webnovel

Destiny From The Sky

Cerita ini adalah tentang kehidupan Seorang wanita yang mencari cinta sejatinya. Ia adalah seorang pekerja Kantoran biasa yang mendambakan sebuah cinta di usianya yang sudah hampir 35 tahun. Eun Sung adalah nama wanita itu, ia memang tak pernah mengenal dunia yang indah untuk seorang wanita, yang ia tahu adalah bekerja demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya yang terasa serba kurang, belum lagi ia harus membayar hutang pada rentenir karena waktu itu ibunya sakit dan Sung tidak bisa membayar biaya rumah sakit, dan terpaksa ia meminjam uang rentenir untuk membayar semua biayanya. Pada suatu ketika ia bertemu seseorang yang membawanya pada sebuah perubahan dirinya yang dimana ia yang dahulu adalah Seorang wanita dewasa yang sangat Realistis dan Idealis menjadi seorang wanita yang lebih terbuka dan berfikiran lebih fleksible. bahkan Semua hal tentangnya adalah realitas dan lurus . Takdir seperti apakah yang akan membawa dirinya pada masa depan? Apakah doa yang selama ini ia panjatkan dapat terkabul?kebahagiaankah ?

dian_Indra · Urban
Not enough ratings
8 Chs

Kepedihan Hati Eun Sol.

Siang ini Sung serasa ingin makan sesuatu yang ringan, karena semalam ia makan begitu banyak daging dan sampai sekarang perutnya serasa masih terisi penuh, ia ingin makan sandwich saja.

"Ya, apa kamu sedang diet? kenapa hanya makan sandwich? bukankah badanmu sudah tipis?"

ledek Sujin saat melihat Sung yang hanya melahap Sandwich yang ia beli.

"Bukan, hanya aku merasa perutku sedikit penuh, makan saja makananmu."

ucap Sung seraya menepuk pundak sahabatnya itu.

Sung akhirnya pergi keruangannya dengan membawa es bublle gum kesukaannya. Ia berniat pulang lebih awal dan ia akan bekerja keras untuk itu. Karena seperti biasa pekerjaannya terlalu banyak tak ada waktu untuk bersantai. Ia meninggalkan Sujin makan sendiri di kantin yang biasa makan bersamanya.

***

Sung tampak sangat sibuk hingga tidak terasa waktu menunjukkan pukul delapan malam, namun berkat makan siang yang singkat itu ia dapat pulang lebih cepat. samar Sung mendengar para karyawan mengatakan melihat calon penganti CEO mereka adalah orang yang tampan dan berkarisma.

"Kamu lihat dia mempunyai mata yang bisa menembus jantungku, dia benar-benar tampan."

ucap salah seorang wanita yang yang mungkin melihatnya hari ini, suara mereka begitu memekakan telinga. Suara tawa mereka sungguh mengerikan bagi Sung.

"Apakah sebahagia itu melihatnya, hingga berisik sekali."

ucap Sung pelan saat meninggalkan ruangannya.

Sesaat ada sepasang mata yang melihat Sung dari kejauhan, ia masih ragu apakah Sung adalah orang yang dia kenal atau bukan, namun ia ragu dan hanya memperhatikan Sung dari ruangan berdinding kaca dan berlalu melewati ruangan itu.

***

malam ini Sung sedikit menikmati salju yang turun, ia memasang Earphone di telinganya dan mengangguk-anggukan kepalanya perlahan mengikuti alunan musik yang ia dengar. Ia bergumam jika mendengar lirik lagu yang ia ketahui, mungkin karena hari ini ia bisa pulang lebih cepat dari biasanya. tanpa ia tahu sepasang mata yang memandangnya saat di kantor kembali melihatnya dari dalam mobil yang tak sengaja melewati halte tempat Sung menunggu bisnya. Ia terus mengamati Sung yang tersenyum seraya memejamkan matanya. Dia melihat Sung dengan teliti hingga Sung tak terlihat lagi dari pandangannya.

"Dia bekerja disana."

gumamnya pelan hingga membuat sopirnya melongok kearah spion dalam.

"Ada apa tuan?"

tanya sang sopir dan di jawab gelengan kepala olehnya.

***

Sung menikmati suasana malam itu, ia melihat semua yang ia lalui sepanjang jalan, banyak hal yang ia lewatkan pada jam itu, jalanan yang begitu ramai dan entah mengapa keramaian itu bisa seperti irama yang menyentuh hatinya yang sunyi.

Sung tersenyum melihat semua hiruk pikuk jalanan yang terasa indah untuknya.

"Beginikah suasana malam hari di jam seperti ini? aku baru menyadarinya jika malam ini mungkin karena aku pulang lebih awal dari malam-malam sebelumnya."

ucapnya tertegun lalu tersenyum menatap suasana malam di kotanya.

***

l Sol menyiapkan makan malam untuk Sung yang sebentar lagi akan pulang. Hari ini bukan ramyeon namun Jajangmyeon, ia memesan makannan kesukaan nunanya. Sung menghubungi Sol jika ia kan pulang lebih awal malam ini , Sol kemudian berlari dari perpustakaan dan pulang untuk menyiapkan semuanya. Sol adalah adik yang baik meski terkadang suka bawel kepada Sung. Ia sangat ingin cepat dewasa dan bisa membantu Nunanya melunasi hutannya di Rentenir, ia tahu dan melihat setiap malam Sung yang kadang menangis tanpa suara dan di temani oleh minuman soju. Namun ia tak bisa melakukan apapun ia hanya bisa memandangi Sung yang duduk dalam kekgelapan di ruang tamu kecil mereka yang sekaligus menjadi ruang makan bagi mereka. Sol belajar dengan keras cita-citanya adalah menjadi seorang koki terkenal. ia yang akan memasak apapun untuk Sung, tak ada kata keberatan atau keluh kesah dari bibir Sol karena ia tahu hanya itu yang bisa ia lakukan untuk nunanya, sebenarnya ia juga berkerja sambilan di sebuah mini market tanpa Sung ketahui, namun akhir-akhir ini tugas sekolah sangat banyak, ia akhirnya berhenti dan fokus pada sekolahnya, Sol termasuk anak yang pintar dan selalu mendapatkan peringkat terbaik di kelasnya.ia mengejar beasiswa untuk bisa kuliah di luar negeri dan ia berjanji pada Sung akan mendapatkannya.

***

Sung sampai di rumah dan melihat Sol yang tersenyum menyambutnya. Ia melihat Sol begitu lama dan tercenung.

"Ada apa? apa ada yang aneh?"

tanya Sung saat melihat Sol memamerkan deretan gigi putihnya.

"Tidak ada, makanlah aku memesan Jajangmyeon untukmu."

ujar Sol seraya merangkul pundak nunanya, Sung masih heran dengan adiknya yang sepertinya begitu memperhatikannya. Mereka masuk di rumah mereka, rumah kecil yang menjadi saksi kehidupan pahit mereka.

"Sepertinya enak, apa kamu dari perpustakaan lagi?"

tanya Sung seraya memakan mienya.

"Aku harus belajar lebih keras untuk beasiswaku, aku kan anak yang baik."

ucapan Sol membuat nunanya bangga.

"Sol a fighting !"

teriak Sung seraya mengangkat kedua kepalan jemarinya keatas, mereka tertawa seakan meninggalkan beban di hati mereka.

"Sol a, aku merindukan omma, sepertinya baru kemarin kita bersamanya, dan tiba-tiba meninggalkan kita, aku benar-benar rindu padanya."

Sol menatap Sung yang sedang mabuk, ia melihat bahwa ada rasa lelah dengan semua keadaan yang ia jalani. Sol memeluk nunanya dan menepuk-nepuk punggungnya seakan menenangkannya.

"Nuna ya, semuanya akan baik-baik saja, tenanglah aku yakin kamu akan menemukan jalan kebahagianmu sebentar lagi."

Sol memang berfikiran dewasa ia ingin melihat kakaknya bahagia di usianya yang saat ini tak lagi remaja.

"Omma, omma ya maafkan aku."

gumam Sung yang kinintengah tertidur di pelukan Sol, kemudian sol membopong Sung ke dalam kamarnya, membaringkannya kemudian menyelimutinya.

"Ya, bahagialah nuna dan carilah pria yang bisa menjagamu jika begini kamu terlihat benar-benar menyedihkan."

ujar Sol sedih saat melihat wajah Sung yang sudah tertidur nyenyak. Ia keluar kamar Sung dan menutupnya, lalu membersihkan sisa magkuk yang mereka pakai untuk makan malam.

***

Sung bangun dari tidurnya, namun ia masih merasa pengar akibat mabuk semalam, ia sebenarnya tak ingin Sol melihatnya dalam keadaan menyedihkan seperti itu, sepertinya semalam Sung merasa sangat ingin minum, ia sangat bahagia hanya dengan pulang lebih awal semalam. itu sesuatu yang harus di rayakan karena dalam beberapa tahun ia bekerja hari seperti itu sangatlah langka.

"Ya, apa kamu mabuk lagi semalam?"

tanya sujin pada Sung yang memegangi kepalanya sedari tadi.

"Aku hanya minum sedikit?"

ucap Sung membela dirinya sendiri.

"Bagaimana mungkin minum sedikit bisa seperti ini, kamu memang wanita pemabuk, ini untung aku masih punya obat pengar, minumlah dan istirahatlah."

ucap Sujin meletakkan obat pengar di meja kerja Sung.

"Sujin a,terima kasih kamu memang sahabat yang mengerti diriku."

Sujin kemudian merangkul sahabatnya itu sejenak dan melepaskannya, sujin adalah wanita yang menjadi sabahat Sung semenjak mereka bekerja di perusahaan itu. sudah sangat lama sekali mereka bersama, sujin adalah wanita yang baik ia memang masih lebih muda dan seksi ketimbang dengan Sung. Banyak pria mengejarnya hanya dia saja yang selalu menolak karena alasan ingin sendiri. Wanita yang begitu memperhatikan penampilannyabitu selalu saja seperti anak sma yang hanya selalu bermain, berlari kesana dan kemari, namun wanita ini adalah tipe wanita yang sangat konsisten dalam bekerja. Sujin yang hangat dan baik hati.