webnovel

Gadis pendiam

Meski pun waktu sangat sebentar, aku bahagia telah mengenal dan jatuh cinta padamu. Hal yang tidak akan pernah aku lupa saat akhir hayatku ini, dan betapa sangat beruntungnya aku bisa memiliki dirimu sebelum aku menghembuskan nafas terakhir ini. ~Gadis Pendiam

Rumusbumi · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
6 Chs

Bunga

Angin yang menghembus begitu kencang, membuat jendela kamar Dokter muda itu terbuka dan menganggu tidurnya.

"Sepertinya akan turun hujan yang lebat" gumamnya menutup kembali jendela.

Kring kring~~

Ponsel Dokter muda itu berbunyi nyaring.

"Hallo?"

"Hallo Dokter Rizky, bisa ke rumah sakit sekarang?" telpon dari Rumah Sakit.

"Baik, saya akan kesana" jawabnya dan langsung bergegas.

Hujan pun turun begitu deras, namun tidak membuat Dokter muda itu berubah pikiran untuk pergi.

Sesampainya di rumah sakit.

"Ada masalah apa?" tanyanya sambil memakai jas dokter.

"pasien atas nama Putri mengeluh sakit perut sangat kuat Dok" jelas suster.

Gadis itu lagi?, batinnya.

Tidak berpikir lama, Dokter muda itu bergegas pergi ke ruangan pasien tersebut.

Ruangan Melati

Crek!~

Dokter muda itu langsung menghampiri gadis yang sedang kesakitan itu.

"dimana yang sakit?" tanyanya pada gadis itu.

Gadis itu hanya menunjuk perutnya sambil menahan rasa sakit.

"apa dia ada mak-"

Dokter muda itu melihat semangkok bubur yang masih utuh.

"anda tidak makan?" ujarnya menoleh pada gadis itu.

"dia menolak untuk makan Dok" jawab ibu gadis itu sambil menangis.

"anda ingin mati atau gimana?!" kesal Dokter muda itu.

"double kan infusnya" sambungnya.

"baik Dokter"

Dokter muda itu hanya menatap gadis yang sedang merasa kesakitan itu.

Apa maunya?, batinnya merasa stres.

Setelah memeriksa gadis itu, Dokter muda itu kembali ke ruangannya.

"gara-gara gadis itu, aku jadi tidak bisa tidur lagi" gumamnya sambil membuat secangkir kopi panas.

Terik matahari mulai mengerikan jalan dan tanaman yang basah akibat hujan semalam.

"Selamat pagi, kamu sudah bangun Putri" sapa suster.

gadis itu tidak pernah mau menjawab sapaan dari semua orang.

"Pagi suster" jawab ibu gadis itu.

"Dokter Rizky menyuruhmu untuk berjemur"

Gadis itu langsung melihat kearah suster dengan wajah yang sedikit tersenyum.

"Kamu pasti senangkan?, tunggu saya ambilkan kursi roda untukmu" ucap suster itu.

Setelah mengambil kursi roda, suster itu membantu gadis itu untuk duduk ke kursi roda.

Taman Rumah Sakit

"Berjemur lah sebentar, nanti saya akan kembali" jela suster.

Gadis itu hanya mengangguk sambil sedikit tersenyum, setelah suster tersebut pergi, gadis itu mulai mendorong kursi rodanya untuk mendekat kearah bunga Mawar yang ia sukai.

Kebetulan Dokter muda itu sedang berjalan dan tidak sengaja melihat gadis pendiam itu yang sedang berjemur.

"kenapa suster membiarkan dia sendirian?"

Dokter muda itu pun menghampiri gadis pendiam itu.

"dimana suster anda?" tanya Dokter muda itu.

Gadis itu menoleh dengan ekspresi sedikit kaget dengan kedatangan Dokter muda tersebut.

"sudah berapa lama anda disini?" tukas Dokter muda itu.

Gas itu hanya diam saja, dan tetap fokus melihat bunga Mawar kesukaanya.

Dia seperti mayat hidup, batin Dokter muda itu merasa kesal.

Dokter muda itu menoleh kearah bunga Mawar tersebut.

"di rumah saya sangat banyak bunga Mawar" ujarnya sambil melihat bunga berwarna merah tersebut.

"Benarkah?" jawab gadis itu dan membuat Dokter muda itu kaget.

"a-apa anda baru saja mengeluarkan suara?" kagetnya.

Gadis itu kembali mengangguk.

"hah…dia kembali lagi" bete Dokter muda itu saat gadis pendiam itu kembali diam.

Tidak lama Suster pun datang untuk menjemput gadis pendiam itu.

"Ayo kita masuk" ajak Suster.

Suster pun mulai mendorong kursi roda gadis itu.

Apa dia sangat suka bunga Mawar?, batin Dokter muda itu.

"ayo!...apa yang sedang kamu pikirkan?" tukas Dokter perempuan yang tiba-tiba muncul.

"Vit-Vitar?, kapan kau datang?" tanya Dokter muda itu kaget.

"Seminggu yang lalu" jawab Dokter manis itu.

Dokter muda itu mengangguk pelan.

"Bagaimana kuliah magister mu?"

"Kuliah ku?, sudah selesai setahun yang lalu" jelas Dokter manis itu. .

"apa kamu baru bertemu seorang gadis?" goda Dokter manis itu. .

"hah?!"

"raut wajah mu, seperti memikirkan seseorang" ucap Dokter manis itu tersenyum menggoda.

"ti-tidak ada" jawab Dokter muda itu gugup.

Dokter manis itu menatap curiga.

"sudah ah, aku mau kembali kerja" tukas Dokter muda itu pergi dari taman tersebut.

Kenapa aku sangat penasaran dengan gadis pendiam itu?.