webnovel

DEWA

Tác giả: dmliza_cess
Thành phố
Đang thực hiện · 1.1M Lượt xem
  • 129 ch
    Nội dung
  • 4.9
    100 số lượng người đọc
  • NO.200+
    HỖ TRỢ
Tóm tắt

[Mature 21+] Patah hati karena dikhianati sang kekasih membuat Nindi trauma pada hubungan asmara. Bahkan perjuangannya untuk menyembuhkan lukanya terasa begitu sulit. Hingga pada pagi tak terduga, Nindi bertemu dengan Dewa si pria dingin yang menjadi kakak sahabatnya. Kehadiran Dewa seolah obat penawar luka untuk Nindi. Apalagi pria itu tidak sedingin penilaiannya selama ini. Mampukah Nindi benar-benar sembuh dari luka traumanya akan kisah asmara berkat kebersamaannya dengan Dewa? ___________ Cover cangtip by @tiadesign_ on Instagram

Thẻ
3 thẻ
Chapter 11. Are you okay?

Suara dering ponsel mengganggu tidurku. Aku mencari benda pipih tersebut sambil meraba-raba kasur yang sedang ku tiduri. Tanpa melihat nama yang tertera dilayarnya, aku mengusap ikon hijau.

"Halo?"

[Nin, are you okay?"]

"Hmm."

["Lemes banget, Neng. Kumpul yok. Mumpung yang lain juga free. Minggu kemaren juga gak sempet kumpul. Ya ya ya?"]

"Jemput gue setengah jam lagi."

["Wokeh!"]

"Jangan ngaret!" Teriakku sebelum memutuskan sambungan telepon. Terdengar jelas kekehan di seberang sana. Dasar ratu ngaret!

Risa, salah satu sahabatku yang paling mengerti aku luar dan dalam. Pokoknya segala aib tentangku dia pasti tahu. Tidak heran sih, mengingat dia orang yang paling kepo di antara sahabatku yang lain. Tapi jangan salah, dia orang yang paling bisa dipercaya. Apapun cerita kalian ke dia, dijamin aman tidak terbeberkan.

***

"Mau ke mana, Kak?"

Terdengar suara bunda dari arah sofa di ruang tamu. Di sana juga ada adikku yang sedang asik menonton televisi, dan ayah yang sibuk dengan lembar bacaannya, koran.

Aku menghampiri bunda kemudian duduk di sebelahnya. "Mau kumpul sama temen, Bun. Kakak ijin, ya?" Bunda mengangguk tanda setuju.

"Pulangnya jangan kemalaman." Suara Ayah menyahuti.

"Kakak nginep di tempat Risa, Yah. Ada tugas kuliah juga," kataku. Ayah hanya diam dengan pandangan yang hanya tertuju pada koran yang sedang ia pegang. Aku memandang bunda, beliau tersenyum kemudian mengangguk.

Aku bangkit dari dudukku, menyalami kedua orangtuaku lalu sedikit menjaili adikku dengan menarik rambutnya hingga ia meringis. Masih baik kan aku? Tidak sampai membuatnya berteriak.

Aku mendengar suara klakson mobil di luar sana. Sepertinya ratu ngaret sudah tidak ngaret lagi. Baguslah.

Aku bergegas keluar dari rumah dan menghampiri mobil Risa kemudian masuk ke kursi penumpang di belakang. Dengan santai aku duduk berpangkukan tas kecilku.

"Jalan, Pak," ucapku.

"Anjir. Lo kira gue supir, hah? Buruan pindah depan!"

Astaga. Suaranya benar-benar merusak gendang telinga makhluk hidup di muka bumi. Aku hanya terkekeh kemudian pindah ke kursi penumpang di sebelah kemudi.

"Udah bisa senyum lo? Kemarin aja uring-uringan. Dasar lebay," cibirnya.

"Diem lo, bangsat. Gue turun nih!" kesalku. Tanpa pikir panjang Risa langsung menginjak gas mobilnya.

"Ambekan ih si Eneng," ejeknya. Aku hanya mendengkus. Dia memang pinter merusak moodku.

"Yang lain udah di TKP?" tanyaku saat kami berhenti di persimpangan dan lampu merah sedang menyala.

"Bahasa lo kampret banget. Berasa jadi agen apaan gue," ujar Risa.

"Agen cogan, maybe," sahutku. Kami pun sama-sama tertawa.

Satu lagi yang harus kalian ketahui. Risa ini sangat suka koleksi cogan alias cowok ganteng. Bukan untuk dijadiin pacar apalagi selingkuhan. Maksud koleksi di sini itu, dia suka milih-milih temen. Yang ganteng aja dijadiin temen. Giliran yang jelek mah amit-amit dia mau deket.

Kalau ditanya, emang Risa cantik banget sampai milih-milih segala?

Beuh, jangan salah ya. Di antara kami berlima, cuma Risa yang mukanya ke barat-baratan. Ditambah rambut pirangnya. Makin menekankan kesan kalau dia orang barat beneran. Padahal? Enggak sama sekali. Tampang Risa mah nipu.

Cantik? Sudah pasti. Kalau enggak cantik, mana berani dia koleksi cogan. Ya kali, orang jelek koleksi cogan. Gak punya kaca berarti.

"Gak mau turun lo?" suara Risa membuyarkan pikiranku tentangnya. Ternyata kami sudah sampai di sebuah cafe yang menjadi rumah kedua bagi kami sejak tiga tahun lalu. Tepatnya, saat kami baru mengenal dunia perkuliahan.

"Tiga cabe udah di dalem emang?" tanyaku. Ini kedua kalinya aku bertanya hal yang sama.

"Udah. Dari sejam yang lalu mereka di sini. Si Fia udah gak tahan katanya pengen ngisep."

"Dasar. Perokok ulung."

Kami berdua kembali tertawa mengingat bagaimana kalau Fia sudah terkena serangan 'pengen' nya itu.

Bạn cũng có thể thích

Sang Seniman Bela Diri yang Beralih Menjadi Konglomerat Film

[Industri Hiburan + Wanita Utama yang Kuat + Cerita Menarik + Identitas Tersembunyi] Pemimpin Muda Sekte Tang, Tang Shu, yang mahir dalam Teknik Racun dan Senjata Tersembunyi, telah tertransmigrasi dan menjadi pendatang baru tingkat 18, debut sebagai aktris pendukung. Setelah acara variety show disiarkan: Haters: "Aku sebenarnya menganggap Tang Shu itu cukup menggemaskan. Ada yang salah dengan aku?" Ketika Lembaga Penelitian Teknik Mesin Nasional mengumumkan: Miss Tang adalah konsultan penelitian kunci yang kami tunjuk. Haters: "Apa????" Ketika seorang ahli pengobatan Tiongkok yang berwibawa mengungkapkan selama wawancara: Pengembangan jenis obat baru sangat berhutang pada Tang Shu. Haters: "Bukankah ini terlalu kebetulan?" Ketika Departemen Restorasi Porselen dengan terang-terangan menyatakan: Tidak ada yang melebihi Tang Shu dalam bidang restorasi porselen dan kaligrafi serta lukisan. Haters: "Apakah lotus putih ini menjadi sedikit terlalu memabukkan?" Ketika seorang big V Weibo dengan jutaan penggemar tanpa sengaja menunjukkan wajahnya selama siaran langsung... Para haters semua menyatakan bahwa pikiran mereka terpukau! *** Jing Yu, anak kesayangan surga, selalu mempunyai cengkeraman besi dan karir yang sukses sampai— dia bertemu dengan Tang Shu. Di dalam bioskop, setelah menonton empat atau lima film berturut-turut, dia menyadari orang yang duduk di sebelahnya tidak berubah, menikmati popcorn dengan sangat lahap. Tenggorokan Jing Yu bergerak sedikit; wanita ini sedang merayunya. Berhadapan di sebuah kedai kopi, dia secara acak mengeluarkan sedotan dua sisi dan meletakkannya di cangkirnya. Mata Jing Yu merah; wanita ini pasti sedang merayunya!

Rain Chen Zhenzhen · Thành phố
Không đủ số lượng người đọc
556 Chs
Mục lục
Âm lượng 1 :Bersatu
Âm lượng 2 :Family
Âm lượng 3 :Ujian Cinta
Âm lượng 4 :Beranjak Dewasa
Âm lượng 5 :Pernikahan

số lượng người đọc

  • Đánh giá xếp hạng tổng thể
  • Chất lượng bài viết
  • Cập nhật độ ổn định
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới
Các đánh giá
đã thích
Mới nhất

HỖ TRỢ