webnovel

Gibranku

Kegagalan cinta membuat Gibran harus lebih berhati-hati untuk memilih perempuan. Hati Gibran seolah sudah lelah mengenal nama cinta, telinganya mendadak bosan mendengar kata cinta dari mulut seseorang. "Kanaya, kamu selalu ada dihatiku." Apakah salah jika Gibran tidak mencintai seseorang, selain dia? Dia, yang masih bertahta kuat di pikiran Gibran. Perempuan yang membuat Gibran tidak ingin mengenal lagi yang namanya cinta dari orang lain. Gibran harus berjuang kuat melupakan perempuan yang masih mengikat kuat di pikiranya. Semua hal tentang dia, pasti Gibran sangat menyukainya.

Nur_Khusnakhusna · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
398 Chs

Di Jenguk Meraka Si Rusuh

Ryan dan Rio sekarang sudah berada di rumah sakit mereka cukup kesulitan menemukan kamar Kanaya dirawat. Namun ia tetap mengikuti panduan dari telepon Gibran, dan akhirnya merekapun sampai pada tujuan yang sejak tadi mereka cari.

"Hah ... akhirnya sampai juga di sini," ujar Ryan sambil mengeluh.

"Kenapa juga tempatnya sesulit ini dicari." Rio juga ikut mengeluh. Dia berjalan lalu kemudian duduk di samping ranjang Kanaya perempuan itu hanya tertawa kecil melihat kelucuan Rio dan Ryan.

"Tidak sulit, kalian saja yang merasa sulit," ujar Gibran berusaha membuat mereka berdua mengerti.

"Kamu sudah baik-baik saja?" Tanya Rian yang ikut berjalan mendekati tempat tidur Kanaya.

"Sudah lebih baik," jawab Kanaya.

"Ini aku bawakan sesuatu." Ryan menyodorkan sesuatu dalam plastik hitam.

Bukan Kanaya yang merasa bingung tetapi justru Gibran yang memandang mereka sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Lo bawa apa?" Rio sendiri tidak tahu apa yang Rian bawa.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com