Aku mendengar celotehnya Jebran semakin panjang lebar. Mataku berkeliling gedung tak berpenghuni lagi, sebuah taman kecil yang masih terjaga rapi. Tempat ini bagaikan rumah keluarga bahagia. Aku melangkah sembari memasukkan tangan ke dalam saku celana.
Aku menerawang ke segala arah dan ruangan lingkungan ini. Mataku menerobos masuk, lalu menoleh pada Jebran yang mendekati diriku.
"Tempat ini sudah kubeli, hanya saja aku belum bisa merubahnya."
"Tempat ini masih mengisahkan sejarah bagiku," ungkap Jebran.
Aku menatap dirinya, "Lalu, apa hubunganmu dengan ayahku?
Aku pun mengambil poin pertama.
"Ayahmu tidak mengetahui diriku, mungkin Yasar telah melakukannya," ungkap Jebran.
"Yasar?" pikirku. Aku seolah-olah pernah mengenali nama itu. Sebuah nama yang memang tidak asing bagiku. Rekan ayahku bahkan menyebar hampir di seluruh Indonesia.
Pria brutal itu siapa yang tidak mengenalnya? Pikirku. Jebran meraih tanganku lalu menggenggamnya dengan erat.
"Emira," lirih Jebran.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com