webnovel

Destiny From The Sky

Cerita ini adalah tentang kehidupan Seorang wanita yang mencari cinta sejatinya. Ia adalah seorang pekerja Kantoran biasa yang mendambakan sebuah cinta di usianya yang sudah hampir 35 tahun. Eun Sung adalah nama wanita itu, ia memang tak pernah mengenal dunia yang indah untuk seorang wanita, yang ia tahu adalah bekerja demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya yang terasa serba kurang, belum lagi ia harus membayar hutang pada rentenir karena waktu itu ibunya sakit dan Sung tidak bisa membayar biaya rumah sakit, dan terpaksa ia meminjam uang rentenir untuk membayar semua biayanya. Pada suatu ketika ia bertemu seseorang yang membawanya pada sebuah perubahan dirinya yang dimana ia yang dahulu adalah Seorang wanita dewasa yang sangat Realistis dan Idealis menjadi seorang wanita yang lebih terbuka dan berfikiran lebih fleksible. bahkan Semua hal tentangnya adalah realitas dan lurus . Takdir seperti apakah yang akan membawa dirinya pada masa depan? Apakah doa yang selama ini ia panjatkan dapat terkabul?kebahagiaankah ?

dian_Indra · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
8 Chs

Pertemuan Kembali.

Sung berjalan melewati ruangan Ceo, ia hendak beristirahat di karenakan pengar yang di rasakannya lumayan mengganggu. Sung masuk keruang Khusus untuk karyawan yang ingin beristirahat sejenak.

"Ini karena kebodohanku, biasanya hanya 2 kali teguk, aku keterusan sampai habis satu botol soju sial."

ucap Sung memaki dirinya sendiri yang sudah mengacaukan pekerjaannya hari ini.

Ia duduk di sebuah kursi seraya memegangi keningnya, Sung mendengar ada seseorang yang masuk ke dalam ruangan tempatnya berada, ia melihat kearah pintu yang hampir terbuka setengah. Mata Sung membulat begitu tahu siapa yang berada di sana.

"Kamu? sedang apa kamu berada di sini?"

tanya Sung yang heran saat melihat orang yang ia lumayan kenal menyeruak masuk kedalam ruangan.

"Kamu bekerja di sini?"

tanyanya santai seraya bersandar pada badan pintu.

Sung tidak menjawab ia masih seperti setengah sadar dari lamunannya, ia tak menyangka bahwa pemuda yang menjadi pasangannya saat acara festival itu berada di depannya. Ia masih tercenung memandang pemuda itu seakan tak ada kata untuk menjawab apa yang pria itu tanyakan.

"Dari mana kamu tahu aku bekerja di sini? apa kamu mengikutiku?"

tanya Eun Sung waspada.

"Apa aku gila huh? untuk apa aku mengikutimu, kamu bahkan lebih tua dariku, aku hanya meyakinkan diriku saja bahwa aku tidak salah orang, lihatlah gaya pakaianmu yang kuno itu bagaiman mungkin ada seorang pria yang mencintaimu? kamu sungguh luar biasa sekali, kamu beruntung sekali waktu itu mendapatkan pasangan sepertiku dan memenangkan uang itu."

ucapan Pria itu membuat Sung sedikit terluka, ia hanya diam dan memandang wajah tampan tapi tak bermoral di depannya dengan dingin. Ingin rasanya ia mencakar pria yang lebih muda sekitar lima tahun darinya.

"Ya, jika kamu kemari hanya untuk mengataiku sebaiknya kamu pergi saja dari sini, wajahmu membuatku muak."

ucap Sung kasar seraya duduk kembali ke kursinya.

***

Hanya obrolan yang sebentar namun membuat Sung seraya di kuliti, namun kemudian ia memandangi pakaian yang ia gunakan, memang sedikit kuno dan tidak menarik.

"Ck, sial kenapa pria itu di sini dan malah menilai penampilan orang? memangnya dia siapa?"

gumam Sung marah kepada Pria yang kini telah pergi dari ruangan itu semenjak tadi.

***

Sung merasa tubuhnya sudah lebih baik dari pada tadi pagi, ia berniat menyelesaikan semuanya tepat waktu agar bisa pulang lebih awal seperti hari kemarin.

"Sung a, tolong jika pekerjaanmu selesai serahkan sekalian ini ke ruang Ceo."

Sung tak menoleh namun hanya mengangguk mengiyakan apa kata salah satu teman kerjanya. setelah selesai Sung merapikan beberapa dokumen sebelum akhirnya membawanya ke ruang Ceo, setelah mengetuk pintunya Sung langsung masuk dan melihat Ruangan itu tampak sepi, ia lalu meletakkan dokumen itu dan pergi dari sana. ia kembali kemejanya dan duduk,sepertinya ia tak perlu kekantin karena ia sudah membeli beberapa potong roti dan minuman, Sung menyelesaikan makan siangnya dengan cepat, ia hanya ingin pulang lebih awal malam ini. Matanya kini lembali terarah ke layar monitor komputer di hadapannya. Tampaknya hanya dirinya yang berada di sana, memang seperti itulah Sung, ia melakukan semuanya dengan tanpa mengeluh. Ia hanya melakukan segalanya demi kehidupannya dan masa depan Eun Sol.

***

Tanpa di sadari oleh Sung Pria yang dia pikir bernama Jaewon itu terus menatapnya, seraya bersandar pada dinding ruangan sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Padahal waktunya makan siang,apa dia adalah robot?"

ucap Lee jun seok seraya menggeleng. Dan dia hanya berlalu pergi meninggalkan Sung yang masih serius menatap layar monitornya dan beberapa berkas dokumen di atas meja kerjanya.

Hari hampir petang dan salah satu pekerjaan Sung sudah selesai, ia berjalan dengan wajah lelahnya dengan membawa beberapa berkas yang akan ia lettakkan di meja Ceo.

Ia membuka pintu Ruangan itu perlahan dan memasukinya, selangkah demi selangkah kakinya mulai mendekati meja kerja atasannya itu.

"Malam pak, saya membutuhkan tanda tangan anda untuk beberapa laporan bulanan ini."

ucap Sung sopan dan meletakkan beberapa dokumen di depan atasannya yang saat ini duduk membelakanginya, dan begitu berbalik Sung terperanjat dan menutup mulutnya. Ia tak bisa berkata apapun namun matanya melihat papan nama bertuliskan nama Lee jun seok di atas meja kerja.

"Kenapa diam saja, bukankah tadi pagi kamu berisik sekali?"

ucap jun seok seraya menandatangai semua berkas yang di bawa oleh Sung.

"Ternyata bukan Jaewon? ternyata Lee Jun Soek, maafkan atas kelancangan saya. saya hanya berfikir dengan kepala saya yang keras."

ucap Sung manis akan tetapi menahan emosi yang hampir meletup, bagaimanapun ia tentu akan gila jika Pria di depannya memecatnya karena ketidak warasannya.

"Maaf uang yang waktu itu masih saya simpan untuk saya bagi dengan anda, jika berkenan saya akan membawakannya besok."

ujar Sung yang berniat baik untuk memberikan setengah uang dari hadiah yang ia terima.

"Tak perlu, gunakan saja untuk membeli pakaian baru, lebih rapilah sedikit dan gunakan membeli ceeam wajah yang bagus, bukankah kita sudah melihat wajahmu itu di cermin dan.."

kalimatnya terpotong saat melihat Sung melihatnya dengan wajah datar.

"Sudahlah, pakai saja uang itu untukmu, waktu itu mereka memaksaku dan tak ada niatan bagiku mengikuti acara itu."

ucapnya tanpa ragu dan menyerahkan dokumen itu kembali kepada Sung. Sung tak berkata apapun yang ia tangkap dari kalimat Jun Seok adalah kesombongan yang luar biasa tingginya. Ia keluar tanpa pamit dan membanting pintunya sehingga membuat kedua pundak Jun Soek terangkat naik karena terkejut.

"Apa-apaan wanita tua itu, benar-benar menakutkan, bukankah aku sudah beraikap baik dengan memberikan uang itu padanya, apa ada yang salah? harusnya dia merasa senang bukan, dasar wanita aneh."

Jun Seok menggeleng melihat sosok Sung yang sepertinya marah saat melewati koridor kaca ruangnnya.

"Sialan, dia pikir aku pengemis lihat saja akan aku kembalikan uangmu besok, sialan."

ucap Sung marah sembari membereskan beberapa kertas yang tergeletak di mejanya, dan hendak pulang.

"Kenapa perempuan ini begitu marah? apa kamu sudah melihat Ceo baru kita yang tampan itu? apa komentarmu tentangnya?"

tanya Sujin yang sangat bersemangat ingin mendengar komentar dari Sung tentang Jun Seok.

"Entahlah, tak ada komentar, aku juga tak ingin memujinya. Aku akan pulang jadi menyikirlah."

ucap Sung yang membuat Sujin seketika beralih dari tempatnya.

"Kenapa jadi kesal begitu, apa ada yang salah dengan kepalanya? aku kan cuma bertanya."

ucap Sujin kecewa saat ia melihat Sung yang sudah melenggang meninggalkan tempatnya berdiri.

"Sial membuatku emosi saja, sejak kapan bocah tengik itu bekerja disini? bukankah Sujin pernah berkata jika pewaris? .."

kalimatnya terpotong saat mengingat Jun Seok adalah pemilik perusahaan besar itu, ia bertambah kesal karena orang itu adalah Jun Seok.