Kembali ke waktu dimana Dasagriwa berhasil merasuki jiwa Rama, seluruh tempat itu berguncang hingga gunung pun ikut berguncang, dan akhirnya terdengar suara ledakan yang hebat. Rama tak sadarkan diri setelah Dasagriwa merasuki tubuhnya dan terlihat lah Rama yang berdiri lemas tak sadarkan diri, dia hanya terdiam di dalam ruangan itu yang dikelilingin kegelapan namun setelah dilihat dari dekat, Rama mulai tersenyum hingga menampakan gigi graham nya, dia pun tertawa terbahak bahak dengan suara yang lantang dan ternyata Dasagriwa lah yang menggendalikan tubuh Rama secara penuh.
Dasagriwa yang ada dalam tubuh Rama tertawa dengan lantang dia terlihat sangat gembira
"Akhirnya…"
Dia pun terdiam sejenak dengan ekspresi yang puas seperti penantian yang telah lama dia tunggu telah datang.
"Sudah terlalu lama aku menunggu, Rasanya seperti lega sekali!"
Setelah mengatakan itu diapun melihat kearah langit dan berteriak.
"Lihatlah PARA ANJING ANJING Kayangan ! AKU TELAH MENDAPATKAN WADAH INI !"
dia berbicara dengan lantang dengan nada Sombong dan penuh dengan euphoria
"Wadah ini tidak terlalu buruk, dan Ku kira anak kecil ini hanya manusia lemah biasa, tapi dia mampu menampung diriku didalam jiwanya"
Dasagriwa berkata sambil melihat dan menikmati tubuh barunya yang sedang dia kendalikan
"Mungkin sudah saatnya aku mengeluarkan Semuanya yang sudah aku pendam selama ini"
dengan nada yang dingin diapun memejamkan mata dan mengeluarkan semacam Energi yang berbentuk Aura yang sudah selama ini dia pendam, Aura yang dia miliki terlihat sangat hitam dan pekat, terasa seperti penuh dengan rasa kebencian dan dendam dan aura itu memenuhi seluruh ruangan itu. Aura yang dipancarkan oleh dasagriwa sangatlah kuat dan berat sampai sampai membuat mahluk yang ada diarea pegunungan itu lari. Mungkin bisa dideskripsikan Aura ini adalah Sebuah Energi Spiritual yang bercampur dengan perasaan dasagriwa.
"Sudah terlalu lama aku memendam ini.. lega sekali rasanya"
Dengan nada yang lega dia menikmati itu, lalu Dasagriwa menghentikan auranya dan meredam nya kembali.
"Mungkin cukup segitu saja"
Dia berhenti dan langsung membuka matanya.
"Walaupun hanya sedikit Energi ku yang ku luapkan.., Untuk saat ini aku akan berhati hati, Tubuh ini masih sedikit lemah aku tidak mau Anjing Anjing itu mengetahui keberadaan ku lagi, tapi tidak apa dengan tubuh ini pun aku akhirnya bisa bebas!"
Dasagriwa pun mulai mempersiapkan kebebasan nya, diapun mencoba menggerakan tubuh barunya untuk beadaptasi.
"Tubuh kecil ini terasa sangat nyaman, Walaupun… ada sesuatu yang janggal, tapi sudahlah"
Dasagriwa merasakan kejanggalan pada tubuh Rama yang membuatnya tidak nyaman, seperti sebuah Cahaya yang menjadi bagian dari jiwa Rama.
"Akan kugunakan tubuh ini untuk Memusnahkan Kayangan, Terutama si bajingan yang Mengurungku disini"
Setelah mengatakan itu Dasagriwa pun meloncat dan menghancurkan langit langit gua itu dan membuat sebuah lobang yang cukup besar, diapun berhasil keluar dari tempat itu dan sekarang berada dibawah kaki gunung ditempat tadi Rama jatuh, karna lompatan nya yang sangat kuat posisi dasagriwa berada diatas Pohon besar tempat Dimana Rama jatuh, dia seperti melayang diudara sejajar dengan Lembah gunung.
"Wahai bulan yang menerangi malam, sudah lama aku tak berjumpa dengan mu…"
Sambil membentangkan tangannya dasagriwa melihat kearah bulan dengan euphoria
"Udara segar ini, sudah lama aku dambakan, dan gunung gunung ini… Akan kutelan mereka seperti dahulu kala, lihatlah !!, Kehancuran telah Bebas."
Dia mengatakan itu dengan lantang sambil membentangkan tangannya penuh dengan kesombongan, dia melihat kearah Gunung gunung itu yang bisanya dia Telan untuk menunjukan kekuatannya.
"Baiklah… demi merayakan kebebasan ku ini, hal menyenangkan apa yang bisa kulakukan"
Dia bertanya tanya sambil melihat sekeliling area hutan dan gunung gunung
"Mungkin Kutelan gunung ini, atau kuhancurkan hutan ini… ATAU KUTELAN BULAN YANG TERANG INI"
Setelah mengatakan itu tiba tiba dia mendengar suara suara seperti sekumpulan orang yang sedang berdoa.
"Suara ini..."
diapun melihat dibawah kaki gununung itu ada sebuah desa kecil tidak jauh dari tempat dia berada.
"ohh sebuah desa…"
Diapun terus melihat kearah desa tersebut dan ekspresi nya berubah menjadi sangat Bahagia dan menakutkan, matanya terbuka lebar dan urat urat dikepalanya timbul.
"HAHAHA PARA WANITA ITU AKAN KU JADIKAN MEREKA PEMUAS HASRAT KU INI SEPERTI DULU ! APALAGI WANITA YANG TAAT KEPADA PARA DEWA ITU AKU SUKA EKSPRESI KETAKUTAN DAN RASA BERSALAH MEREKA SAAT AKU MENGOTORI MEREKA DAN AKAN KUNIKMATI MEREKA DEMI MERAYAKAN KEBEBASAN KU INI DAN SISANYA AKAN KUTELAN HABIS SEBAGAI MAKANANKU"
Dia tertawa dengan jahat sambil melihat kearah desa kecil tersebut, kukunya menjadi Panjang dan tajam, matanya menjadi merah karena dia sudah tidak sabar untuk merayakan kebebasan nya. diapun bergegas untuk segera pergi ke desa kecil tersebut, namun sebelum dia bisa bergerak tiba tiba sebuah akar dari pohon yang berada di bawah Dasagriwa itu membelit lengannya seperti menahannya untuk pergi, akar akar pohon itupun semakin banyak yang akhirnya melilit seluruh tubuhnya, menahannya untuk tidak pergi dari tempat itu.
"Heh.. Roh penjaga hutan… kau mencoba untuk menahanku ya ? Percuma saja"
Diapun menyerap energi kehidupan dari akar akar pohon yang membelitnya, yang membuat akar itu layu dan rapuh dan akhirnya hancur.
"Pohon sialan yang lancang…"
Dia berbicara dengan nada yang Kesal seperti diremehkan
"Oh ya.. aku baru saja ingat. sepertinya aku akan memberikan hadiah kepada hutan ini, karena telah menjadi tempatku dikurung oleh bajingan itu"
Dasagriwa tersenyum seperti orang yang memiliki sebuah rencana yang jahat.
"ini hadiah yang sangat menyenangkan.. dan lihatlah baik baik Kalian semua Mahluk yang tinggal di hutan ini… Perbedaan ku dan Sampah seperti kalian"
Setelah mengatakan itu Dasagriwa mengangkat tangan kanannya keatas dan membuka telapak tangannya, dia pun mulai mengumpulkan Energi diatas telapak tangannya yang membentuk sebuah bola energi yang cukup besar, Energi tersebut terasa sangat berat dan kasar.
Energi itu terus dia kumpulkan namun kemudian diapun menyusutkan dan memadatkan bola energi itu ke bentuk yang lebih kecil.
"Tidak buruk juga… tubuh ini bisa menyalurkan Energi Spiritual ku dengan mudah"
Dasagriwa sedikit terkejut dengan bagaimana mudahnnya dia bisa Menggunakan Sihir didalam tubuh ini.
"Ini adalah sedikit Kumpulan dari Energi spiritual ku.. biasanya Mahluk lemah seperti manusia harus merapal sebuah mantra untuk bisa menggunakan hal seperti ini bukan?...dan kalian menyebut ini sebagai Sihir"
Dasagriwa tersenyum sambil terus mengumpulkan Energi Spiritual nya
"Sekarang kalian akan mengerti.. Perbedaan kekuatan antara diriku dan sampah seperti kalian"
Dia menyebutkan itu dengan penuh kesombongan.
( Sedikit penjelasan tentang apa yang dikatakan Dasagriwa, Hakikat nya seorang manusia ataupun mahluk lainnya harus merapal mantra untuk menggunakan sebuah Sihir, Sihir itu sendiri adalah cara untuk mengontrol dan menggunakan energi spiritual itu sendiri, karena ketika sebuah mantra dirapal itu membuat Sihir dapat digunakan dan Rapalan itu akan menyesuaikan presentase Energi Spiritual penggunanya, hanya sebagian kecil manusia yang bisa menggunakan mantra tanpa rapalan itupun hanya manusia yang memiliki rahmat atau perjanjian yang diberikan oleh para dewa, namun ada saatnya manusia juga memiliki perjanjian dengan Iblis itupun bisa membuat mereka menggunakan Sihir tanpa mantra. )
"Musnahlah kalian semua yang menghalangiku.."
Diapun mengarahkan ajian itu ke arah hutan dengan ekspresi yang dingin, namun tiba tiba bola energi yang ada ditangan nya itu pecah terkena sebuah cahaya yang melesat dengan sangat cepat menembus bola energi dasagriwa
"A-apa ?"
Dasagriwa terkejut terhadap apa yang telah terjadi, diapun melihat kearah cahaya itu berasal sama seperti arah bulan yang sedang bersinar, terlihat sebuah wujud yang di tutupi dengan cahaya yang terang, Cahaya itupun sedikit demi sedikit bertambah terang, dan akhirnya Cahaya itu bersinar sangat terang sampai sampai Malam itu berubah menjadi Siang, Cahaya itu membuat Dasagriwa silau dan dia pun berusaha menghalangi cahaya itu dengan tangan nya.
"ugh.. Cahaya ini.."
dengan ekspresi terkejut dia berkata sambil terus menghalangi cahaya itu dengan tangan nya
"E-energi ini…"
Dasagriwa berkata didalam hatinya seperti menyedari sesuatu tentang siapa mahluk bercahaya ini.
Ekspresi Dasagriwa mulai berubah seperti marah, raut wajah nya menunjukan rasa marah dan benci yang Luar biasa.
"BAJINGAN !"
Dia berteriak dengan lantang kearah Cahaya itu
"KAU…, TIDAK ! Aku tidak akan membiarkan kau menghalangiku lagi, JATIWISESA !!"
Mahluk yang diselimuti cahaya itu tiba tiba mengulurkan tangan nya, dan keluarlah dua buah belenggu yang berbentuk seperti gelang yang kemudian membelenggu badan Dasagriwa, dasagriwa pun tidak bisa bergerak dan dia merasa tidak berdaya karena Belenggu itu itu.
"JATIWISESA.. KENAPA KAU SELALU ADA UNTUK MENGGANGUKU.. DENGAN BELENGGU SIALAN INI !"
Dasagriwa mencoba melepaskan belenggu itu namun Dia tidak berdaya, seperti belenggu itu menahan kekuatan nya.
"Dasagriwa sang jiwa yang penuh dengan amarah,Sudah menjadi takdirmu untuk bebas dengan anak ini, tapi bukan hak mu untuk menghancurkan alam dan mahluk yang tinggal didalam nya"
Cahaya itu berbicara kepada Dasagriwa, Suaranya menggelegar dan bergema seperti suara yang penuh dengan perintah
"DIAM!... AKU TIDAK INGIN MENDENGAR PERKATAAN DEWA SEPERTI MU!"
Dasagriwa terus berteriak.
"KAU TAU KENAPA AKU SANGAT MEMBENCI PARA ANJING ANJING ITU, TAPI KAU MALAH MEMBELA MEREKA… APAKAH DIDALAM BUKU TAKDIRKU HANYA TERTULIS RASA SAKIT !"
Dasagriwa terus berteriak dengan wajahnya yang begitu sangat marah.
"KAU PIKIR ANAK ANAKMU ITU SUCI ?... "
"DEWA BAJINGAN SEPERTI DIRIMU YANG HANYA BISA MEMERINTAH TIDAK AKAN MENGERTI BAGAIMANA KOTORNYA PARA ANJING ANJING YANG TINGGAL DI KAYANGAN ITU, SEBAGAI AYAH DARI PARA ANJING ANJING ITU KAU HARUSNYA MENGHUKUM MEREKA SEPERTI KAU MENGHUKUM KU !"
"YANG KU INGINKAN HANYA KEKASIHKU.. TAPI KALIAN MALAH MENYERANGKU, BAJINGAN !"
Dasagriwa terlihat sangat marah dan dia mulai mengeluarkan Aura nya Kembali tapi yang ini lebih kuat dari sebelumnya
"JANGAN KAU LUPAKAN JANJIKU... AKU BERJANJI AKAN MENELAN KAYANGAN BERSETA ISINYA"
Dengan Energi yang keluar terus bertambah kuat dan pekat Dasagriwa pun meluapkan seluruh amarahnya, sebegitu kuatnya Energi Dasagriwa, sampai mengguncang alam dan seisinya, Aura hitam dasagriwa menutupi Alam disekitarnya.
"AKAN KU TUNJUKAN PADAMU, KEKUATAN YANG PALING KAU TAKUTI.. SEBUAH AJIAN YANG KAU SENDIRI TURUNKAN KE DUNIA.. AJIAN TIWIKRAMA"
Setelah mengatakan itu tubuh Dasagriwa sedikit demi sedikit mulai berguncang dan bertambah besar secara perlahan, Awan mulai menutupi bulan dan angin kencang mulai berhembus, dia terus mencoba untuk bebas dari belenggu yang mengikat nya itu, dia mengayunkan tangan kirinya dan membuat sebagaian dari belenggu itu pecah namun belenggu itu pulih Kembali tapi tangan kiri dasagriwa telah bebas dari belenggu itu, dia pun terus bertambah besar dan tangan kirinya itu bertambah besar dengan lebih cepat.
( Sebagai penjelasan singkat ajian adalah Sebuah ilmu yang didapatkan melalui Ritual peleburan jiwa dengan cara tapa brata yaitu bermeditasi yang biasanya dilakukan diatas gunung, Ajian dan sihir adalah dua hal yang berbeda, Ajian tidak bisa dipelajari namun harus didapatkan, dan caranya itu sangat sulit, Ajian juga seperti memiliki kesadaran sendiri, dia tidak akan mau melebur dengan jiwa yang dia anggap tidak pantas, Ketika ini terjadi mahluk yang menjadi korbannya akan kehilangan akal sehatnya sampai dia mati. )
Ajian Tiwikrama itu sendiri adalah Salah satu ajian terkuat yang pernah diturunkan yang membuat penggunanya berubah menjadi raksasa dan meningkatkan kekuatan Energi nya serta raga nya 10x lipat, Dalam Sejarah hanya ada 5 Pengguna ajian ini.
Namun tangan sebelah kiri dasagriwa itu terlihat tidak mampu untuk menahan ajian itu, akhirnya tangan kirinya pun pecah dan mengeluarkan darah, ternyata Raga yang Dimiliki Rama tidak kuat untuk melakukan Tiwikrama
"Wadah sialan.."
Namun Dasagriwa tetap melanjutkan menggunakan ajian Tiwikrama untuk lepas dari belenggu itu secara perlahan, akar akar kayu itu pun kembali menjulur lagi untuk melilit leher Dasagriwa yang membuat Dasagriwa semakin kewalahan, sedikit demi sedikit Mahluk bercahaya itu mendekati dasagriwa.
"S-sialan…"
Dasagriwa yang tidak bisa berbuat apapun frustasi, diapun mencoba kabur dengan pilihan terakhir nya, karena seluruh badan nya terbelenggu akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan mulutnya sebagai tempat pengumpulan Energi untuk membuat bola energi seperti yang awal dia lakukan menggunakan tangannya.
"Tidak ada pilihan lain.. aku tidak bisa melawannya dengan tubuh yang masih lemah ini.. setidaknya aku harus kabur dari sini.."
Dia membuka mulutnya lebar lebar dan kemudian energi itu mulai terkumpul kembali membuat sebuah bola energi yang lebih kecil namun lebih kuat dari sebelumnya, mata Dasagriwa berubah menjadi putih dan mulutnya mulai sedikit sobek dikarenakan hal tersebut.
"Wahai cahaya surga yang Menjadi bagian dari tubuh anak ini, Jawablah panggilan ku"
Mahluk cahaya ini pun berbicara kedalam jiwa Rama, Setelah mengatakan itu keluarlah sebuah rantai dan belenggu dari punggung Dasagriwa yang membelenggu kedua kakinya, Belenggu itu terbuat dari sebuah Cahaya yang terang dan langsung tertutup rapat dan beratnya membuat dasagriwa jatuh ke tanah dengan kencang yang menyebabkan tanah dibawahnya menyembur keatas.
"A-aku tidak bisa bergerak"
Belenggu itu terasa sangat berat sampai sampai Dasagriwa tidak bisa bergerak, kemudian kedua buah belenggu yang ada di badan Dasagriwa kembali mengekang tubuh Dasagriwa dengan lebih kencang, akar akar pohon itupun kembali melilit badan Dasagriwa, dia semakin tidak bisa Bergerak.
Terlihat dasagriwa yang terkunci dengan banyaknya belenggu yang menahan dirinya.
Mahluk yang bercahaya itupun menghampiri Dasagriwa yang tidak bisa melakukan apa apa dan terbelenggu di tanah.
"JATIWISESA !, TIDAK CUKUP KAH KAU MENGURUNGKU SELAMA INI ? "
Dasagriwa berteriak kepada mahluk bercahaya itu
"Dasagriwa, ini Semua sudah tertulis dalam buku takdir aku hanya menjalani tugasku, dan nanti jika saat mu tiba takdirmu juga akan terpenuhi"
Mahluk bercahaya itupun menjulur kan tangan nya dan memegangi kepala Dasagriwa.
"TIDAK.. TIDAK !!"
Dasagriwa mencoba memberontak namun tidak bisa.
"Tidurlah jiwa yang murka, kau akan berdiam didalam wadahmu ini, sampai janji yang telah Tertulis didalam sanggit para dewa terwujud, dengan rahmatku Manusia ini akan menjadi jawaban mu"
Setelah dia mengatakan itu keluarlah cahaya dari tubuh Dasagriwa yang juga tubuh Rama, keluar lah cahaya dari mata dan mulut nya. Aura Dasagriwa pun yang tadi menutupi alam dan sekitarnya menghilang, bulan pun Kembali bersinar.
"Lagi..la..gi.."
Dasagriwa mengatakan itu didalam hatinya dan akhirnya dia tak sadarkan diri dan tertidur. Tubuh Rama pun tidak lagi dikuasai oleh Dasagriwa dan Rama pun tak sadarkan Diri. Belenggu - belenggu yang ada di tubuh Rama pun lepas dan menghilang, akar akar dari pohon itupun kembali. Tubuh Rama yang jatuh itu pun ditangkap oleh Mahluk bercahaya itu, dengan penuh kelembutan dia memegangi Rama
"Rama Asmarajaya, Takdirmu akan sangat berat, Kau menopang dosa Para dewa.. di tubuh kecil ini, Aku Sanghyang Jatiwisesa meminta maaf kepadamu sebagai Ayah dari para Dewa, walaupun ini Takdirmu, tapi jangan berkecil hati nak aku telah membuat sebuah tempat didalam jiwa mu untuk Dasagriwa tinggal.., Kujadikan dirimu dan Dasagriwa menjadi satu dan kau bisa menggunakan kekuatan nya. Perjalanan mu akan sangat panjang, maka dari itu aku sudah mengirim kan utusanku untuk membantumu, dia akan datang kepadamu."
"Jika saatnya tiba kau bisa melepaskan Dasagriwa dan dia akan mengerti perasaan mu"
Sanghyang Jatiwisesa berbicara kepada Rama yang tak sadarkan diri, Diapun menyembuhkan semua luka yang ada ditubuh Rama, kecuali luka belengu yang ada di kedua kakinya.
"Kusisakan luka ini sebagai tanda, tapi aku menghilangkan rasa sakitnya, Tagihlah janjimu Rama, minta pertanggung jawaban kepada Surga, Buat kayangan Geger, jangan takut karena aku Merestui nya"
Sanghyang Jatiwisesa pun Menempatkan tubuh Rama dan menyenderkannya dibawah pohon yang besar itu dengan hati hati dan lemah lembut, ketika dia menginjakan kaki ditanah yang tandus itu, bunga dan tumbuhan mulai kembali mekar dan hutan larangan itu menjadi asri Kembali.
"Wahai Roh hutan yang menjaga tempat ini, maafkan saya jika kalian sudah menunggu lama, dengan rahmat Saya kalian akan menjadi asri kembali dan Dasagriwa tidak akan menyulitkan kalian lagi, Saya titipkan anak ini kepada kalian, lindungi dia selama tidurnya"
Sanghyang Jatiwisesa pun yang diselimuti cahaya itu perlahan pergi terbang kembali kelangit.
Kembali lagi Ke waktu yang sekarang Dimana Rama yang sudah sadar berjalan keluar dari hutan larangan itu, dia berjalan Sambil merasa bingung apakah kejadian sebelumnya yang dia alami hanya sebuah mimpi. Dia terus berjalan Melewati hutan dan dia melihat Seekor Anak harimau yang Sebagian dari tubuhnya terjepit pohon yang ukurannya tidak terlalu besar, namun anak harimau itu tidak bergerak dan hanya bisa bersuara seperti kesakitan, Rama pun langsung berlari kearah anak harimau tersebut walaupun dengan rasa takut akan kehadiran induk harimau, dia tetap memberanikan diri karena rasa kasih sayang nya terhadap Binatang.
"Aku akan menolongmu.. Kau pasti sangat kesakitan.."
Rama pun dengan tubuh kecilnya mencoba untuk mengangkat pohon yang sebenarnya ukuran nya tidak terlalu besar, namun sepertinya Rama tidak kuat, dia terus berusaha untuk mengangkat pohon itu dengan seluruh kekuatannya.
"AYOLAH"
Rama berkata sambil terus berusaha, tiba tiba dia melihat kearah anak harimau itu lagi, Rama merasa sedih dan Frustasi, Karena Emosi itu pun Rama akhirnya bisa mengangkat pohon tersebut.
"A-Akhirnya"
Rama pun melihat kondisi anak harimau tersebut yang keliatannya sudah sangat parah, sepertinya dia sudah terjepit semalaman, Rama pun bingung denga apa yang harus dia lakukan sekarang, diapun mencoba mengangkat anak harimau itu dan membawanya ke desa, namun saat baru saja menyentuh anak harimau itu, anak harimau itu menggeram seperti kesakitan, Rama pun kaget dia pun makin sedih dan frustasi, dia ingin sekali menolong harimau itu.
Rama pun menangis dan dalam tangisnya itu dia mengingat perkataan ibunya
"Jika kamu Dalam kesulitan dan Hatimu Berguncang, Berdoalah, Maka kamu akan mendapatkan jawaban"
Rama yang menangis pun segera menempelkan kedua tangannya untuk berdoa. Doa yang diajarkan oleh ibunya
"Engkau sang pemilik sejati, Engkaulah sang Pencipta dunia, Engkaulah yang Satu, Aku berdoa kepadamu Bantulah aku Dalam kesusahan ku dan Tegarkan hatiku Karna ku percaya Dirimu akan Menolongku"
Penggambarannya Rama berdoa dan merasa seperti dia ada Disaat ibunya masih hidup dan mengajarinya doa itu. Setelah dia berdoa seperti itu tiba tiba ada seseorang yang memegang salah satu tangannya dan meletakan tangan itu diatas anak harimau tersebut, Rama terkejut tapi dia tidak merasakan takut sama sekali, setelah melihat kesebelahnya Rama melihat seorang kakek yang sudah cukup tua, berambut dan Berjenggot putih sedang duduk disisnya, kakek itu tersenyum melihat Rama kecil yang sedang menangis.
"Kamu anak yang baik dan tulus..Maka dengan ketulusan mu, doa mu untuk menolong anak harimau ini akan terwujud nak"
Kakek itu tersenyum sambil meletakan tanggan nya diatas telapak tangan rama yang sedang berada diatas perut anak harimau itu.
"Kakek siapa? Apakah kakek seorang dewa"
Dengan polosnya Rama kecil bertanya
"Haha bukan, Kakek yang sudah tua ini mana bisa jadi seorang dewa, tapi Kakek datang untuk Membantumu nak"
Tiba tiba tangan Rama dan kakek itu bersinar dan luka yang ada di anak harimau itupun sembuh dan anak harimau itupun bisa bangun Kembali.
"WAHH KAKEK HEBAT !"
Rama Terkejut dan diapun tersenyum lebar sangat Bahagia, anak harimau itupun mendekati rama dan sepertinya dia berterima kasih kepada Rama.
"Aku senang sekali kau selamat!"
Rama pun memeluk anak harimau itu dengan penuh kebahagiaan
"Terimakasih kakek telah menolong anak harimau ini"
Rama berkata sambil tersenyum melihat ke arah kakek itu
"Ah tidak bukan kakek yang membantu harimau itu, tapi Kamu Rama, kakek hanya membantumu menggunakan Energi sihirmu"
Dengan polosnya si Kakek berkata
"Energi?.., Sihir?.. apa maksudmu kakek, dan kenapa kau bisa tau namaku?"
Ekspresi Rama Kebingungan dia hanya bisa tersenyum sambil melihat ke arah kakek itu
"AHHH ! M-maksud kakek… UHH itu…, Lupakan Saja tapi ya Kakek hanya membantumu Menggunakan kekuatan mu"
Kakek itu kaget dan dengan lucunya dia kehabisan kata kata dan sepertinya mengalihkan pembicaraan
"Kekuatan ku?
Rama semakin bingung dan bertanya
"Iya, Kakek disini akan Membantumu, Apakah kamu Mau belajar dengan Kakek untuk mengendalikan kekuatan kamu?"
Kakek itu tersenyum lebar sambil mengatakan itu kepada rama
"hmmm Sepertinya Kakek bukan orang jahat.. Lagipula aku tidak punya Tempat untuk pulang.. Ayah dan ibuku Mati terbunuh… Baiklah kakek aku akan mengikutimu!"
Rama Kecil mengatakan hal itu dengan polosnya, walaupun dia merasa sangat sedih tapi dia terus berusaha tersenyum
Kakek itu mengetahui perasaan Rama yang sangat sedih, Jauh didalam lubuk hatinya kakek itu mengasihani Rama kecil yang sudah harus berjuang sendiri.
"Baiklah Rama Mulai sekarang Panggil kakek Eyang! Karena kakek akan mengajarimu banyak hal"
Kakek pun berkata kepada rama sambil mengankat tangannya dengan gembira.
"baiklah eyang, tapi bukannya itu tidak ada bedanya dengan kakek, tapi yasudahlah mohon bantuannya eyang!"
Rama berkata dengan polos dan senang.
Ini akan menjadi awal kisah Dimana RAMA ASMARAWIJAYA, akan menjadi raja Diseluruh Jagat Mandala.