webnovel

Hoshi no Tama

Hoshi no Tama atau bola bintang merupakan permata yang dimiliki setiap kitsune, siluman rubah ekor sembilan. Permata ini dikatakan memegang kekuatan sihir pemiliknya. Kitsune akan melemah dan akhirnya mati jika terlalu lama terpisah dengan permatanya. Takumi Akazawa adalah seorang manusia yang jatuh cinta kepada Sakurako, yang berasal dari ras Kitsune. Namun, Takumi sangat bingung ketika Sakurako menghilang begitu saja. Takumi meminta bantuan kepada temannya yang memiliki kemampuan istimewa. Takumi datang ke Alam Ghaib yang biasa disebut sebagai Kakuriyo untuk mencari Sakurako. Namun, terjadi kekacauan di sana sehingga mengharuskan Takumi untuk berkorban dan mengalami sekarat. Karena rasa cintanya, Sakurako menyerahkan Hoshi no Tama miliknya kepada Takumi dengan banyak konsekuensi. Ini adalah perjuangan Sakurako untuk tetap berada di dekat permata Hoshi no Tama miliknya.

Yasaran · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
293 Chs

Akhir Pekan (II)

"Aku masih lapar, dan sepertinya makanan yang Takumi-kun bawa sangat enak." Sakurako mengucapkannya dengan riang.

"Dasar gadis gila!"

"Hey! Jaga bicaramu, Akazawa!" sambar Itsuki, terlihat tidak terima.

Takumi langsung melempar tatapan tak bersahabatnya. Entah kenapa, Takumi merasa sebal dengan ujaran Itsuki yang sok peduli pada Sakurako. Padahal, selama ini Itsuki dikenal sebagai pemuda dingin yang tak peduli sekitar.

"Terserah padamulah, Minami!" sahut Takumi, tidak ingin meladeni ucapan Itsuki Minami.

Kemudian, Takumi menatap tajam ke arah Sakurako. "Hey gadis gila! Aku menunggumu nanti di gerbang depan jika kau ingin pulang bersamaku. Atau kau memang ingin bersama dengannya terus?" Takumi berujar tak sabar seraya menunjuk Itsuki menggunakan dagunya.

"Aku akan pulang bersama Takumi-kun. Jadi, jangan tinggalkan aku lagi, Takumi-kun!"

Merasa lega mendapat jawaban itu dari Sakurako, Takumi pun berbalik pergi. Setelah kepergian Takumi, tawa di antara Sakurako dan Itsuki langsung pecah.

Mereka menertawakan bagaimana ekspresi Takumi tadi. Terlihat jahat tapi juga ingin di-notice oleh Sakurako.

***

Akhir pekan ini, Sakurako sudah terlihat rapi dengan setelan dress berwarna ungu muda yang dipinjamnya dari Nana Akazawa, saudari dari Takumi yang tinggal di asrama.

Takumi baru saja keluar dari kamar, ia melihat penampilan Sakurako dari ujung kaki hingga kepala.

"Mau ke mana, eum?"

"Ingin bertemu Itsuki. Jaga rumah baik-baik ya, Takumi-kun!" ucap Sakurako seperti pada adiknya saja. Setelah itu, Sakurako melambaikan tangan ke arah Takumi, tanpa mempedulikan Takumi yang mengerutkan dahi sejak tadi.

"Sampai jumpa nanti, Takumi-kun! Oh iya, aku tadi sudah menyiapkan sarapan. Jangan sungkan, ya! Anggap saja rumah sendiri."

Setelah berucap seperti itu, Sakurako keluar rumah dengan bersenandung ringan.

"Heh? Memang ini rumahku, Dasar Gila!" gerutu Takumi, kesal. Dia sambil menghentakkan kakinya saking kesalnya.

Takumi terus mengomel, memarahi Sakurako yang lancang keluar tanpa izin. Padahal, posisi Sakurako hanyanya tamu di rumah ini. Tapi, gadis itu tidak punya sopan santun sedikit pun pada pemilik rumah.

Takumi juga kesal karena tidak diajak. Dia terus mengomel, meski hanya dirinya yang berada di rumah itu.

***

Itsuki sudah menanti kedatangan Sakurako di pertigaan, tak jauh dari rumah Takumi. Itsuki bukannya takut untuk menjemput Sakurako di rumahnya Takumi, tapi gadis itu melarangnya. Sakurako tidak ingin membuat Takumi marah. Jadi, Sakurako menyuruh Itsuki untuk menunggu di pertigaan saja, sesuai rencana mereka kemarin.

Itsuki menyambut Sakurako dengan senyuman yang begitu lembut.

"Sudah lama menunggu?" tanya Sakurako saat ia berada tepat di hadapan Itsuki. Dia merasa sedikit sungkan sebenarnya. Itu tadi adalah pertanyaan yang konyol. Dilihat dari wajah Itsuki yang sudah memerah itu pasti pemuda itu sudah lama menunggu Sakurako. Itsuki kepanasan sejak tadi mungkin.

Sakurako menunduk, terlihat sangat menyesal.

"Maaf," lirihnya.

"Tidak masalah jika menunggu gadis semenggemaskan dirimu, Rako-chan. Jadi, jangan merasa terlalu bersalah seperti itu!"

Sakurako merona. Ia mengalihkan pandangan dari tatapan Itsuki.

"Jadi, apa kita mulai saja belanjanya?"

"Baiklah, ayo!" ajak Sakurako, terlihat riang seperti biasa.

Mereka berjalan beriringan. Berkali-kali Itsuki mencoba untuk menggenggam tangan Sakurako, tapi selalu ia urungkan. Dia takut jika pada akhirnya Sakurako akan merasa tidak nyaman jika diperlakukan seperti itu oleh Itsuki. Jadi, Itsuki mengurungkan niat untuk bersikap agresif pada Sakurako.

Mereka berencana untuk memasak pekan ini. Beberapa hari yang lalu, Sakurakomencoba bekal Itsuki dan ia menyukainya. Maka dari itu ia ingin belajar memasak dengan Itsuki.

Sakurako memang pandai memasak, tapi makanan yang Itsuki bawa setiap sekolah itu terasa lezat dan sedikit aneh di lidah. Jadi, Sakurako ingin memasak seperti Itsuki. Sakurako memang suka keanehan. Jadi, tidak salah jika Takumi menyebutnya sebagai 'gadis aneh' bukan?

Lalu, bagaimana Itsuki dan Sakurako terus-terusan bertemu? Tentu saja. Setiap hari juga Sakuako selalu mengikuti Takumi pergi ke sekolah. Dan selama menunggu Takumi belajar, Sakurako menunggu di cafe dekat sekolahan Takumi.

Kegiatan itu lebih menyenangkan bagi Sakurako daripada harus tinggal sendiri di rumah. Untung saja kemarin kakak perempuannya Takumi sudah pulang, jadi esok Senin, Sakurako tak perlu lagi mengikuti Takumi ke sekolah.

Setelah berjalan beberapa meter, Sakurako dan Itsuki tiba di pasar tradisional.

To be continued ....