webnovel

Gadis pendiam

Meski pun waktu sangat sebentar, aku bahagia telah mengenal dan jatuh cinta padamu. Hal yang tidak akan pernah aku lupa saat akhir hayatku ini, dan betapa sangat beruntungnya aku bisa memiliki dirimu sebelum aku menghembuskan nafas terakhir ini. ~Gadis Pendiam

Rumusbumi · Urban
Not enough ratings
6 Chs

Rumah sakit

Sinar matahari pun perlahan masuk dari jendela menyinari wajah gadis yang sedang terbaring lemah itu

"selamat pagi" sapa suster rumah sakit itu.

Namun gadis itu tidak menjawab.

"Bagaimana tidurmu?" tanya suster itu dengan ramah.

Lagi-lagi gadis itu hanya diam saja.

Hah….selalu begitu, batin suster itu merasa sedikit kesal dengan tingkah gadis pendiam itu.

Setelah selesai mengecek, suster itu pun keluar dari ruangan gadis tersebut.

Ruangan Dokter

Di ruangan para Dokter sedang berkumpul untuk rapat.

"hah!....maaf saya terlambat" tukas dokter muda yang baru saja sampai.

"Tidak apa, duduklah" jawab Dokter lain.

Dokter muda itu mengangguk pelan lalu duduk.

"Jadi bagaimana?, siapa yang akan menggantikan dokter Bayu?" tanya salah satu Dokter.

Dokter sudah cukup tua itu menoleh kearah dokter muda disebelahnya.

"Bukankah kamu Dokter spesialis penyakit dalam?" ucap Dokter tua itu.

Dokter muda mengangguk pelan.

Dokter tau itu pun beranjak dari duduknya dan membuat semua Dokter yang berada di tempat itu merasa bingung.

"Baiklah, kalo begitu kamu akan menggantikan Dokter Bayu" tukas dokter tua itu.

Dokter muda itu membulatkan matanya merasa kaget.

"Do-Dokter pi-pilih saya?" tanyanya gugup.

Dokter tua itu mengangguk pelan.

"kenapa?, kamu keberatan?"

Dokter muda itu menggeleng cepat.

"tidak Dok, tidak sama sekali" jawabnya dengan semangat.

"baiklah, kalo begitu rapat kita sampai sini dulu" ucap Dokter tua itu, lalu keluar dari ruangan tersebut.

Betapa senangnya Dokter muda itu, karna dia akan menggantikan Dokter yang sangat dia kagumi.

Setelah selesai rapat, para Dokter pun pergi untuk melakukan shift pasien.

Ruangan Melati

"maaf, Apa Dokter pengganti Dokter Bayu?" tanya perawat itu.

"Iya, saya yang akan menggantikan Dokter Bayu untuk sementara" jawabnya dengan ramah.

"Baik Dok, mari saya antar" ucap suster itu.

Mereka pun mulai melakukan shift.

Sesampainya di ruangan terakhir.

"Permisi, dokter sudah datang" sapa suster sambil membuka pintu.

Dokter muda itu dan suster pun masuk.

Dokter muda itu sempat tersenyum, namun gadis pendiam itu malah memalingkan wajahnya.

"perkenalkan, saya yang akan menggantikan Dokter Bayu untuk sementara waktu" jelasnya pada gadis pendiam itu.

Namun gadis itu tidak merespon dan hanya diam saja.

Gadis yang aneh?, batinnya.

"Siapa namamu?" tanya dokter muda itu dengan ramah.

gadis itu tidak menjawab.

"Dia tidak pernah mau bicara Dok" bisik suster itu.

Setelah selesai melakukan shift mereka pun keluar dari ruangan tersebut.

"Siapa nama gadis itu?" ujar Dokter muda itu masih penasaran.

"Putri Dok, dia memang seperti itu, tidak pernah mau bicara" jelas suster itu.

"apakah dia sedang sariawan?" tukasnya dengan polos.

Mendengar perkataan Dokter muda itu membuat suster tersebut tertawa kecil.

"Dokter ini ada-ada saja" ujar suster itu tertawa kecil.

Dokter muda itu tersenyum bodoh.

Setelah seleksi melakukan shift, Dokter muda itu pun kembali ke ruangannya.

"Huh….kenapa aku jadi penasaran dengan gadis itu?" gumamnya berhenti mengetik.

Di tempat lain, gadis yang tidak pernah berbicara itu berdiri sambil melihat pemandangan dari jendela kamarnya.

"Putri, kamu sudah bangun nak?" sapa ibu gadis itu yang baru saja datang.

Gadis itu hanya mengangguk pelan, lalu kembali ke ranjang tidurnya.

"Mari makan, ibu ada bawa makanan kesukaanmu" ucapnya sambil membuka rantang makanan.

Wanita tua itu hendak menyuapi putrinya, namun gadis itu memalingkan wajahnya.

"Makan lah sedikit nak" pinta Ibu dengan lembut.

Namun gadis itu beranjak dan pergi kearah jendela.

"Putri tidak lapar bu" jawabnya sambil melihat kearah luar.

"Tapi makan lah sedikit nak" tukas ibu berusaha merayu putrinya.

Gadis itu hanya diam saja, dan tidak menuruti permintaan ibunya.

"Baiklah kalo kamu tidak ingin makan, ibu akan simpan untukmu nanti malam"

Saat jam istirahat Dokter muda itu pun pergi ke kantin untuk makan siang.

"Eh dokter Rizky" sapa ibu kantin itu.

"Iya bu, nasi goreng satu ya" pesannya.

Setelah selesai memesan makanan, Dokter muda itu pergi untuk mencari tempat duduk sambil memainkan ponselnya.

Namun Dokter muda itu tidak sengaja menabrak seseorang.

"Maaf, saya tidak sengaja" ujarnya sambil membantu wanita itu untuk berdiri.

"Iya, tidak apa-apa" jawab wanita itu.

"Ibu mau kemana?" tanyanya sopan.

"Saya mau kesana Dok" ucap wanita itu sambil menunjuk kearah tokoh kue.

Dokter muda itu mengangguk pelan.

Setelah makan siang, Dokter muda itu kembali ke ruangannya, namun sebelum dia masuk kedalam ruangan, seseorang menahan tangannya.

"Dok!, ada pasien yang tidak sadarkan diri!" ucap suster itu panik.

Mendengar hal itu, membuat Dokter muda itu bergegas pergi.

Ruangan Melati

"gadis ini?" gumamnya melihat gadis pendiam itu.

"dari tadi pasien muntah-muntah Dok, dan setelah itu tiba-tiba kesadarannya melemah" jelas suster itu.

"Tolong selamatkan anak saya Dok!" pinta ibu gadis itu sambil menangis.

"apa seharian ini dia tidak makan?" tanyanya.

Ibu gadis itu mengangguk pelan sambil menangis.

"dia menolak saat saya tawar untuk makan Dok" ujar ibu gadis itu sambil menangis.

Gadis ini kenapa?, batinnya merasa heran.

"berikan dia suntikan vitamin, dan setelah itu suruh dia untuk makan" jelas Dokter muda itu.

"baik Dok"

Dokter muda itu menghampiri wanita yang tidak sengaja tertabrak olehnya tadi.

"ibu tenang saja, dia akan segera sadar " tukasnya agar wanita itu sedikit tenang.

Ibu gadis itu mengangguk pelan sambil menangis.

Selama perjalanan pulang, Dokter muda itu selalu memikirkan gadis pendiam itu.

Sesampainya di rumah, Dokter muda itu langsung masuk ke kamarnya untuk bersih-bersih.

"Kamu udah pulang nak?" ucap ibunya.

"Ibu?, sudah bu" jawabnya sambil membereskan pekerjaannya.

"Ini, ibu bawakan susu hangat untukmu" tukas ibu sambil memberikan susu hangat itu.

"Terima kasih bu" ujar Dokter itu sambil tersenyum manis.

Ibu pun duduk disebelah putranya.

"Bagaimana perkerjaanmu?"

"Lancar kok bu" jawabnya sambil tersenyum.

"Rizky" panggil ibu.

"uhm?"

"Apakah kamu belum mempunyai kekasih?" tanya ibu.

Mendengar pertanyaan ibunya membuat Dokter muda itu tertawa kecil.

"Untuk saat ini, Rizky ingin fokus pada cita-cita Rizky dulu untuk jadi dokter yang hebat" jelasnya sambil tersenyum.

"Iya ibu tau, tapi kan ibu pengen gendong cucu" ucap ibu sedikit gelisah.

Dokter muda itu tidak tahan untuk menahan tertawa melihat wajah gelisah ibunya.

"Iya bu, nanti ya?" ujarnya sambil memegang tangan ibu.

Ibu menghela nafas.

"Baiklah, kalo itu mau kamu"

"Sudah malam, sekarang ibu tidur ya" suruh Dokter muda itu dengan lembut.

Ibu mengangguk pelan, lalu keluar dari kamar Dokter muda itu.

Dokter muda itu pun kembali membuka bukunya dan lanjut membaca

Kenapa tiba-tiba aku memikirkan gadis itu?, batinnya bingung.

Sejak hari itu, gadis pucat dan pendiam itu selalu datang dalam pikiran Dokter muda itu.