webnovel

FERYANA

aku sama sekali tidak pernah membenci yang namanya pertemuan. aku bahkan tidak akan pernah mencegah perpisahan. tetapi, bertemu denganmu, aku mulai berfikir. untuk sejenak menunda untuk pergi dan memutuskan untuk menetap sedikit lebih lama.

Emi_NIRWANA · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
49 Chs

47.

" gimana? kau sudah punya jalan keluar untuk masalahmu? "ucap Susan yang baru saja lewat dari depan mejaku sambil melirikku dengan tatapan sinis.

" nyebelin banget sih sekretaris yang satu itu! rasanya aku pengen banget jambak rambut dia, ngerusakin make upnya biar serasi dengan sikap dia, "ucapku yang begitu geram dengan tingkah Susan.

" Yaelah kamu kayak nggak tau sikap dia aja, lagi pula sekarang yang harus kau pikirkan itu adalah gimana caranya biar proyekmu ini berhasil. karena jujur aja Kakak sendiri merasa ragu untuk pengaplikasiannya, "

Aku hanya menghela nafas, apa yang dikatakan oleh Kak Rini itu benar. dan sekarang aku mulai merasa menyesal atas keputusanku.

" Bagaimana kalau kita buat iklan aja, tetapi kita juga butuh dana dari perusahaan, dan kakak yakin dana ini pasti besar, "

"aku rasa nggak deh Kak, karena sebenarnya target dari pemasaran ku ini adalah masyarakat menengah terutama masyarakat bawah. Jadi kalau pengaplikasiannya melalui iklan akurasi itu kurang efektif deh Kak, "

"terus mau memperkenalkan produk ini dari mana? mau langsung terjun ke lapangan? kau nggak mungkin melakukan ide gila seperti itu kan? "

" mulai awal bulan perkuliahan aku kosong lho kak, kami mulai libur. Kayaknya aku bakalan punya waktu banyak untuk bisa memperkenalkan produk aku ke lapangan langsung, "

"jangan gila Ana, kok mau langsung keluar memperkenalkan produkmu? Kau mau jadi sales gitu? "

"kenapa enggak? Aku adalah bagian utama dari launching produk ini, tentunya aku lebih menguasai keunggulan dari produk ini kan Kak tanda tanya dan nggak ada salahnya aku coba langsung terjun ke lapangan untuk memperkenalkan produkku. karena aku yakin aku akan berhasil jika aku bisa memberitahu publik tentang keunggulan dari produk ini, "

"tapi nggak harus ke lapangan langsung Ana! bisa aja kita sewa sales atau kita buka lowongan kerja untuk jadi SPG atau sebagainya, "

"Kak Rini... kalau kita sewa sales atau buka lowongan kerja sebagai SPG sementara kita sendiri nggak tahu potensi dari produk kita, aku rasa itu hanya akan membuang dana dengan sia-sia Kak. jadi aku pikir alangkah lebih baik jika aku sendiri yang terjun ke lapangan untuk memperkenalkan produk kita. ditambah lagi aku itu harus ketemu sama tim marketing setiap resto-resto kecil yang ada di lapangan, "

" oh.. no, untuk kali ini kakak nggak setuju dengan idemu, itu terlalu beresiko belum lagi kamu harus bertemu dengan orang-orang dengan berbagai karakter di luar sana. gimana kalau ada yang gangguin kamu? gimana kalau Resto yang kamu temuin itu orang-orangnya itu nggak baik, "Kak Rini overthinking.

aku hanya tersenyum mendengar ucapan Kak Rini. Aku paham apa yang ia maksud, dan sebenarnya aku juga hanya bersikap pura-pura tegar di hadapannya. tapi apa boleh buat ini adalah keputusanku. Andai saja saat rapat aku tidak membuat keputusan dengan sembarangan, andai saja waktu itu aku tidak mengikuti emosiku, mungkin aku tidak akan terjebak di situasi seperti ini. Aku bertanggungjawab dengan keputusanku.

" woi... sombong amat sarapan nggak ngajak-ngajak, " ucap Heny saat menemukan Fery dengan Tio sudah berada di meja makan.

Tidak ada sautan sedikitpun, mereka tetap tenang menyantap makanan mereka tanpa memandang keberadaanku.

"Sombong amat sih kalian, nyaut kek, "ucap gadis itu, ia merasa tidak di hiraukan.

" Oh iya yang habis antar aku ya,"ucap dia tanpa menunggu berita keberadaan Heny.

"oke," ucap Fery yang kemudian meletakkan piring yang baru saja ia kenakan di wastafel,

Heny menghelan nafas yang kemudian pergi berlalu dari tempat itu.

"Sumpah aku nggak habis pikir, dia itu benar laki-laki bodoh yang mau dipermainkan begitu saja sama perempuan itu,"

"terus mau gimana? kita itu nggak bisa ngatur keputusan orang. kita cuma bisa bantu nunjukin Apa yang sebenarnya ada di hadapan dia, ya..selanjutnya Kalau dia mau lanjut, itu keputusan dia,"

"Iya tapi itu rasanya bodoh tahu! kalau aku nih ada di posisi dia, udah ku tinggalin dari dulu!! "

" tapi sayangnya dia bukan kau! udah ah aku masih banyak kerjaan nih, aku pusing banget sama proyek yang kemarin, rasanya aku mau gila bayangin caranya ngejalanin proyek itu,"

" kau lagi, Makanya sekali lagi sebelum memutuskan sesuatu kau harus mikir, proyek itu bukan proyek sembarangan dan kau juga tahu proyek itu sangat berharga. tapi ya juga sih, kalau kau berhasil menjalankan proyek ini, aku yakin karirmu bakalan melejit naik. "

"hari ini kau sibuk nggak? bantuin aku dong, aku mau ke lapangan langsung nih aku mau coba nawarin produk itu langsung, "

"Hah!!! kok mau langsung turun ke lapangan? Kenapa nggak kau nyewa sales atau mungkin nyewa SPG gitu? "

"Ya ampun Hen, aku mikir budgetnya,"

"masalah budget? perusahaan kan bakal ngasih dana ke kau buat jalanin itu proyek,kau kok bodoh sih? "

"Iya aku tahu, tapi masalahnya yang aku khawatirkan itu adalah gimana kalau produk ini itu nggak bisa ditanganin dengan baik oleh sales atau SPG yang aku bayar? dan kau tahu kan cari SPG yang profesional itu pasti butuh budget yang besar, syukur kalau produk ini benar-benar laku di pasaran, Jadi kalau nggak Berterima gimana? "

"gila sih kau! kau tahu baru ini aku ketemu sama karyawan yang terlalu banyak mikir kayak kau! ya Kau tinggal jalanin aja berhasil enggaknya proyek ya udah tinggal nanti aja, "

"Ya udahlah ya, aku lagi males banget berdebat nih Hen, intinya gini aja, kau mau atau enggak nemenin aku tanda tanya kalau kamu mau aku tunggu nih di halte biasa, tapi kalau kau emang enggak bisa ya udah nggak apa-apa biar aku sendiri yang pergi, "

"Kayaknya aku nggak bisa denah, soalnya aku masih banyak kerjaan. lagipula aku juga belum nyusun berkas yang bakalan aku kasih ke atasan nanti, "

"Ya udah deh kalau kayak gitu, semangat ya! "ucap Gadis itu yang kemudian memutus telepon antara keduanya.

Nirwana bakalan apa sembari menatap keluar jendela," Kayaknya aku benar-benar harus turun ke lapangan langsung untuk penawaran produk itu, panas lagi! "ucapnya ketika menemukan terik matahari yang begitu terik di luar sana.

"Andai aja waktu itu aku nggak Aku makan sama emosiku, Andai aja waktu itu aku tidak memperdulikan Apapun yang diucapkan oleh Susan. mungkin aku tidak akan mengalami ini. tapi ya sudahlah, Anggap saja ini adalah salah satu tantangan untuk menjalani hidup. meskipun sebenarnya bakalan jadi berat banget "ucapnya yang kemudian mengambil tas kecil yang akan menemaninya berjalan keluar rumah hari ini.

Gadis itu pun akhirnya beranjak keluar rumah dan menjalankan apa yang ia niatkan.