak nya itu.

Nate yang selalu luluh oleh Nara akhirnya mengikuti semua instruksi Nara dan melakukan hal hal yang Nara katakan padanya, termasuk membujuk Dru dengan segala rajukan yang Nara ajarkan pada Nate agar pemuda itu mengikuti nya.

'Ck, aku tak tahu jika adikku sangat pintar sekali membujuk, bahkan aku sampai mengikuti kemauannya, jika saja mereka tahu bahwa aku lah yang berada di tubuh Nara, maka sudah dapat di pastikan mereka akan menertawakanku,' benak Nate dalam hati sembari menatap Nara dengan sorot manik nya itu.

Terlihat wajah yang sumringah dapat dilihat oleh nya pada wajah adiknya itu.

'Mengapa aku merasa aneh dengan Nara dan Nate," benak Dru yang menatap adik - adiknya itu.

Untuk beberapa waktu sebelumnya memang Dru tak terlalu merasa aneh, hanya saja kali ini saat melihat tingkah Nara dan Nate maka entah mengapa Dru merasa aneh akan sikap keduanya, seolah jiwa mereka sedang tertukar.

Nate, Nara dan Ed berada di mobil yang sama, dengan Ed lah yang menyetir, sedangkan Dru,dan kedua orang tua mereka berada di mobil lainnya.

Suasana di dalam mobil tak terlalu banyak perbincangan. Nara yang memahami posisi kakak nya yang sedang menata hatinya membuat dirinya memberikan space pada kakak nya untuk menenangkan dirinya.

Jujur saja saat ini Nate yang mengikuti instruksi Nara merasa sang adik berjiwa besar, dan bijaksana.

Ia tak menyangka gadis itu memiliki pola pikir seperti itu.

***

"Louis, kita dalam masalah!" pekik sahabat nya yang baru saja masuk ke dalam ruang kerja nya.

"What's wrong Jack?" tanya Louis pada Jack.

Dengan terburu buru Jack memberikan sebuah kertas cukup besar pada Louis.

Sejenak Louis terdiam dan memperhatikan kertas yang baru saja di berikan oleh Jack di hadapannya.

"Denah ini bukankah lokasi pembangunan yang rencananya akan kita bangun?" tanya Louis sambil mengerutkan dahinya.

Hingga detik ini Louis belum memahami maksud arah pembicaraan Jack padanya.

"Kamu benar, tetapi lokasi denah ini adalah masalahnya," ujar Jack kembali.

Lagi lagi Louis semakin mengerutkan dahinya tak mengerti maksud dari perkataan Jack.

Bukankah seminggu yang lalu saat rapat berlangsung semuanya berjalan baik, dan Jack mengatakan akan menyelesaikan mengenai pembayaran ataupun mengenai hal yang bersangkutan dengan tanah tersebut?

Dan bukankah Jack juga mengatakan sebelumnya semua nya berjalan lancar atau tak ada masalah dengan sengketa tanah pembangunan ataupun perizinan, Lalu apa masalah nya?

Hal itu yang langsung di fikirkan oleh Louis.

"Semua perizinan, ataupun pembayaran dan yang lainnya telah selesai, serta tak ada masalah sedikit pun, hanya saja aku baru saja mendapatkan kabar bahwa satu satunya pohon yang cukup besar di sana tak bisa di tebang, aku telah mencoba beberapa orang untuk menebangnya, hanya saja semuanya tidak ada yang berhasil, bahkan orang yang mencoba menebang nya satu persatu jatuh sakit Louis."

Deg!

"Kau jangan membicarakan hal konyol seperti itu Jack, kau tahu aku tak pernah mempercayai hal seperti itu."

Jack lah yang kali ini memutarkan maniknya malas, dengan melipatkan kedua tangannya di dada.

Ia tahu betul bahwa sang sahabat tak memercayai hal tersebut, terlebih pemuda itu telah mengenal nya selama satu sekolah dengannya, hanya saja yang terjadi saat ini memang seperti itulah kenyataannya.

"Terserah padamu Louis, hanya saja aku baru memercayainya setelah beberapa karyawan kita yang di suruh kesana meminta izin padaku lantaran mereka jatuh sakit, ini memang aneh, dan seperti nya kita harus cari tahu sendiri kesana, agar kita mendapati langkah selanjutnya."

Dengan bijak dan tenang Jack mencoba memberi saran pada Louis yang sedikit keras kepala.

Jari jari Louis mengetuk pelan pada meja yang ada di hadapannya, dan setelahnya ia menganggukan kepalanya menyetujui usulan Jack, walaupun hingga detik ini ia masih belum mempercayai hal hal yang di katakan oleh Jack.

"Besok kita cek kesana, sekaligus kita akan mencari tahu mengenai asal usul pohon dan tanah wilayah sekitar."

Jack dengan penuh antusias langsung menganggukan kepalanya. Ada sedikit perasaan lega yang Jack rasakan, saat akhirnya sahabat nya itu menyetujui perkataan nya.

"Oh ya, bagaimana hubungan mu dengan gadis itu? Apakah sudah semakin dekat?" ledek Jack pada Louis.

Ia tahu betul dalam dua hari ini Louis hanya menatap layar handphone nya itu tanpa ada pesan atau telefon yang masuk padanya.

"Ck, kau tak bermaksud meledekku bukan? Kau lihat saja, Nara pasti akan jatuh cinta padaku, hanya saja sekarang dia perlu waktu untuk meyakinkan hatinya dengan mengingat pesona ku," ujar Louis dengan penuh percaya diri yang tinggi.

"Ya, ya, ya aku percaya padamu, dan jika Nara benar benar memberi kesempatan untukmu, kau benar benat beruntung sekaligus kau harus siap dengan rintangan rintangan selanjutnya yang akan datang padamu, good luck bro!"

Louis memutarkan maniknya malas, dan menatap malas pada Jack yang senantiasa mengingatkan perkataan yang sama pada nya secara terus menerus.

'Sial! Tak bisakah dia tak mengingatkan ku.'

———

Leave a comment, and vote