Ini benar-benar suara Daniel. Pria itu benar-benar berselingkuh darinya dengan adik tirinya, Mary. Ia masih ingat percakapannya dengan Daniel beberapa bulan lalu. Daniel memang mengatakan padanya bahwa adik tirinya, Mary, adalah penggemar beratnya. Mereka bertemu di sebuah acara penghargaan nasional.
Renessa tidak memiliki firasat apa pun tentang perselingkuhan ini karena Daniel selalu mengabarinya tentang segalanya, aktivitasnya, kenalannya, orang-orang yang ditemuinya, dan semua yang dilakukannya. Ia juga menceritakan bahwa Mary sering sekali datang menemuinya. Sayangnya pria itu tidak mengatakan bahwa hubungan mereka tidak hanya sebatas penggemar dan seorang artis.
Air mata mulai menggenang di mata Renessa, mengingat ucapan Daniel sebelumnya. Pria itu akan memutuskannya dan akan berpacaran dengan adik tirinya.
"Kenapa mama kamu harus ikut campur dalam hubungan kamu sama Kak Renessa? Mama kamu egois, kamu tidak mencintai Kak Renessa. Apa mama kamu tidak pernah berpikir bahwa kamu mungkin akan bertemu dengan wanita yang kamu cintai setelah menikahi Kak Renessa?" Mary berkata dengan suara kesal.
Suara tawa renyah Daniel terdengar setelahnya. Sepertinya pria itu menganggap perkataan Mary menggemaskan.
"Ya, untungnya aku bertemu denganmu sebelum kami menikah. Sebenarnya mama pernah berjanji pada almarhumah ibu Renessa untuk menjodohkan Renessa denganku ketika Renessa bahkan masih berada di dalam kandungan ibunya. Tante Claudia dan mama adalah teman baik dan mereka ingin mempererat hubungan kekeluargaan dengan menjodohkan kami," Daniel menjelaskan dengan lembut.
"Tapi sekarang ini bukan lagi jaman siti nurbaya, sayang. Kamu seharusnya tidak diam saja ketika tante menceritakan hal seperti itu padamu." Mary berkata dengan kesal.
"Mungkin mama pikir aku menyukai Renessa. Sebenarnya ini salahku juga, saat itu aku punya cita-cita untuk membuat tur music di beberapa kota kecil waktu itu, tapi sayangnya tidak ada yang mau mendanai acara ini. Saat itu aku hanya berpikir bahwa mungkin aku bisa membujuk mama dengan lebih mudah setelah aku berpacaran dengan Renessa. Dan memang setelah aku berpacaran dengan Renessa, mama langsung mensponsori beberapa event musik yang kuinginkan. Mama selalu melakukan apa pun untuk membuat Renessa bahagia karena ia merasa bersalah gadis itu tumbuh sendirian di luar sana untuk waktu yang lama," Daniel menjawab sambil tertawa kecil.
"Apa kamu yakin kamu benar-benar tidak mencintai Kak Renessa? Kalian sudah berpacaran dua tahun, kan?" suara Mary terdengar sedikit cemburu. Daniel tertawa pelan menendengar perkataan Mary. Sepertinya dia juga bisa menangkap nada kecemburuan di sana.
"Aku sebenarnya berusaha mencintai Renessa, seperti kata orang cinta tumbuh karena terbiasa, tapi bahkan setelah dua tahun perasaanku pada Renessa tidak berubah. Dibandingkan seorang kekasih aku lebih menganggapnya seperti adik perempuan. Tidak seperti aku yang langsung mencintaimu," goda Daniel. Sepertinya pria itu kembali mengerayangi Mary karena Renessa sudah mulai kembali mendengar suara erangan Mary dari dalam kamar. Sepertinya mereka akan segera memulai ronde kedua mereka.
Renessa mendengarkan suara erotis yang mulai memenuhi setiap sudut ruangan tanpa ekspressi.
Amarah mulai memenuhi benak Renessa setelah otaknya memproses kembali perkataan Daniel.
Daniel hanya menganggapku seperti adik perempuan? Berengsek! Jika dia menggapku seperti adik, kenapa dia bisa dengan rakus mencumbuku dan bernapsu mengerayangangi tubuhku. Itu sikap seorang kakak laki-laki? Apa kejantananmu bisa menegang ketika mencumbu adikmu sendiri?
Renessa memaki di dalam hati. Setelah mendapatkan konfirmasi dari pria itu, kakinya yang tadinya lemah seolah mendapatkn kekuatan baru. Renessa perlahan berdiri dan dengan perlahan berjalan menjauh. Ia menolak untuk mendengarkan suara menjijikan ini. Renessa menuruni tangga dengan hati-hati.
Sebelum keluar dari apartemen Daniel, Renessa membuang kue dan aksesoris yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk kejutan ulang tahun Daniel.
Renessa berjalan ke arah mobilnya dengan lemah ketika sesuatu membentur kepala bagian belakangnya. Semua menjadi gelap setelahnya.
***
Renessa tersadar dan menyadari bahwa ia sedang berada di dalam mobil yang sedang bergerak. Kepalanya terasa perih dan ia merasakan denyut hebat di kepala bagian belakang seolah seseorang baru saha memukulnya dengan kayu yang besar.
Renessa mencoba untuk bergerak namun tubuhnya juga tidak dapat digerakan. Kedua tangannya terikat di belakang punggungnya dan kepalanya sepertinya ditutupi dengan kain hitam. Renessa menjadi sedikit panik dan sesak napas ketika ia tidak bisa melihat apapun. Jantungnya berdegup kencang saat ia menyadari apa yang terjadi.
Ia diculik!
Tapi kenapa?
Renessa kembali mencoba bergerak namun tiba-tiba sesuatu menekan kepalanya dengan kuat, Renessa meringis kesakitan namun tidak ada suara yang keluar dari bibirnya karena mulutnya sepertinya disumpal menggunakan kain. Setelah beberapa saat Renessa sadar bahwa yang menekan kepalanya adalah sepatu seseorang, kepalanya diinjak oleh seseorang.
Kaki Renessa untungnya tidak terikat namun Renessa tidak mau melakukan tindakan mencurigakan yang membuat penculiknya memutuskan untuk mengikat kakinya.
"Perempuan jalang, sudah bangun kau rupanya," Suara manis milik seorang gadis membuat Renessa terpaku. Ia tidak dapat mengenali siapa pemilik suara yang terdengar masih sangat muda. Ia yakin ini adalah pertama kalinya ia mendengar suara ini.
"Berani-beraninya kau mengunjungi apartemen Daniel, kau pikir kau siapa, hah? Ancaman sebelumnya masih belum cukup?" Suara itu kembali meneriaki Renessa kemudian menendang bahu Renessa dengan keras.
Renessa masih mencoba untuk tenang, namun denyut pada kepalanya malah membuat Renessa semakin tidak nyaman dan panik. Ia mencoba untuk mencari petunjuk sebanyak mungkin, namun di bawah tekanan seperti ini ia tidak yakin pikirannya mampu berpikir dengan logis. Ia hanya tahu wanita ini sedang bersama dengan dua orang lainnya di dalam van kecil itu.
Ia cukup yakin bahwa mobil si penculik adalah van karena ketika ia bergerak tadi ia masih bisa merasakan tempat yang cukup luas di sekitarnya dan ia yakin mobil ini harus sepanjang sebuah van untuk bisa membaringkan tubuhnya tampa menekuk lututnya sama sekali.
"Kau hanya seorang model yang baru memasuki dunia hiburan belakangan ini, kau pikir kau pantas mendapatkan Daniel? Jangan mimpi! Aku dan beberapa pengemar Daniel menyadari bahwa kau dan Daniel berpacaran dan kami tidak menyetujui hubungan kalian. Aku ingin kau memutuskan Daniel malam ini juga atau aku akan membunuhmu," gadis itu berkata dengan suara yang sengaja dipertegas sebelum kembali menendang perut Renessa dengan kuat dan menginjak lehernya.
Dari perkataannya sebelumnya Renessa sadar bahwa orang-orang ini sudah salah tangkap. Sepertinya mereka ingin menangkap Mary, namun sayangnya ia adalah gadis sial yang berada di sana di waktu yang salah.
Bagaimana ia bisa sesial ini. Hari ini ia bukan hanya menyadari bahwa kekasih yang selama ini dipercainya ternyata berselingkuh di belakangnya dengan adik tirinya, namun ia juga harus menerima nasib sialnya karena disangka sebagai adiknya, Mary. Bahkan para penggemar Daniel lebih dahulu menyadari tentang hubungan mereka dibanding dirinya yang tidak menyadari apa pun sama sekali.
"Kita sudah sampai, Nona," suara seorang pria terdengar. Tubuh Renessa bergidik ngeri saat tangan kekar milik seorang pria menyeretnya keluar dari van.
Renessa berjalan tertatih-tatih dan hampir terjatuh beberapa kali karena ia diseret paksa oleh dua orang pria yang memegang lengannya dari kedua sisi.
Jika tadi Renessa masib berpikir untuk melarikan diri, sekarang ia sudah mulai pesimis. Ia yakin ada setidaknya empat orang pria yang merupakan bodyguard milik gadis itu yang berjalan disekelilingnya.
Mereka menyeret Renessa ke suatu tempat dan mendudukan Renessa di sebuah kursi sebelum membuka penutup kepala hitam yang menutup kepala Renessa.