webnovel

Jagat Mandala (Revised)

Dalam sebuah Tulisan yang ada dalam kitab kuno yang dituliskan oleh para leluhur Tertulis

"Datanglah Cahaya yang akan Mengelilingi Mandala ketika Putus asa menutupi hati para dewa dan cahaya itu datang dari sebuah dosa".

Di jagat ini semua mahluk hidup berdampingan, baik dan jahat harus seimbang karena mereka tidak bisa ada tanpa saling melengkapi, Mandala adalah sebuah Jagat yang di naungi para dewa dan Kesatria.

Namun keseimbangan di jagat ini mulai goyah dikarenakan banyaknya Kejahatan dan Keputus asaan

Yang mulai bertambah Menutupi harapan dan Kebaikan di jagat ini, Maka dari itu Jagat ini terus menangis dan Terus meminta kepada Sang pemilik alam semesta untuk mendatangkan seseorang yang bisa meluruskan Kembali keseimbangan yang ada, dan mungkin Doa itu akan terkabul pada hari ini.

Terlihat disebuah hutan yang rindang dibawah kaki gunung seorang anak kecil dengan rambut hitam yang sedikit Panjang dan berbaju sederhana yang sudah tercompang camping sedang berlari seperti ketakutan, dia berlari masuk kedalam hutan seperti sedang dikejar oleh sesuatu yang mengancam hidupnya, setelah dilihat lebih dekat mata sebelah kirinya hancur dan terus mengeluarkan darah, dia hanya bisa memegangi Mata sebelah kirinya itu yang terus mengeluarkan darah, Mata sebelah kanannya dengan pupil berwarna emas pun terus menangis, dia berlari sambil menangis tersedu sedu dicampur dengan rasa sakit.

"Ibu..."

Dia mengatakan itu dengan nada yang sedih dan terus menangis.

Dia terus berlari kedalam Hutan tersebut dan ternyata dia dikejar oleh Sekelompok bandit gunung, mereka adalah kelompok perampas yang memang sering berkeliaran ditempat yang sepi, dia terus berlari tanpa menyadari tentang area hutan yang seharusnya dia tidak masuki yang disebut dengan Hutan Larangan.

Sampai akhirnya dia terjatuh karna kaki nya yang sudah mulai lemas, dia terjatuh tersandung akar pohon Beringin besar yang ada didepan nya, dia terjatuh dibawah pohon Beringin besar yang rindang itu, Anak ini hanya bisa pasrah dengan kondisinya yang sudah tidak kuat lagi.

Para bandit itu pun mulai Mengelilingi nya mengepung dari berbagai arah, Mereka mulai tertawa dan terlihat tersenyum walaupun mulut mereka tertutup kain.

"M-mohon Tuan... Biarkan Saya hidup"

Dengan nada yang Pasrah dicampur ketakutan, Anak sekecil itu berkata kepada Kumpulan bandit yang mengepungnya sambil menangis.

Para bandit itu hanya tertawa dan salah satu dari mereka berkata

"Maafkan kami, anak kecil tidak jadi pengecualian, tidak ada yang hidup setelah melihat kami"

dia mengatakan itu dengan sangat lantang, terlihat senyum dan raut wajah yang senang seperti orang gila di balik kain yang menutupi bagian mukanya.

Si bandit ini pun melangkah maju dengan mengeluarkan belati dari belakang pinggul nya dan dia berniat untuk menyelesaikan nyawa Anak Kecil ini

"Ibu... Maafkan aku, kau sudah mengorbankan nyawamu untuk menyelamatkan aku, tapi sepertinya aku akan menyusul mu ibu..., maafkan aku..."

Anak ini berkata didalam hatinya, dia hanya bisa memejamkan matanya dengan pasrah sambil terus mengeluarkan air mata, terlihat dari expresinya yang sangat sedih dicampur rasa menyesal karena tidak berhasil selamat dari kejaran bandit-bandit ini.

Namun saat dia mengangkat belatinya, terdengar suara seseorang jatuh dan salah satu rekan banditnya berteriak, dia pun terkejut akan hal itu dan langsung melihat ke arah suara tersebut, dia pun terkejut sejadi jadinya melihat temannya sudah diterkam oleh mahluk dengan tubuh kecil, berhidung besar, lidah menjulur dan gigi yang tajam, wajah mahluk ini sangat buruk rupa namun walaupun badan mahluk ini kecil tapi cukup kekar, kuku ditangan dan kakinya pun panjang tidak normal.

Para bandit itupun fokus pada mahluk ini dan mereka mulai bersiaga,

"B-buto bajang ?!!!"

Salah satu dari mereka berkata dengan terkejut dicampur rasa tak percaya dan takut, mahluk ini termasuk dari ras buto atau raksasa namun ukuran tubuhnya kecil, maka dari itu dia disebut Buto bajang. Tidak hanya satu namun ternyata banyak buto bajang ini mulai menyerang satu persatu para bandit tersebut, mereka berteriak dan berusaha melawan namun tidak bisa.

Melihat itu semua terjadi Anak kecil ini tambah takut, terlihat dari raut wajahnya yang ketakutan dan tidak percaya, masalah bertambah, dengan sisa tenaganya dia menarik badannya ke belakang mendekati pohon besar dibelakang nya sambil menyaksikan pesta makan yang sedang dilakukan oleh para buto bajang tersebut,

"i-ibu... Ibu... Aku sangat takut..."

Dia berkata sambil terus menarik dirinya kebelakang dengan rasa pasrah namun takut akan kematian yang akan dia alami, tiba-tiba saat dia sudah dekat dengan pohon itu, tanah dibawahnya runtuh yang membuat nya terperosok cukup dalam dimana para buto tersebut tidak bisa melihatnya, diapun terjatuh dan kepalanya terbentur dinding tanah yang membuat dia tak sadarkan diri.

Saat dia tak sadarkan diri, terlihatlah bagaimana dia bisa lari dari para bandit itu, terlihat Ibunya yang membiarkan dia lari.

"LARI RAMA !"

Sambil menangis dan berteriak, sang ibu yang wajahnya terlihat masih samar itu berteriak, terlihat juga dia terbunuh, terlihat darah keluar dari tubuhnya, Anak kecil ini Melihat ibu nya sendiri terbunuh namun dia hanya bisa terus berlari.

"Ibu..."

Rama berkata dibawah alam sadar nya

Tidak lama dari itu dia terbangun dari pingsan nya, dia merasakan rasa sakit dimata kirinya yang sudah rusak dan darah terus mengalir dari matanya itu, dia terus memegangi matanya itu dengan upaya menahan darah yang keluar dari matanya.

Dia melihat sekelilingnya hanya ada kegelapan namun ada tiga buah sumber cahaya yang terlihat seperti api merah yang menyala layaknya obor, tanpa berpikir panjang dengan seluruh tenaga yang dia punya, dia pun melangkah mendatangi sumber cahaya tersebut, dia menyadari bahwa tempat ini terasa aneh, memiliki bau yang aneh seperti bunga bunga yang layu, dan aura ditempat tersebut terasa berat.

Sesampainya di titik cahaya tersebut dia hanya menemukan tiga buah obor yang tertancap di tanah membentuk sebua pola segitiga, terlihat seperti segel yang menahan sesuatu, dia pun menyadari area itu lebih luas dari area sebelumnya, Seperti ruangan yang ditinggali oleh sesuatu yang besar.

Dia hanya terduduk lemas ditempat ia berdiam, dan berpasrah diri bahwa ini adalah akhir hidupnya, lalu terdengar suara seperti menggeram dengan nada yang berat didepan tempat ia terduduk lemas, ia pun sontak mencari dimana asal suara tersebut, namun tidak ada apa apa.

Suara geraman itu terus terdengar sampai dia menyadari ada hal aneh yang terjadi pada api di obor obor yang tertancap ditanah itu, apinya mulai bergoyang tidak karuan dan sedikit demi sedikit membesar, dia hanya bisa terdiam dan ketakutan menyaksikan keanehan tersebut.

lalu terdengar suara dengan nada yang berat berbicara kepada Anak itu,

"anak manusia..."

dengan nada yang dingin dan suara yang menggema, tiba tiba dari balik api tersebut terbentuklah wujud sedikit demi sedikit dari yang tadinya berbentuk seperti kabut akhirnya berubah wujud menjadi mahluk raksasa yang menjulang tinggi.

Dia Memiliki mahkota dikepalanya yang terbuat dari permata yang berkilau, dan lengan nya dibelit oleh ular ular berbentuk seperti naga yang menjadi seperti gelang, giginya yang tajam menjulur keluar beserta lidahnya, matanya memerah dikegelapan bak batu delima, badan nya yang kekar berwarna Ungu Gelap, dia pun terus menggeram dan berbicara ke pemuda tersebut.

"anak manusia... sudah lama tak ada tumbal..."

Raksasa itu berbicara dengan nada yang girang, anak itu hanya bisa terdiam ketakutan dengan air mata yang terus keluar dari matanya.

"A-Apa ini... "

Anak kecil itu hanya bisa menangis sambil kebingungan dengan hal apa yang baru saja terjadi, kepolosan nya membuat dia bingung.

Raksasa itu kemudian melihatnya dan menyadari sesuatu hal yang unik dari Anak kecil tersebut, raksasa itu pun penasaran terhadap Anak kecil tersebut,

"hey anak manusia... siapa namamu..."

Anak kecil ini hanya terdiam karena bingung dan takut.

"JAWAB!!"

Raksasa itu membentak Anak kecil itu dengan lantang sambil menggebrak tanah dan saat itu juga api dari obor berkobar tinggi.

dengan rasa takut Anak kecil itu menjawab

"na-namaku Rama"

raksasa itu terkejut dan dia terlihat seperti marah ketika mendengar nama itu

"Rama..?"

dia terlihat marah dan benci akan nama itu, namun kemudian raksasa itu terdiam.

"Kau bukan dia... tapi aku benci nama itu"

raksasa itu berbicara dengan nada sedikit kesal, Tapi kemudian dia melihat anak ini Kembali dan matanya melebar seperti melihat sesuatu.

"A-anak ini... dia..."

Raksasa ini berbicara didalam hatinya sambil melihat kedalam jiwa anak kecil itu, kemudian ekspresi nya berubah , tersenyum menyeringai seperti menyadari sesuatu tentang Anak Bernama Rama ini.

"aku melihat cahaya surga ada pada dirimu... hei anak manusia bagaimana jika aku menawarkanmu sebuah perjanjian"

dia berbicara kepada Rama dengan senyum jahatnya.

"kau masih ingin hidup bukan... jika kau mau, aku bisa menyembuhkanmu dan kau bisa selamat"

Dia menawarkan hal tersebut kepada Rama, Rama pun terkejut dia takut tapi bukankah itu pilihan terbaik daripada harus mati dan menjadi santapan raksasa ini?

"tapi dengan satu syarat... lepaskan aku dari segel ini, dengan cara... aku akan berdiam didalam jiwa mu"

Tanpa punya pilihan lain Rama hanya bisa pasrah karna dia sendiri kebingungan tentang hal-hal yang dikatakan raksasa ini kepadanya.

"A-apakah itu bisa terjadi... aku selamat ?, B-baiklah"

Rama dengan polosnya hanya bisa menerima tawaran raksasa itu, dia hanya ingin selamat.

"tapi kenapa kamu ingin menolongku... siapa kamu ?"

dengan heran Rama berbicara kepada raksasa tersebut dengan polos.

Sang raksasa hanya bisa tertawa terbahak bahak dan menyeringai

"aku Dasagriwa... leluhur gunung ini, dan kau tidak perlu tahu alasanku menyelamatkanmu.. yang kau perlu tau bahwa ini juga akan menguntungkanku"

raksasa itu berbicara kepada Rama

"B-Baiklah Dasagriwa... Apa yang harus aku lakukan sekarang ? "

Rama bertanya kepada Dasagriwa

"kau hanya perlu duduk dan tutup matamu... jangan melawan kau hanya perlu diam"

Dasagriwa berbicara kepada Rama, Rama pun melakukan hal yang diperintahkan olehnya

"hey ada satu lagi, beri aku sedikit darahmu"

Dasagriwa menjulurkan tangan nya yang sangat besar itu.

"B-baiklah..."

Walaupun tersa sakit Rama mengusapkan darah yang berasal dari mata kirinya, Rama pun kemudian mengusapkan tangan nya yang berlumuran darah ke telapak tangan Dasagriwa yang sangat besar, diapun kembali memejamkan mata sebelah kanannya dan terus memegangi mata sebelah kiri nya itu dan diam.

Dasagriwa tersenyum kegirangan dengan senyuman yang jahat, diapun mulai tertawa dan mulai merapalkan mantra dengan bahasa kuno yang tidak bisa dimengerti, setelah beberapa lama merapal tempat itupun berguncang dengan keras, api dari obor obor itu berkobar menjulang tinggi keatas, sebagai perlakuan terakhir, dasagriwa menjilat darah Rama yang tadi ada di tangan nya

"demi angkara murka yang turun kedunia, aku akan bebas !!"

Diapun berubah menjadi sesuatu berwujud Energi Besar dan kuat yang mulai merasuki kedalam tubuh Rama dengan perlahan, ketika pertama kali Energi itu Masuk kedalam tubuh Rama, dia menjerit kesakitan sejadi jadinya, rasanya sangat sakit seperti pisau yang di mainkan dibawah kulit manusia.

Rama terus menjerit kesakitan, energi itu masuk melalui mulutnya, sedikit demi sedikit, namun luka luka yang dimiliki rama mulai sembuh, dan matanya mulai sembuh dan kembali seperti semula, tapi rama tetap menjerit kesakitan.

Seluruh tempat itu berguncang, bahkan gunung pun ikut berguncang, burung burung berterbangan, hewan hewan gelisah akibat guncangan itu, Setelah semua energi itu masuk kedalam tubuhnya terdengar suara ledakan yang kencang dan Rama tak sadarkan diri setelah kejadian itu.

Didalam alam bawah sadarnya Rama melihat cahaya dan mulai menbentuk wajah seperti ibunya, cahaya itu memeluk rama dan berkata

"Kau adalah cahaya ku dan kau akan baik baik saja"

dengan nada yang lembut cahaya itu berbicara kepada rama

Setelah itu Rama siuman dan terbangun, ketika dia terbangun dia sudah berada dibawah pohon beringin besar itu , tempat ia tadi terperosok jatuh, Dia masih merasa kebingungan dan pusing semua hal yang terjadi itu seperti mimpi,apakah itu benar terjadi.

Tapi kemudian Rama melihat sebuah luka belenggu di kakinya yang harusnya tidak ada, namun itu tidak terasa sakit, dia hanya penasaran namun tidak menghiraukan luka itu, diapun hanya mencoba berdiri dan akhirnya bisa.

"Kepala ku pusing... Aku harus segera keluar dari hutan ini..."

Rama berkata sambil memegangi kepalanya dan bergegas untuk meninggalkan hutan itu, Tapi apa yang terjadi setelah Dasagriwa masuk kedalam tubuhnya, Apakah dia nyata, Kenapa ada luka belenggu dikakinya, Apa yang sebenarnya terjadi kepad Rama.

Hallo readers, ini adalah novel pertama saya, dan saya masih belajar menulis sebuah novel, jadi jika ada kekurangan bisa komen yah, dan ini hanya fiksi dan tidak berniat menyinggung siapapun, terimakasih telah membaca

(note : Chapter ini baru direvisi untuk membuatnya lebih layak dibaca)

Whatever_i_docreators' thoughts