Perlahan aku melangkah mendekatinya dan mulai memecah suara tangisnya itu. Aku mencoba memberanikan memyebut namanya.
"Nez, tolong jangan seperti ini. Katakan apa yang terjadi? Sebentar lagi akan banyak teman kita yang berdatangan karena ini mendekati jam kerja aktif," tanyaku. Ingin rasanya memeluk dia namun takkan mungkin bisa lagi.
"Pertama aku tidak bisa mendengar nama Ayu, yang kedua kita sudah tidak ada harapan lagi. Pintu itu selamanya akan tertutup untuk kita. Jurang pemisah kian lebar dan yang ada akan semakin terperosok kedalamnya jika tetap dilalui." Aku paham kalau tentang Ayu, tapi aku tidak memahami untuk kalimat yang kedua itu.
"Inez, tiga hari itu aku melihat dan menilaimu, kamu drop dan terlihat lemas, memangnya kamu sakit apa? Maaf jika salah. Aku menebak saja. Apa kamu hamil?" Aku memberanikan diri menanyainya.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com