webnovel

Istri Supermodel (For Sale!)

Impianku sebentar lagi jadi kenyataan! Tidak lama lagi aku akan tiba di Itali dan tampil di Milan Fashion Show! Foto-fotoku akan dimuat di semua majalah fashion di seluruh dunia! Akhirnya, semua pengorbanan dan kerja kerasku nggak bakal sia-sia! Tapi kenapa impianku justru jadi mimpi buruk!? Ayah tiba-tiba mengajakku untuk bertemu seorang CEO muda yang sombong bukan main. Katanya, untuk kelancaran usaha keluargaku, aku mulai sekarang jadi calon istri CEO itu! Aku tidak mau menikahinya! Kenal saja tidak, apalagi sampai cinta, tapi sekarang aku harus mengorbankan impianku demi jadi ibu rumah tangga!? Bagaimana dengan impianku? Apa usaha dan pengorbananku sia-sia? Apa maunya CEO paling sombong sedunia ini? Apa dia pikir uang bisa membeli cintaku? ****************************************** Halo pembaca baik hati, terimakasih sudah membaca Istri Supermodel (For Sale!) Untuk tetap update Istri Supermodel dan cerita-ceritaku yang lain, bisa follow facebook dan instagramku ya! FB: https://www.facebook.com/jane.wick.961556 IG: @renatawordsmith Terimakasih pembaca baik hati, Happy reading ^^

Renata99 · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
1252 Chs

Pasangan yang Sempurna

Pada pukul lima sore, di sebuah hotel berbintang lima.

Seluruh aula besar di dalam hotel itu digunakan untuk pesta perayaan berdirinya Perusahaan Genesis, perusahaan real estate milik Keluarga Widjaya.

Pria yang mendirikan dan mengelola perusahaan besar itu adalah Jean Widjaya.

Banyak pengusaha dan politisi terkenal yang diundang menghadiri pesta perayaan ini. Tentu saja, tidak ketinggalan juga para selebriti dari dunia hiburan.

Sebuah karpet merah digelar dari trotoar hingga ke pintu masuk hotel, membuat suasana terasa seperti di Hollywood. Para reporter berkerumun di kedua sisi karpet tersebut, cahaya dari jepretan kamera berlomba-lomba menerangi tempat itu.

Para tamu penting terus berdatangan dan suasana pesta semakin meriah. Banyak pria dan wanita lajang dari Perusahaan Genesis yang memanfaatkan pesta ini untuk menambah kenalan sekaligus mencari jodoh.

"Wow, bukankah itu Shirley Pierre yang baru saja memenangkan gelar 'Ratu Film' di Berlin?"

"Lihat, lihat! Dia datang bersama Jack Cruise! Aku fans beratnya!"

Setiap kali ada orang terkenal yang datang, kerumunan di sekitar karpet merah menjadi ribut.

"Ya Tuhan! Itu…walikota kita, kan?"

"Hah? Mana, mana…oh, itu memang ibu walikota! Bahkan beliau pun datang ke sini, ya!"

Lima belas menit kemudian, sebuah limusin hitam perlahan berhenti di depan karpet merah.

Para staf perusahaan dan pelayan hotel ikut berkerumun untuk melihat siapa yang datang. Penerima tamu hotel yang memakai sarung tangan putih segera membukakan pintu mobil, membuat semua orang menahan nafas dengan penuh antisipasi. Para fotografer memfokuskan lensa kamera mereka dan menatap lapar ke arah pintu mobil.

Sepasang sepatu kulit berwarna hitam menginjakkan kaki di trotoar, diikuti oleh kaki panjang terbalut celana kain hitam yang dijahit khusus. Sosok seorang pria melangkah keluar dari mobil. Kemeja biru dan jas hitam yang dipakainya tampak kontras dengan rambut pirangnya. Postur tubuhnya tegap, namun kedua kancing teratas kemejanya terbuka dan memberi kesan malas.

"Itu Presiden Jean…"

Seseorang dalam kerumunan berbisik dengan suara kagum.

Jean berdiri di samping limusin, sikapnya yang angkuh dan dingin menarik perhatian banyak wanita. Semua orang mengira dia akan segera berjalan masuk, tapi Jean justru berbalik dan mengulurkan tangannya ke dalam mobil.

Terdengar banyak orang menarik nafas tajam saat mereka menyadari arti gestur Jean.

Presiden Jean datang bersama seorang wanita?!

Para fotografer menjepretkan kamera mereka berulangkali dengan penuh semangat. Hal ini bisa dimaklumi karena Jean hampir tidak pernah muncul di depan publik sehingga sulit sekali mendapatkan fotonya. Ditambah lagi, malam ini Jean tidak hanya menghadiri pesta perayaan, tapi juga ditemani seorang wanita. Topik ini pasti menjadi berita utama besok pagi!

Cahaya dari puluhan kamera terus berkedip tanpa henti. Para petugas keamanan sampai harus berjuang keras untuk menjaga ketertiban.

Penantian semua orang berakhir ketika tangan halus seorang wanita muncul dan menggenggam tangan Jean. Selama sesaat, seluruh tempat itu dipenuhi keheningan saat perhatian semua orang tertuju pada wanita itu. Mereka tidak sabar melihat seperti apa wanita yang dibawa Jean Widjaya—dan mengkritiknya habis-habisan.

Lilia melangkah keluar dari mobil dengan langkah ringan tapi elegan seperti sedang berjalan di runway. Dia mengenakan gaun pesta berwarna hitam yang dihiasi butiran-butiran mutiara kecil, membuatnya terlihat seperti mengenakan langit penuh bintang. Riasan wajahnya tidak berlebihan dan justru menonjolkan kecantikan alaminya.

Ada pepatah yang mengatakan kalau kecantikan itu tergantung dari mata orang yang memandangnya. Namun malam ini, semua orang yang memandang Lilia harus mengakui kalau wanita itu terlihat memukau.

Berkat tingginya yang mencapai 175 cm dan sepatu hak tinggi, Lilia tidak terlihat pendek saat berdiri di samping Jean. Keduanya terlihat seolah baru keluar dari sebuah lukisan. Semua orang di sana tidak dapat melepaskan pandangan mereka dari pasangan itu. Sang wanita tampak percaya diri dan mempesona, sedangkan sang pria tampak tenang dan elegan.

Para wanita yang sudah bertekad untuk mengkritik habis Lilia kini terdiam seribu bahasa. Mereka hanya dapat menatap Lilia dengan penuh rasa iri.

Keduanya memang pasangan yang sempurna!