webnovel
#ACTION
#ROMANCE
#FAMILY

GITA

Entah mengapa sepertinya Barra jatuh begitu dalam dengan perasaan sukanya itu? Seharusnya Barra tidak boleh mengikuti perasaan suka itu pada Gita. Usia mereka berbeda jauh dan Gita juga masih bersekolah. Tapi, menahan perasaan itu terus membuat Barra gelisah. Kalau yang seperti itu disebut jatuh cinta, ya, Barra setuju dan mengakui kalau Barra jatuh cinta pada Gita. Kenapa Barra berkata begitu? Gita bahkan menganggapnya seperti kakak laki-lakinya sendiri. Lagipula, Gita juga baru saja menerima perasaan teman sekelasnya. Lalu Gita harus apa? Gita terus resah menanggapi pernyataan Barra padanya. Saat cinta datang tanpa peringatan, tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana, serta pada siapa akan berlabuh. Ini bukan kisah romansa berbau CEO ataupun Mafia dengan kehidupan kaya raya. Ini hanya kisah biasa dari Barra, pemuda 23 tahun yang jatuh cinta pada Gita, gadis remaja yang masih bersekolah. Tanpa pertanda apapun, Barra dipertemukan dengan Gita dan perasaan aneh menggelitik Barra rasakan pada pandangan pertama. Ya, Barra jatuh cinta. Dan anehnya, hatinya berlabuh pada Gita, si gadis remaja yang baru mengenal apa itu rasa suka pada lawan jenis. Kisah cinta mereka diliputi dengan banyak air mata hingga kisah ini berakhir, tanpa menghilangkan kebahagiaan Barra dan Gita dengan banyak tokoh lainnya. Kisah ini terinspirasi dari pernikahan dini yang marak di lingkungan sosial. Semoga dengan membaca kisah ini, kita semua dapat mengambil pelajaran bahwa pernikahan dini tidak seindah yang dibayangkan, namun juga tidak seburuk dan semenakutkan yang dipikirkan.

Knisa · Thành phố
Không đủ số lượng người đọc
316 Chs
#ACTION
#ROMANCE
#FAMILY

HARI NAAS

"Udah sana pada berangkat, nanti terlambat!" perintah sang ayah mereka setelah selesai menasihati anak-anaknya.

Barra bersama Gita mulai berangkat. Begitu juga Fajar yang ikut masuk ke mobil Surya yang sudah siap berjalan.

'Hati ya, Nak! Sampai ketemu lagi,' batin pak Hasan berucap sembari melelah air matanya yang ia juga tidak tau kenapa ia menangis.

Pak Hasan segera menghapus air mata di wajahnya dan berbalik menoleh pada istrinya.

"Ayah juga berangkat ya, Bu. Udah hampir telat ini. Assalamu'alaikum!" pamit pak Hasan sambil mencium ujung kepala istrinya yang tertutup kerudung itu.

"Loh, Ayah berangkat kerja pakai pakaian gini aja? Gak pakai seragam yang warna abu-abu? Ini kan, hari senin, Yah?" tanya bu Lela heran karena suaminya akan berangkat kerja menggunakan kemeja putih biasa dan bukan seragam kantornya.

"Gak apa-apa, lagian cuma beda warna aja. Gini aja udah rapi, kok! Yang penting udah pantes buat menghadap Allah!" jawab sang suami santai.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com