Mereka bertiga telah tiba di Kerajaan Finias. Sebuah tempat awal yang ingin diselidiki oleh Hasan dan Fadhel mengenai keberadaan umat manusia yang tidak pernah tercatat dalam sejarah di dunia ini. Sejak keduanya berada di dunia GHO, informasi yang mereka dapatkan cukup banyak meskipun harus melalui banyak rintangan yang hampir membahayakan nyawa mereka.
Kerajaan Finias terlihat cukup megah. Meskipun banyak penjaga yang berpatroli di sekitar tembok besar pembatas kerajaan, kemegahan Kerajaan Finias dari luar terlihat sangat meyakinkan. Hasan dan Fadhel sempat merasa bahwa mereka akan bertemu banyak keluarga bangsawan yang sangat terkenal di tempat ini. Mengingat tujuan utama mereka di Kerajaan Finias, Hasan dan Fadhel tidak boleh lengah atau terperdaya oleh orang-orang di Kerajaan Finias.
Mereka bertiga sampai di depan pos gerbang masuk menuju Kerajaan Finias. Firtania mengajak Hasan dan Fadhel untuk melakukan pelaporan menuju pos penjagaan bagian depan. Firtania bertemu dengan seseorang dari Ras Serigala yang menjaga pos itu. Dia terlihat mengenakan pakaian serba putih dengan telinga panjang berbulu di atas kepalanya. Berbeda dengan para penjaga yang dilengkapi persenjataan dan pakaian tempur untuk berpatroli, orang itu tidak bersenjata dan lebih seperti penerima administrasi bagian depan.
“Permisi, Tuan...” Firtania memberi salam sopan pada Ras Serigala itu.
“Ada yang bisa kubantu?” Balas petugas itu dengan sopan.
“Ya. Saya ingin memberi laporan terkait wilayah hutan. Dan, kedua orang di samping saya ingin mencari tempat tinggal di Kerajaan Finias,” Jelas Firtania pada petugas itu.
“Dimengerti. Kalau begitu, kau bisa langsung menulis laporanmu di Wilayah 2 nanti. Untuk mereka berdua, cukup memberitahukan nama asli dan melakukan pembayaran secara langsung. Aku mohon kerjasamanya,” Kata petugas itu dengan sopan.
“Saya mengerti. Fadhel, Hasan, aku akan menunggu kalian di dalam sana. Kalian urus saja registrasi masuknya. Apa tidak masalah?” Ujar Firtania kepada mereka berdua.
“Tidak masalah. Kami berterimakasih padamu, Firtania,” Kata Hasan dengan kepala sedikit menunduk.
“Akulah yang harusnya berterimakasih pada kalian berdua. Berkat kalian, mungkin aku tidak akan selamat dari hutan itu. Kalau begitu, aku pergi dulu!” Firtania berjalan menjauhi Hasan dan Fadhel setelah melambaikan tangannya.
Hasan dan Fadhel mungkin mengerti satu hal. Firtania adalah seseorang yang cukup baik dan pengertian. Jika mereka bisa mengetahui ayah dari Firtania, maka mereka berdua mungkin bisa mendapat lebih banyak informasi yang sulit mereka dapatkan.
Ayah Firtania sudah berada di dunia ini selama 2 tahun atau lebih adalah pertanyaan lain bagi Hasan dan Fadhel. Mereka berdua tahu betul bahwa mereka baru sampai di dunia ini. Jika apa yang dikatakan Firtania bukanlah sebuah kebohongan, maka ada misteri lain dibalik musnahnya Bumi dan terdamparnya para manusia di dunia yang tidak tercatat dalam sejarah. Untuk saat ini, Hasan dan Fadhel harus menyelesaikan pembayaran dan registrasi masuk untuk bisa tinggal di Kerajaan Finias.
“Kalau begitu, sebutkan nama kalian,” Kata petugas itu sembari telah menyiapkan sebuah kertas dan pena.
“Nama saya Hasan. Dan, rekan saya Fadhel,” Hasan mengatakannya dengan sopan.
“Kalian tidak terlihat seperti Ras Elf. Apa kalian berasal dari kerajaan atau ras lain untuk mencari perlindungan?” Tanya petugas itu dengan tatapan tajam.
“Tidak. Kami berjalan dari Kota Aldora dan tidak sengaja bertemu Firtania yang tidak berdaya melawan Plantazel. Oleh karena itu, Firtania mengantar kami kemari sebagai ucapan terimakasih. Kami juga memang bertujuan ke Kerajaan Finias untuk mencari tempat bernaung,” Jelas Fadhel dengan wajah meyakinkan.
“Baiklah, aku mengerti. Kalau begitu, kalian bisa masuk setelah membayar 500 ald masing-masing,” Kata petugas itu sembari menulis data yang sudah diberikan.
Fadhel pun berdiri di belakang Hasan. Dengan cepat, dia membuka [Menu Bar]-nya dan mengambil 1000 ald yang tersimpan dari awal. Pergerakan tangan Fadhel dan Hasan saat membuka [Menu Bar] membuktikan bahwa mereka cukup cekatan. Hasan mencoba tidak bergerak dan menutupi jarak pandang Fadhel yang sedang mengambil uangnya. Tak lama kemudian, Fadhel berjalan mendekati petugas dan menyerahkan 1000 ald yang sudah dia ambil dari penyimpanannya.
Petugas itu menerima dan menghitung uang yang baru saja diberikan oleh Fadhel. Sesuai dengan pembayaran yang sudah dilakukan, petugas itu memberikan sebuah lembaran dan cincin biru kepada merek berdua.
“Lembaran ini berisi beberapa informasi umum mengenai Kerajaan Finias. Kalian bisa mempelajarinya selama tinggal di sini. Sedangkan, kedua cincin ini berisi [Magic Stone] yang terukir nama kalian. Pakai ini sebagai syarat lainnya,” Kata petugas itu pada keduanya.
“Cincin ini berguna untuk apa?” Tanya Fadhel pada petugas itu.
“Itu cincin yang memiliki sihir pelacak dan sihir lainnya. Jika kalian melakukan tindak kejahatan atau sejenisnya, maka cincin ini akan mengeluarkan rasa sakit bagi penggunanya. Sebagai orang baru di Kerajaan Finias, kami tidak bisa sembarangan menerima orang dari ras-ras lain tanpa pengawasan dan penjagaan yang aman,” Kata petugas itu kapda Hasan dan Fadhel.
“Kami mengerti. Terimakasih sebelumnya,” Balas Hasan kepada petugas itu.
“Kalau begitu, kalian bisa masuk ke dalam Kerajaan Finias. Mohon kerjasamanya untuk tidak membuat kekacauan,” Kata petugas itu pada mereka.
“Baik,” Kata Fadhel pada petugas itu.
Hasan dan Fadhel berjalan menuju ke dalam Kerajaan Finias. Fadhel dan Hasan membuka lembaran berisi informasi umum dari Kerajaan Finias sembari berjalan. Lembaran yang mirip dengan brosur taman bermain. Meskipun begitu, mereka berdua telah melakukan tugas pertama mereka, yaitu masuk ke Kerajaan Finias. Sekarang, mereka harus mencari setiap hal yang mungkin penting bagi mereka.
“Menurut lembaran ini, Kerajaan Finias dibagi atas 3 wilayah. Setiap wilayah dibatasi oleh tembok melingkar yang menutupi dan melindungi Kerajaan Finias. Bagaimana menurutmu, Fadhel?” Kata Hasan pada Fadhel.
“Wilayah dari yang terluar meliputi Wilayah 1, lalu Wilayah 2, dan terakhir Wilayah 3. Wilayah 1 berisi pemukiman penduduk dan tempat para penduduk untuk bercocok tanam, berjualan, dan hal-hal umum lainnya. Wilayah 2 berisi tempat-tempat militer dan akademi pendidikan yang difokuskan sebagai pembelajaran sihir dan para tentara. Wilayah 3 merupakan tempat para bangsawan dari Ras Serigala dan Ras Elf. Sudah pasti Raja Finias berada di Wilayah 3,” Jelas Fadhel setelah membaca lembaran itu.
“Kau benar. Selain itu, tembok-tembok ini dibangan cukup besar untuk mencegah serangan Plantazel yang tidak terduga. Melihat para penjaga Kerajaan Finias berpatroli membuat semuanya jelas. Untunglah kau bisa mengambil uang itu dari [Menu Bar]-mu, Fadhel. Jika petugas itu tahu, maka kita akan membuat kehebohan, lo!” Ujar Hasan pada Fadhel.
“Dan berkat itu, aku sudah kehabisan uangku,” Balas Fadhel dengan muka masam.
“Ah, maaf, maaf. Nanti aku ganti uangmu,” Ujar Hasan dengan penuh penyesalan.
Hasan dan Fadhel melihat yang cukup terang di depan. Mereka hampir sampai ke bagian dalam Kerajaan Finias. Langkah pertama mereka telah dipijakkan pada Kerajaan Finias. Sebuah tempat yang akan menjadi tempat bernaumg Hasan dan Fadhel. Sepasang mata mereka mulai melihat bagian dalam Kerajaan Finias.
Ras Elf dan Ras Serigala. Dua ras yang terlihat mengerumuni tempat pertama yang mereka pijak. Langkah mereka terhenti sejenak saat itu. Banyak penjual dan pembeli dari kedua ras tersebut sedang melakukan kegiatan pasar. Meskipun begitu, tempat yang mereka pijak cukup bersih dan tidak terlihat sampah berserakan.
“Ini...Wilayah 1 dari Kerajaan Finias...” Kata Hasan dengan wajah kagum.
“Benar. Dunia yang kita masuki terbilang tidak biasa. Ini pertama kalinya aku melihat sebuah kerajaan seperti ini. Aku hanya melihatnya lewat gim biasa,” Ujar Fadhel yang melihat sekeliling.
“Aku hanya melihat Ras Elf dan Ras Serigala yang berlalu-lalang. Apa tidak ada ras lainnya di sini?” Tanya Hasan heran.
“Sejauh ini, aku tidak melihat keberadaan ras lainnya. Aku kira Kerajaan Finias ini sangat terbuka menerima setiap ras yang ada,” Kata Fadhel memperjelas perkataan Hasan.
“Meskipun begitu, kita tetap harus menjaga tingkah laku kita. Informasi pertama yang harus kita dapatkan adalah mengenai orang tua dari Firtania. Jika ayahnya adalah manusia, maka dia pasti sudah mengetahui misteri tentang dunia ini,” Jelas Hasan pada Fadhel.
“Selain itu, keberadaan umat manusia yang mungkin berasal dari Bumi bisa membantu kita. Misalnya, ayah dari Firtania berasal tempat yang sama dengan kita. Hal ini memberikan bukti kuat bahwa ada Ras Manusia lain yang ada di dunia ini,” Ujar Fadhel pada Hasan.
“Kau benar, Fadhel. Namun, bagaimana bisa ayah dari Firtania berada di dunia ini selama 2 tahun?” Tanya Hasan yang kebingungan.
“Kita akan mengetahui fakta itu secara langsung dari ayahnya Firtania. Kita juga tidak boleh mengungkapkan informasi yang kita dapat seenaknya, Hasan,” Kata Fadhel memperingatkan.
“Kenapa kita harus melakukan itu? Apa kau takut bila ayah dari Firtania itu menyimpan hal yang mengerikan?”
“Aku sempat menduga hal itu saat Firtania mengatakan bahwa ayahnya sudah 2 tahun merawatnya sebagai anak tiri. Kau harus ingat tentang Monumen Ligrd di Kota Aldora. 198 ras yang hidup di dunia ini tidak mencantumkan Ras Manusia. Dengan kata lain, ada kemungkinan lainnya dari terjebaknya kita di dunia ini,” Jelas Fadhel dengan nada serius.
“Yah, pokoknya kita harus bertemu dengan Firtania terlebih dahu—”
“Hoi! Hasan! Fadhel! Kemari!” Suara teriakan keras memanggil mereka berdua.
Hasan dan Fadhel melihat ke arah sumber suara. Seorang gadis berpakaian hijau dengan rambut hitam melambai-lambaikan tangannya pada mereka. Gadis itu adalah Firtania. Gadis Ras Elf yang baru saja mereka tolong. Dia sudah menunggu keduanya di dekat gerbang utama.
Tanpa pikir panjang, langkah kaki Hasan dan Fadhel mendekati Firtania yang menyambut mereka. Tujuan awal masuk ke Kerajaan Finias telah berhasil mereka lakukan. Sekarang, mereka berdua harus mencari tahu tentang orang tua dari Firtania ini.
“Maaf, Firtania. Kami agak lama karena pemeriksaan tadi,” Ungkap Hasan sembari meminta maaf.
“Tidak apa-apa. Rumahku dekat sini. Aku antarkan kalian bertemu ayahku,” Kata Firtania sembari menuntun mereka berdua menuju kediamannya.
Hasan dan Fadhel mengikuti Firtania dari belakang. Melihat Firtania dari belakang membuat Hasan berpikir untuk menanyakan sesuatu padanya.
“Firtania, aku ingin menanyakan satu hal. Bagaimana kejadian saat dirimu bertemu dengan ayahmu?” Tanya Hasan pada Firtania.
“Hoi, Hasan! Itu tidak sopan!” Fadhel sedikit emosi.
“Ah, tidak apa-apa, Fadhel. Aku tahu kalian penasaran dengan pertemuanku dengan ayah. Aku tidak keberatan menceritakannya sembari berjalan,” Balas Firtania pada Fadhel.
“Baiklah...jika kau tidak keberatan...” Kata Fadhel mmengalah.
“Dua tahun yang lalu, aku sedang mencari sebuah tanaman obat di hutan untuk toko yang kuolah secara turun-temurun. Tanpa sengaja, aku melihat seseorang tergeletak di sebuah pohon besar. Aku menghampirinya dan melihat kondisinya. Tidak ada luka atau bekas serangan dari Plantazel. Aku membawa orang itu dengan bantuan kereta kuda. Meskipun agak aneh, aku merasa orang yang kutemukan di hutan ini bukan berasal dari Kerajaan Finias,” Ujar Firtania yang sedang bercerita.
“Orang itu....adalah ayahmu?”
“Ya, kau benar, Hasan. Setelah tiba di kediamanku, orang itu terbangun dan mengatakan hal aneh tentang Ras Manusia dan sejenisnya. Dia terlihat cukup panik saat pertama kali membuka mata di dunia ini. Namun, dia mulai bersikap lebih tenang dan membantuku mengelola toko yang kujalankan selama ini. Akhirnya, dia telah berperan sebagai orang tua bagiku,” Kata Firtania dengan senyum yang sangat manis.
“Bagaimana dengan keluarga aslimu?”
“Keluarga asliku? Ah, mereka telah gugur saat menjalankan misi mengalahkan Plantazel.”
“Eh? M-Maafkan aku!” Hasan merasa bersalah telah menyinggung keluarga Firtania.
“Tidak masalah! Itu sudah lama sekali. Keluargaku cukup terkenal di medan pertempuran saat melawan Plantazel. Namun, setelah semua keluargaku dibantai oleh Plantazel, aku pun mulai berhenti berperan sebagai anggota militer atau pahlawan. Aku melanjutkan usaha obat-obatan untuk kebutuhan sehari-hari dan para tentara Kerajaan Finias. Meskipun kalian berpikir tindakanku ini pengecut, aku yakin ini adalah jalan terbaik bagiku.”
Firtania merasa tindakan yang diambil setelah keluar dari garis depan adalah tindakan pecundang. Dia seakan membuang kebanggan keluarganya yang merupakan pasukan baris depan yang telah gugur dalam melawan Plantazel. Namun....
“Aku rasa...itu bukanlah tindakan pengecut,” Fadhel pun membalas perkataan Firtania.
“Hm? Fadhel?”
“Aku tidak mengetahui tentang perjuangan keluargamu di baris depan. Namun, aku tahu bahwa mereka adalah orang-orang yang ingin melindungi setiap ras dari bahaya Plantazel. Sejujurnya, aku juga ingin menjadi keluargamu sebagai seorang pahlawan. Bahkan, kau yang sekarang tetap mendukung Kerajaan Finias lewat caramu di bidang obat-obatan yang sangat membantu mereka. Bagiku, kau tetap seorang perempuan yang hebat.” Ungkap Fadhel kepada Firtania.
“Fadhel benar. Aku tahu bahwa kau adalah gadis yang hebat, Firtania. Aku akan selalu mendukungmu.” Tambah Hasan yang melengkapi kalimat Fadhel.
“Hm....Kalian sangat baik. Andai saja, ada banyak Ras Manusia di dunia ini, mungkin aku telah berteman dengamn mereka dan menjadi panutan bagi Ras Manusia dan Ras Elf lainnya.”
Firtania mendapat kembali kepercayaan diri setelah disemangati oleh Hasan dan Fadhel. Mereka bertiga tenggelam dalam obrolan dan candaan mereka sembari melangkah sedikit demi sedikit menuju rumah Firtania. Tempat orang tua daru Firtania yang katanya berasal dari Ras Manusia. Apakah Hasan dan Fadhel bisa mendapatkan informasi sebanyak mungkin?
----------
Sebuah rumah terbuat dari bata dan atap dari kayu yang kuat. Di depannya, terpampang obat-obatan yang digunakan oleh setiap ras dan belum pernah dilihat oleh Hasan dan Fadhel. Dunia [Great Hero Online] yang membawa mereka ke dunia baru telah dimulai. Di depannya tertulis nama tokonya. Toko Obat Fisna. Itulah yang terpampang di depannya.
“Yah, ini adalah rumahku. Maafkan aku karena rumahku tidak sebesar yang mungkin kalian bayangkan.” Firtania telah menunjukkan rumahnya pada kedua Ras Manusia itu.
“Tidak masalah. Kami sangat senang telah dibantu olehmu, Firtania. Ini sudah lebih dari cukup bagi kami.”
“Ya. Fadhel benar. Terimakasih, Firtania.”
“Sama-sama. Kalau begitu, aku harus pergi ke Wilayah 2. Aku harus mengantarkan laporan obat-obatan dan toko obat kami. Maaf karena tidak bisa menemani kalian bertemu ayahku.” Firtania sedikit menyesal karena adanya kesibukan lainnya.
“Tidak perlu minta maaf dua kali. Kami akan menemui ayahmu secara langsung. Apa ayahmu ada di dalam?” Tanya Hasan pada Firtania.
“Benar. Ayahku sedang menjaga toko dan menyiapkan pesanan obat untuk beberapa orang. Kalian bisa masuk dan menemuinya.”
“Ngomong-ngomong, aku ingin bertanya satu hal lagi. Nama tokomu cukup unik, ya? Apa arti dari kata ‘Fisna’?”
“Kalian penasaran dengan itu, ya? Tidak ada yang istimewa, kok. Fisna itu hanya singkatan dari namaku dan ayahku. Fisna yang berasal dari kata Firtania dari namaku dan Krisna dari nama ayahku.”
“Krisna....” Hasan tertegun setelah mendengar nama itu.
“Kalau begitu, aku pergi dulu. Aku harus segera menuju ke Wilayah 2. Sampai jumpa nanti.”
“Ah, iya. Hati-hati, Firtania. Terimakasih lagi!”
Firtania pun lenyap dari pandangan mereka berdua. Dia sudah meninggalkan mereka berdua. Fadhel melihat tingkah laku Hasan setelah mendengar kata ‘Krisna’ dari mulut Firtania. Itu sedikit aneh.
“Hasan, ada apa denganmu?”
“Tidak ada. Aku sedikit menduga ayah dari Firtania itu....”
“Hm? Apa kau tahu sesuatu? Atau....dia itu temanmu...”
“Kita akan tahu setelah membuka pintu toko ini, Fadhel.”
Hasan mengambil langkah dan menggenggam gagang pintu coklat dari toko itu. Hasan mungkin tahu siapa orang yang akan ditemuinya. Dia mendorong pintu toko secara perlahan. Saat itu, dunia di dalam toko itu sangat berbeda.
Ada banyak rak-rak yang berisi cairan atau ramuan berwarna-warni. Ada beberapa perkamen yang tersusun rapi di dekat pintunya. Namun, hal yang paling membuat Hasan terkejut adalah orang yang sedang duduk di depannya setelah membuka pintu. Orang itu sedang membaca salah satu perkamen dan menoleh ke arah pintu masuk.
Orang itu memiliki tubuh tegap dengan rambut hitam yang pendek. Dia terlihat mengenakan pakaian hijau polos dengan celana coklat panjang. Penampilan yang sedikit asing bagi Fadhel, tapi...
“Maaf, apa Anda adalah ayah dari Firtania?” Tanya Hasan dengan sopan.
“Itu benar. Ada yang bisa saya bantu?” Balas Ayah Firtania.
“Jadi, Anda ini....Krisna? Bos Krisna? Apa Anda ini Bos? Anda sudah tidak gemuk?” Hasan seakan mengetahui orang tua dari Firtania ini.
“Huh? ‘Bos’? Hasan, apa yang kau katakan?” Fadhel bertanya dengan nada rendah lewat telinga Hasan.
“Huh? Kau ini....Hasan? Orang yang menjadi...karyawan dari O-Market di dunia sebelumya?” Tanya ayah dari Firtania setelah terkejut mendengar Hasan berkata seperti itu.
“Eh?”
Dua orang yang berjalan dari Kota Aldora menuju ke Kerajaan Finias. Saat ini, mereka telah bertemu dengan Ras Manusia yang merupakan orang tua dari gadis elf yang mereka selamatkan. Identitas diketahui oleh Hasan yang mengetahui orang itu. Ayah Firtania yang telah dia duga sebagai atasannya di dunia sebelumnya saat Hasan bekerja di O-Market bertemu di [Great Hero Online]. Hal yang tidak pernah diketahui atau dipercaya oleh Hasan. Fadhel tidak menyangka bahwa ini adalah pertemuan yang sangat tidak terduga. Ketika mereka telah bertemu, maka takdir baru telah terbuka.