webnovel

I DON'T BELIEVE MY DESTINY

kelahiran seseorang yang sangat di nanti-nantikan, setelah sekian lama... kelahiran bayi itu akhir nya segera tiba, semua kameramen terla menunggu di luar sana, menantikan detik-detik kelahiran bayi tersebut, bayi keturunan ketujuh .. yang di ramalkan akan memeliki kekuatan yang luar biasa, bayi dari keluarga peramal terkemuka dan hampir 85% ramalan dalam keluarga tersebut selalu tepat.. suara tangisan bayi tersebut terdengar mengisi ruangan yang terlihat sunyi dan tenang, para tertua berkumpul untuk memulai ritual mereka, ritual ramalan pertama yang di percaya sebagai nasib yang akan di bawah bayi tersebut hingga ia dewasa, namun apa jadi nya jika bayi yang di ramalkan tersebut malah membawa malah petaka luar biasa ketika ramalan pertama di lakukan... bisakah bayi munggil ini menghancurkan semua stigma keluarga dan masyarakat tentang ramalan-ramalan tersebut? bisakah ia membuktikan diri nya tidak membawa kesialan seperti ramalan? bagaimana jadi nya hidup bayi ini? yuk... di ikuti

kunyit_jahe · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
11 Chs

Verlita

" Benar.. ternyata kau disini"

" Ver.. verlita kenapa kau bisa di sini? Kenapa kau bisa tau ?"

" Hm.. teman-teman ku yang memberitahu ku, kata nya kau sedang dalam masalah di rumah, kau mau tinggal di rumah ku?"

" Verlita.. aku jadi terharu" Memeluk Verlita " aku mau sekali"

" Aku mengintai mu, aku menyuruh teman ku untuk menempel di tubuh mu" Senyum lebar

" Se... sebentar" Menatap Verlita ketakutan " Apa yang kau katakana? Ada yang menempel di tubuh ku"

" Iya.. nama nya Garleni, dia menempel di bahu mu, merangkul mu erat.. kalian memang akrab sekali.. beri salam untuk nya Gress"

Menatap kearah bahu nya dengan kaku.. mendadak merinding.." Jangan bercanda Verlita"

" Aku tidak bercanda kok.., dia bahkan membelai rambut mu sekarang"

" HUWAAAA..... hentikan sekarang juga Verlita" Menutup kedua telinga nya dengan tangan nya " Cukup,aku tidak mau mendengar lagi.., tapi bagaimana dengan keluarga mu Verlita, apa mereka tidak keberatan?"

" Tenang saja.. mereka mungkin tidak akan sadar kehadiran mu" Menarik tangan Gres dan berjalan menuju rumah nya

" Tidak sadar? Orang tua mu sibuk"

" Bukan..mereka takut pada ku.. kata nya aura di sekitar ku sangat mengerikan"

"Aku bisa mengerti maksud mereka" Mengangukan kepala sambil menatap pungung Verlita yang terasa di kelubungi aura kegelapan, sambil menatap ruangan-ruangan di dalam rumah nya yang sangat besar, celingak-celinguk mencari keberadaan orang lain selain diri nya dan Verlita

" Kau melihat apa? Orang tua ku tidak ada di rumah , mereka berangkat sampai bulan depan baru kembali"

" Kau sering sendirian di rumah? Kau tidak takut?"

" Apa yang ku takutkan? Genderuwo , pocong ,vampire, hampir semua jenis hantu sudah pernah ku temui. Di bandingkan hantu yang paling menakutkan adalah manusia. Bayangkan saja, hantu yang bergelantungan di sekitar mu saja kau tidak menyadari nya.. bagaimana bisa di takutkan" Berjalan cuek menuju kamar nya

Gres hanya mengangukkan kepala dan mengejar langkah Verlita ke kamar nya, sambil sibuk menarik koper yang berat dengan kedua tangan nya, menyeret-nyeret koper nya yang over capacity.

" Kau boleh tinggal di rumah ku selama nya.. gratis tidak di bayar."

" Kau serius? Tapi aku juga harus mencari tempat tinggal jika akan melanjutkan kuliah nanti, karena aku tidak ingin tinggal di kota ini"

" Tidak masalah , kau mau tinggal di kota mana? Aku punya rumah di setiap kota di Negara ini"

Gres melotot menatap Verlita sambil mengaga, sambil berpikir berapa banyak uang yang ia punya, dan selama ini ia tidak tau apapun tentang hal ini, dan ia bahkan tidak pernah menanyakan pekerjaan keluarga nya atau asal-usul keluarga nya. Sebenar nya apa diri nya egois? Hanya mementingkan diri nya sendiri dan tidak pernah menanyakan tentang Verlita?

" Sebenar nya siapa diri mu Verlita? Berapa banyak yang aku tidak tau tentang diri mu?"

"Hm... hanya anak dari pengusaha, selebih nya.. hm.. yang tidak kau ketahui adalah seberapa cantik nya diri ku hahahaha.. kenapa tampang mu begitu serius Gres, tidak ada yang perlu aku sembunyikan. Karena hanya dirimu teman ku, yang mau berteman dengan ku"

" Dan begitu juga dengan diri mu.., itu karena kita sama-sama aneh.. karena itu kita cocok hahaha.." membokar barang-barang nya dari koper , menendang-nendang koper nya karena tidak terbuka.

" Apa itu? Apa itu koper model terbaru? Cara buka nya unik, boleh aku coba?"

" Ini koper bukan terbaru, tapi macet karena kebanyakan barang yang ku masukan, bantu aku untuk membuka nya"

" Oh.. aku harus bagaimana?"

Gres menatap Verlita kesal, menendang koper nya berkali-kali tapi tidak terbuka, menginjak tutup bawah koper dan menarik penutup atas koper namun tetap tidak terbuka, Verlita bantu membuka nya dengan tendangan nya dan secara otomatis koper itu terbelah jadi dua

" Akh... koper ku rusak"

" Tenang saja, kau boleh mengambil semua koper milik ku kok" Berjalan untuk melihat isi koper Gres " Kenapa aku tidak bisa menemukan barang berharga milik mu? " mengobrak-abrik isi nya

Memonyongkan mulut nya karena perkataan Verlita, tapi yang ia katakana ada benar nya juga, dia hanya membawa barang-barang yang ia anggap sebagai barang penting yang penuh sejarah, bahkan bantal guling waktu ia kecil saja di bawa nya

" Verlita, aku boleh memegang tangan mu?"

" Pegang saja sepuas mu, mau diapakan juga aku rela"

" Apa maksud perkataan mu itu.. aku tidak tertarik untuk memperistrikan mu, jangan mengatakan hal yang sangat rancu seperti itu"

Menarik tangan Verlita , memejamkan mata sambil merasakan denyut nadi nya yang berdetak normal.

Perlahan detak jantung yang ia rasakan hilang dan diri nya pun terhanyut kedalam detak jantung Verlita , ia seperti menjadi satu dalam darah Verlita, mengalir memutari bilik jantung kiri ke kanan hingga memompa kan kembali kepingan-kepingan darah merah ke tubuh, Gres seperti melihat hal tersebut di depan mata nya, dan saat aliran darah itu menuju otak, dengan seketika Gres juga langsung menuju ke otak Verlita, ia berdiri di antara kerutan-kerutan otak Verlita, berjalan mengitari otak Verlita, Gres seolah-olah menciut menjadi kecil dan berada di dalam batok kepala Verlita dan berjalan di atas otak nya yang terlihat seperti bumi bagi Gres yang mengecil

Ia berjalan di antara kerutan-kerutan otak nya, banyak hal yang melewati nya, kumpulan-kumpulan gambar yang terpotong-potong yang tidak berurutan seperti kilasan ingatan Verlita yang pernah ia lalui, gambar-gambar itu terus berputar-putar di sekitarannya. Ia menatap gambaran-gambaran itu yang bergerak semakin cepat dan semakin cepat , tangan nya terulur untuk menyentuh gambaran-gambaran tersebut namun kekhawatiran mulai muncul dalam diri nya, bagaimana kalau ia merusak ingatan nya saat ia menyentuh nya, di lain sisi ia juga penasaran apa yang terjadi jika menyentuh nya.

Terlihat gambaran ketika Verlita masih sangat kecil dan di depan nya berdiri sesosok wanita dengan rambut panjang dan mengenakan gaun pengantin putih, ia menyentuh nya , tepat pada saat ia menyentuh nya lubang hitam muncul di depan nya dan ia terhisap kedalam lubang hitam itu, dan berada tepat di depan Verlita kecil yang berlarian ke depan wanita pengantin itu dan memeluk nya

" Mama.. aku merindukan mu, kenapa baru datang sekarang?" Tanya Verlita kecil

" Maaf kan mama sayang.. tapi mungkin mama tidak dapat mengujungi mu lagi, tapi mama selalu berada diatas untuk mengawasi mu dan mama juga akan selalu di hati mu sayang"

" Mama.. kenapa mama tidak menunda kematian mama dulu?"

Tiba-tiba semua pandangan di depan Gres semua nya menjadi kabur dan menghilang diganti kan dengan gambaran lain dengan cepat, sangat cepat bahkan kecepatan nya melebihi kecepatan saat mata mu berkedip , terlihat Verlita perlahan- perlahan menjadi dewasa dan terdengar suara yang sangat keras, suara itu bukan berasal dari mulut Verlita namun suara itu mirip sekali dengan suara Verlita

"Bohong.. !!! semua yang di katakan nya semua nya bohong, dia tidak pernah mengawasi dari atas, saat mama tiri memukul ku, saat papa hanya diam menatap ku, saat adik tiri ku yang lebih di sayangi, kemana mama pergi? Kemana? Aku sakit ma... perasaan ku sakit, tidak ada yang melihat ku.., aku ingin menyusul mu.."

Suara siapa itu? Apakah itu suara Verlita? Atau itu suara hati nya? Itu suara hati nya

Gress seakan-akan menjadi Verlita , ia berdiri di tempat Verlita berdiri , memandang apa yang Verlita pandang, mendengar suara hati yang di katakana Verlita, merasakan apa yang ia rasakan, mencium aroma yang di cium oleh Verlita, merasakan setiap sentuhan dan sensasi yang sama seperti Verlita, ia berada di ruang keluarga menatap kedua adik nya yang kembar berlarian di sekitar orang tua nya, sedangkan diri nya hanya berdiri menatap semua nya, perasaan sedih, sakit, denyutan jantung nya yang semakin memburu, tidak ada yang memperdulikan nya, sampai saat papa Verlita menatap nya, dan dibalas senyum oleh Verlita dan yang di terima nya adalah buangan muka papa nya yang kembali menatap anak kembar nya dan tersenyum kengirangan, tangan Verlita mengegam erat dan berjalan meninggalkan ruangan.

Gambar itu kemudian kembali menghilang dan kilasan gambar sangat cepat bergerak hingga Gress sama sekali tidak dapat melihat gambaran itu sama sekali, sampai gambaran itu terhenti tepat di sekolah, ia menatap punggung nya sendiri

" Bukan kah itu aku? Seperti nya itu lah yang di lihat Verlita, jadi begitu rupa ku dari belakang? Kenapa terlihat perkasa sekali? Apa benar itu aku?"

Tiba-tiba saja gambaran Verlita melihat Gress membalikan badan dan tersenyum lebar ke Verlita dan menyodorkan tangan untuk berkenalan, perasaan itu terasa sangat nyaman, hangat, tenang dan membahagiakan. Akhir nya ada seseorang yang ingin menyapa ku, melihatku.. dan tidak takut kepada ku. Gambaran itu terhenti dan Gress kembali ketubuh asli nya dan tanpa ia sadari, air mata nya terjatuh tepat di tangan Verlita, air mata yang tidak dapat di gambarkan.., rasa sakit, rasa amarah, kesal, bahagia, terharu , hangat , semua nya bergemuruh menjadi sebutir tetesan-tetesan yang terjatuh dari kelopak mata nya

" Gres? Kau kenapa? Apa yang salah"

Gres hanya menatap Verlita dengan tatapan hangat dan tersenyum . memeluk Verlita dengan sangat erat

" Sebenarnya apa yang terjadi Gres? Aku tidak melihat ada makhluk aneh yang berada di sekitar mu? Tidak mungkin kau kesurupan kan?"

" Verlita.. aku melihat semua nya.. aku sangat senang kau menjadi teman ku.. sahabat terbaik ku.. ayo kita hadapi semua ini.. kita buktikan kalau kita bisa tanpa mereka, kalau kita ini ada.. kita ini ada.. sekalipun mereka mengakui atau tidak.. kita ada di sini, membuka mata mereka dan dunia kalau kita pantas berada di sini"

Verlita membalas pelukan Gres dan memejamkan mata, merasakan kehangatan yang tidak pernah ia rasakan, sama seperti Gres yang tidak dapat merasakan hangat nya keluarga, " Iya" perlahan air mata Verlita juga ikut mengalir, karena terlalu lama memendam perasaan nya, karena terlalu lama tidak pernah ada yang menyemangati nya, karena saat ini ia sama sekali tidak memiliki keinginan hidup apapun, sangat hampa sampai akhirnya ia berkenalan dengan Gres

" Gres.. kau tau? Teman-teman ku juga memeluk kita, ada sekitar 7 makhluk halus yang ikut terharu dengan dirimu, mereka melingkari kita dan memeluk kita"

" Verlita.." Melepaskan pelukan nya " Kau merusak momen nya.., dan ini yang paling aku tidak suka dari mu, Seharus nya ada alunan musik sedih yang beralun saat kita berpelukan..begitu dramatis"

Jreng... jreng.. "It's been a long day without you , my friend and I'll tell you all a but it when I see you again" Suara mp3 player Verlita berbunyi sendiri

" Suara apa itu Verlita?"

" Ah.. karena kau meminta music, mereka menyalakan MP3 untuk mu dan mereka juga mau bermain gitar untuk mu"

Krek.....

Tiba-tiba gitar itu bergerak sendiri, bergeser beberapa langkah dari tempat semula, Gres kaget melihat gitar itu bergerak sendiri, secara otomatis mulut Gres terbuka lebar dan seolah-olah berteriak namun suara nya sama sekali tidak terdengar, dengan cepat Gres meloncat mundur kebelakang, muka nya memucat, karena dunia lain memang ada

" Aku tinggal di halte bus saja Verlita.. dahdah.." dengan cepat nya, Gress langsung menutup koper nya kembali dan mengijak-injak nya agar tertutup rapat.

" Kau mau pergi kemana? Di sini paling aman. Kunci pintu nya" Dan kunci kamar Verlita bergerak memutar untuk mengunci pintu kamar nya

" Aku.. aku bisa gila bisa terus-terusan begini"

" Ah.. toilet nya ada di sudut dari ruangan ini ya la~ la~ la" Pura-pura gak dengar apa yang di katakana Gres

Seperti nya aku memang harus mencuci muka ku, aku sangat lelah karena seharian ini semua emosi ku digodok habis hari ini, Gres berjalan kearah kamar mandi, sambil mengikat rambut panjang nya.

Crush.. suara air keran wastafel yang di nyalakan Gress, dengan kedua tangan nya ia mengosok wajah nya berkali-kali menghilangkan kotoran dan minyak-minyak yang lengket di wajah nya

" Ah.. segar nya.. seperti nya aku perlu handuk.. di mana ya?" Masih memejamkan mata, takut pedih, tangan nya meraba-raba wastafel untuk berjalan kearah tissue toilet, tiba-tiba dia menabrak sesuatu yang lembut di depan nya, ia meraba nya dan membuka mata sedikit untuk melihat di depan nya, dan ia melihat handuk ada di depan wajah nya

" Terimakasih" Mengelap muka nya sampai bersih, saat ia ingin meletakan aduk kembali.. baru ia sadar kalau di depan nya dari tadi tidak ada gantungan handuk, yang berarti kalau handuk itu datang sendiri, dan terbang sendiri di depan nya

" Verlita~~~" Teriak Gres