webnovel

Chapter 22: Kali ini, kita akan mengakhiri semua kekacauan ini!

Tepat yang berada di depanku adalah seorang gadis Elf cantik yang sangat kurindukan. Tapi, berbeda dari yang sebelumnya, dia sekarang memiliki wujud yang berbeda.

Rambut pirang pendeknya yang dulu telah berubah menjadi warna putih dengan sedikit ikal. Mata coklat kremnya juga telah berubah menjadi warna merah darah yang berkilau. Selain itu, kulitnya yang dulu putih dengan sedikit kemerahan, sekarang menjadi putih pucat seperti mayat.

Tapi, yang membuatnya sangat berbeda dari sebelumnya adalah sepasang tanduk kecil di kepalanya, cakar tajam dikedua tangannya, dan sepasang sayap hitam mengerikan yang terbentang lebar di belakang punggungnya.

Tapi, siapa yang peduli dengan itu semua, yang paling penting adalah bahwa dia hidup kembali.

Aku langsung memeluknya dengan erat.

"Elvy-chaaannn! Huaaaaaa!! Aku takut sekali!!"

"Ri-Riku-san?! To-Tolong jangan banyak bergerak! Aku masih belum terbiasa terbang seperti ini! Jadi tolong jangan banyak bergerak! Atau kita akan jatuh!! Baiklah, aku mengerti! Sekarang sudah baik-baik saja! Jadi tolong berhenti menangis lagi!! A-Aaaah, Riku-san! Tolong jangan mengelap ingusmu di bajuku!"

"Hiks, hiks… Aku sangat merindukanmu, Elvy-chan. Aku benar-benar sangat merindukanmu, tolong jangan lakukan hal itu lagi!" ujarku sambil memeluknya dan menangis terisak-isak. Aku dengan erat terus menempel kepadanya.

Elvy menghela nafasnya. Kemudian, dia tersenyum lembut dan mengelus kepalaku sembari berhati-hati supaya cakarnya tidak melukaiku. Itu membuatku merasa seperti bayi yang sedang ditenangkan oleh ibunya.

Aku pikir posisi kami terbalik, tapi aku tidak memperdulikannya lagi. Bisa memeluk dan bermanja-manja dengan seorang gadis seperti ini, aku rasa sebagai seorang pria sejati itu akan sangat tidak sopan jika aku tidak menikmatinya.

"Hiks, hiks..." Aku terus menangis dalam pelukannya.

"Maaf karena telah membuatmu khawatir, Riku-san," ucap Elvy. "Sekarang semuanya sudah baik-baik saja, serahkan sisanya kepadaku. Aku akan mengakhiri semua kekacauan ini," lanjutnya dengan senyuman yang dipenuhi oleh rasa percaya diri dan menatap tajam ke arah Rodan.

Naga itu juga menyipitkan matanya dan terus diam dengan penuh waspada terhadap keberadaan Elvy. Tampaknya dia menganggap Elvy sebagai ancaman yang serius.

Melihat itu, mataku berbinar kagum.

Di-Dia benar-benar sangat keren.

Ini gawat.

Jika aku lengah sedikit saja, mungkin aku sudah jatuh cinta kepadanya.

Melihat sosok Elvy yang perlahan-lahan mulai turun ke bawah, semua orang diam tercengang. Mereka terlihat tidak percaya kalau gadis yang sebelumnya telah mati berhasil hidup kembali.

"El-chan?!" seru Mila begitu dia melihat Elvy yang hidup kembali, dia terlihat sangat senang.

Dia langsung berlari ke arah gadis itu dengan penuh semangat dan memeluknya, bahkan dia langsung menjatuhkanku ke samping begitu dia melihatku yang masih digendong oleh Elvy.

Orang ini mengerikan.

"El-chaaannnn! Huaaaaaaa! Onee-chan sangat mengkhawatirkanmu kau tau! Tolong jangan tinggalkan Onee-chan lagi seperti itu!!" rengeknya dengan tangisan yang sangat keras.

"...." Aku terdiam.

Entah kenapa dia mirip denganku.

Elvy juga memeluknya dengan lembut, dan mungkin, karena sudah berpengalaman denganku, dia dapat dengan tenang menangani wanita itu.

"Maaf telah membuatmu khawatir, Mila-san, sekarang semuanya sudah baik-baik saja," ujarnya dengan senyuman lembut, sambil mengelus kepala dari wanita dewasa yang menangis itu.

"Semuanya, maaf telah membuat kalian khawatir! Sekarang sudah baik-baik saja, serahkan sisanya kepadaku! Aku akan membuat naga ini menerima semua perbuatannya!" teriak Elvy dengan tatapan yang tajam dan menunjuk ke arah Rodan yang terus memperhatikannya.

Mendengar itu, semua orang terlihat sangat semangat dan cahaya harapan mulai terlihat di mata mereka.

Sekarang, sudah saatnya untuk menyerang balik.

"Serangga kecil sialan! Memangnya apa yang bisa kau lakukan seorang diri! Apa kau benar-benar berpikir bisa mengalahkanku?! Bermimpi juga ada batasnya!!" Merasa kesal dengan deklarasi Elvy yang seakan meremehkannya, naga itu mulai menjadikannya sebagai target dan mengabaikan semua serangan dari para Elf lainnya.

Melihat itu, aku dengan panik segera menyeret Mila bersamaku untuk menjauh.

Dia terlihat mengeluh dan enggan untuk pergi meninggalkan Elvy, tapi aku tidak memperdulikannya.

Pertarungan mereka akan segera dimulai, jika kami ikut campur, itu hanya akan membuat Elvy kesulitan.

'Bum!'

Dengan kecepatan yang luar biasa, Rodan langsung menerjang ke arah Elvy tanpa basa-basi. Menggunakan gigi taringnya yang tajam, dia bersiap-siap untuk menelan gadis itu hidup-hidup.

"Raaaggghhh—!!!" jeritnya.

Tapi, masih dalam senyuman santainya, Elvy berhasil menahan tubrukan dari Rodan hanya dengan menggunakan lengannya saja, itu membuat Rodan terkejut. Namun, tidak cukup sampai di situ, Elvy menguatkan kekuatan di kakinya dan dengan sekuat tenaga mulai mengangkat tubuh naga itu ke atas tinggi-tinggi.

"—Hah?!"

Melihat itu, aku dan semua Elf yang menyaksikannya membuka mulut kami dengan tercengab dan membuat suara seperti orang bodoh.

Aku memang tau kalau bahan yang kugunakan mungkin berasal dari monster yang kuat, tapi aku tidak menyangka itu akan menjadi sekuat ini. Bahkan naga itu juga terlihat sangat terkejut.

Menggunakan kekuatannya, Elvy dengan mudah mengangkat tubuh Rodan tinggi-tinggi, dan kemudian membantingnya dengan sekuat tenaga.

"Hiyah!" jerit Elvy dan dia langsung melempar naga itu sejauh mungkin.

'Bum!'

"Oooh!"

Melihat naga itu yang terlempar dengan sangat mudah dan melayang di depan kami, aku dan para Elf berseru kagum.

Ini benar-benar pertarungan yang hebat, mereka berada dilevel yang berbeda. Padahal aku belum memberikannya [Buff Potion] apapun, tapi ada apa dengan kekuatan yang di luar nalar itu?

Bukankah itu terlalu curang?

Ini membuatku mengingat film superhero yang super kuat dengan tubuh besar yang serba hijau.

Benar-benar keren.

"Khh! Sialan!" rintih Rodan begitu dia terjatuh ke tanah dengan dentuman yang keras, membuat tubuhnya menjerit kesakitan.

"Bagaimana, apa kau sudah menyerah?" tanya Elvy saat dia terbang untuk melihat naga itu yang tersungkur di atas tanah.

"Menyerah?! Jangan sombong dulu, bajing*n!! Hanya karena kau bisa melemparku sekali, kau sudah berlagak seperti seorang pemenang?! Akan kuberitahu seperti apa kekuatan asli dari seekor naga!!" teriak Rodan dan dia langsung menerjang ke arah Elvy sekali lagi dengan kecepatan yang buas.

Mengepakkan sayapnya, dia meluncur ke tempat Elvy melayang. Namun, Elvy dengan lihai menghindarinya dan mereka mulai bertarung satu lawan satu di atas langit.

Bunyi dentuman yang keras terus bergema di atas langit, seakan-akan langit akan runtuh.

Rodan berkali-kali menembak Elvy dengan bola api, tetapi Elvy dengan mudah menghindarinya. Kemudian, Elvy mendekati Rodan dan dengan kuat memukul naga itu. Namun, Rodan juga berhasil bertahan dengan tinjunya sendiri, membuat tinju mereka saling beradu satu sama lain. Kekuatan mereka seri.

Rodan menggunakan nafas apinya, Elvy sekali lagi mundur untuk mengambil jarak, tapi Rodan langsung mengayunkan ekornya begitu melihat gadis itu yang ingin mundur. Elvy mencoba untuk menghindarinya, tapi itu tidak sempat dan dia mencoba untuk menangkisnya menggunakan kedua sayapnya. Itu menghasilkan kekuatan yang jauh lebih besar dan membuat ekor Rodan terhempas mundur oleh kepakan sayap Elvy.

"Cih! Kau benar-benar menganggu!"

Rodan menekan Elvy dengan kecepatan yang lebih ganas dan menghempaskan tubuh gadis itu dengan tabrakan yang keras.

"Ergh! Aku tidak akan membiarkanmu menyakiti teman-temanku lagi! Aku akan mengalahkanmu di sini!" teriak Elvy. Dia langsung terbang mendekati Rodan begitu lukanya pulih kembali dan meninju wajah naga itu dengan lengan kecilnya.

Namun, berbeda dari kelihatannya, kekuatan yang diberikan jauh lebih kuat. Naga itu sedikit terhuyung-huyung ke belakang ketika dia menerima tinju itu tepat di wajahnya.

Rodan menggelengkan kepalanya, dan menatap Elvy dengan tatapan tajam yang penuh amarah.

"Cih! Dasar mahkluk rendahan! Mahkluk seperti kalian seharusnya mati dan menjadi makananku saja sudah cukup! Hanya untuk itulah kalian diciptakan!!" teriak Rodan, dan dia langsung menerjang ke arah Elvy dengan seluruh kekuatannya.

"Tidak!!" sanggah Elvy terhadap pernyataan Roden, sembari memukul dan menangkis semua serangan yang datang.

"Semua mahkluk berhak untuk mendapatkan kebahagiaan mereka!! Sama sepertimu, mereka juga berusaha untuk hidup! Mereka semua berjuang keras untuk bertahan dari dunia yang keras ini! Hanya karena mereka lemah, bukan berarti kau pantas untuk menentukan takdir mereka!!" tambah Elvy ketika dia memberikan satu pukulan yang kuat ke wajah naga itu.

Aku memang sudah tau ini dari lama, tapi aku tidak menyangka akan separah ini.

"Elvy-chan benar-benar sangat polos," gumamku dengan suara yang datar ketika aku menyaksikan semua pertarungan mereka.

"Benar, kan?! Itulah yang bagus dari El-chan manisku!! Dia benar-benar sangat polos dan imut!! Ahahahaha, ternyata kau memiliki mata yang bagus juga, anak muda!!" sahut Mila di sampingku dengan kegirangaan dan menepuk-nepuk punggungku.

Wanita satu ini juga sama merepotkannya dengan dewiku.

Karenanya aku tidak bisa fokus melihat pertarungan mereka. Setiap kali Elvy diserang dan menyerang, Mila selalu saja menjadikanku alat pelampiasannya. Dia terkadang menarik rambutku atau memukulku.

Benar-benar menjengkelkan.

Tidak bisakah dia menonton dengan tenang. Emangnya kau bapak-bapak yang lagi nonton pertandingan sepak bola?

Ya ampun, tubuhku sakit semua meskipun bukan aku yang bertarung.

"Kau gadis yang berisik!!" cetus roden dengan amarah yang terus berapi-api.

Sampai saat ini pun, pertarungan mereka masih terus berlanjut dengan tegang, dan belum ada tanda-tanda mereka akan selesai. Ini karena kekuatan mereka hampir setara sehingga sulit untuk menentukan siapa pemenangnya.

Namun, tampaknya mereka juga sudah tidak tahan dengan itu.

"Aku sudah muak dengan semua ini! Akan kuakhiri kau sekarang juga dengan satu kali serangan!" teriak Roden, dan pada saat itu juga, ledakan api hitam membakar tubuhnya, membuat seluruh tubuhnya saat ini diselimuti oleh api hitam yang membara.

Aku dan semua orang yang melihat itu terkejut.

Itu adalah kekuatan yang sama ketika dia terlepas dari serangan kami sebelumnya. Aku tidak tau apa itu, tapi tampaknya kekuatan itu dapat meniadakan semua debuff yang dia miliki, dan meningkatkan kekuatannya berkali-kali lipat.

Ini gawat, jika dia menggunakan nafas apinya dalam mode api hitamnya, kemungkinan besar Elvy tidak akan bisa menahannya.

Dia memang seorang Homunculus, dan dia adalah mahkluk abadi berkat batu filsuf. Tapi, bahkan itu tetap sulit baginya untuk beregenerasi kembali ketika seluruh tubuhnya habis terbakar tanpa menyisakan debu sedikitpun.

"Elvy-chan, larilah!!" teriakku.

Tapi—

"Baiklah, aku juga sudah bosan dengan semua ini! Ayo kita akhiri ini dengan satu kali serangan penentuan!" ujar Elvy, yang juga mulai bersiap-siap dengan serangan terkuatnya.

"Tidak Elvy-chan! Kau tidak perlu mengikutinya!!"

Sial, dia terlalu polos.

Itu memang keren untuk saling adu jotos menggunakan kekuatan terkuat mereka, bisa dibilang ini adalah pertarungan fantasi yang kuimpikan. Tapi, itu terlalu beresiko jika kau memikirkannya secara nyata.

Apapun itu, aku harus menghentikan ini.

Tapi, sayangnya, suaraku tidak dapat menjangkau mereka karena mereka terlalu jauh di atas langit, di mana banyak angin yang menghalau suaraku.

Ini benar-benar merepotkan.

Apa yang harus kulakukan?

Di sana, selagi aku memikirkan cara untuk membantu Elvy. Elvy sudah bersiap dengan tinjunya, dia mengambil posisi yang sedikit menunduk, dan memfokuskan semua kekuatannya pada tangan kanannya seperti seorang ahli karate yang sedang melatih tinjunya.

Pada saat itu juga, tangan kanan Elvy mulai menjadi semakin besar dan besar, membentuk lengan dari seekor naga raksasa.

"Eh?!"

Melihat itu, aku terkejut.

Aku tidak percaya dia juga bisa melakukan sesuatu yang seperti itu. Sebenarnya seberapa kuat naga Ragnarok ini, dari namanya aku tau itu pasti bukan monster biasa, tapi aku tidak percaya hanya giginya saja bisa sampai sekuat ini.

Tidak, sekarang bukan saatnya memikirkan hal itu.

Aku harus memikirkan cara untuk menghentikan Elvy atau naga itu secepat mungkin.

Mereka berdua saat ini sama-sama mengumpulkan kekuatan mereka semua untuk memberikan serangan telak yang dapat membunuh lawannya dalam sekali serang.

Tapi, melihat dari situasinya, kurasa Rodan akan lebih dulu membakar Elvy sampai lenyap sebelum Elvy dapat mengayunkan tinjunya ke Rodan.

Apapun itu, aku harus memikirkan sesuatu untuk membantunya.

Bisakah aku mengganggu konsentrasi naga itu sebentar saja?

"Mila-san, apa kau bisa mengarahkan sihirmu tepat di mata naga itu?!" tanyaku kepada Mila yang saat ini juga sedang geram melihat Elvy yang bertarung melawan naga itu.

Tampaknya dia juga mengerti dengan situasinya, wajahnya terlihat panik.

Saat dia ingin menjawabku, dia merunduk dengan suram. "Maaf, tapi semua kekuatan sihirku sudah habis, aku tidak dapat menggunakan sihir lagi untuk sementara waktu."

Cih, ini benar-benar menyakitkan.

Apa tidak ada cara lain?

"Oh ya, Regim! Apa kau bisa menggunakan panahmu untuk memanah mata naga itu?!" teriakku kepada Regim yang saat ini berdiri di atas pohon menyaksikan pertarungan Elvy juga.

Mendengar itu, dia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan murung.

"Maaf mengecewakanmu, Riku. Tapi, bahkan aku tidak bisa menjangkau mereka dari sini."

"Uuh…"

Tubuhku menjadi semakin lemas, dan itu membuatku menjadi semakin khawatir kepada Elvy. Aku sudah kehabisan semua cara yang kubisa untuk mengganggu konsentrasi dari naga itu sebentar saja.

Ayolah, pasti ada cara.

Pikirkanlah sesuatu, Shinomiya Riku, atau kau akan kehilangan Elvy lagi!

Apa yang harus kulakukan?

Apa yang harus kulakukan?

Apa yang harus kulakukan?

"Baiklah, ini sudah terlambat! Aku akan membakarmu tanpa sisa!!" jerit Roden, dan dia menyemburkan nafas api hitamnya ke arah Elvy.

"Elvy-chan!!" Aku mengernyit.

Aku sudah terlambat.

Ini tidak akan sempat lagi untuk menolongnya.

Sial, apa kali ini kami juga akan gagal?!

Tapi—

Tepat sebelum Roden sempat mengeluarkan nafas apinya, sebuah anak panah tiba-tiba menusuk matanya, dan membuat dia kehilangan kendali atas nafas apinya.

Melihat itu, mataku terbuka lebar.

"Siapa itu?!" tanyaku spontan.

Tidak hanya aku, semua orang yang melihatnya juga terkejut.

"Mustahil..." gumam Mila seakan tidak percaya. Tampaknya dia tau sesuatu tentang ini, tapi dia sama sekali tidak mengatakan apapun lagi.

"Keggh!! Apa yang—" rintih Roden ketika dia menyadari matanya telah tertusuk.

Tapi, saat dia ingin mencari tau siapa pelaku dari anak panah tersebut, semuanya sudah terlambat untuknya. Elvy juga telah selesai dengan lengan raksasanya, dan bersiap untuk menghantamkan seluruh kekuatannya kepada naga itu.

"Baiklah, ini adalah akhir bagimu, Rodan!!' pekik Elvy, dan dia dengan sekuat tenaga mengayunkan lengan naganya yang sebesar mansion itu kepada Rodan.

Menyadari hal tersebut, Rodan berniat untuk menghindarinya, tetapi itu semua sudah terlambat. Tinju raksasa Elvy langsung menghantam tubuh naganya dan menghancurkan semua daging berserta tulang yang dia miliki tanpa ampun.

"Sial!" ujarnya dengan wajah yang pasrah.

Kemudian—

'Bum!'

—Layaknya seekor nyamuk yang ditepuk dengan sangat keras, dia mati dengan semua tubuhnya yang hancur berantakan.

Darahnya menetes seperti hujan deras.

Pertarungan pun berakhir dengan Elvy yang berdiri sebagai pemenangnya.