webnovel

Minta Dilatih

Akhirnya latih tanding antara Naruto dan Emera selesai. Setelah pertarungan selesai, Jiraiya memberikan evaluasinya, dengan hasil buruk untuk Emera dan lumayan bagus untuk Naruto. Bahkan bila Emera yang menang, dia tidak memiliki banyak trik atau strategi dan serangannya sangat monoton sehingga serangan itu kebanyakan berhasil dihindari Naruto sedangkan dia malah menerima serangan berkali-kali.

"Oh, iya, Jiraiya, apakah kamu bisa melatihku? Seperti yang kamu katakan sebelumnya, mungkin aku cukup berbakat dalam pertarungan, tapi saat ini lemah karena kurangnya pengalaman dan teknik," minta Emera pada Jiraiya.

"Kamu ingin aku melatihmu? Kenapa kamu meminta padaku?" tanya Jiraiya untuk mencari tahu alasan Emera.

Di dunia ini ada banyak ninja hebat dengan rekan jejak yang bagus. Jiraiya memang salah satunya, tapi dia sudah lama tidak melakukan misi dan memiliki image buruk menjadi seseorang mesum yang suka mengintip wanita di pemandian dengan mengatasnamakan risetnya. Dari pada memilih Jiraiya, bukankah ada baiknya memilih yang lain?

"Yah, tidak ada banyak alasan, sih. Aku rasa, akan bagus jika aku dilatih oleh satu dari tiga Sānnin legendaris. Lagian jika aku meminta bantuan pada ninja lainnya, belum tentu mereka akan mau membantuku secara cuma-cuma," jawab Emera sambil tersenyum santai, merasa jika ini merupakan alasan yang cukup jelas.

"Gratis? Apa maksudmu kamu tidak akan memberikan sedikit uang pada orang tua ini?" tanya Jiraiya menyipitkan matanya pada Emera karena merasa jika gadis ini lumayan berani meminta pada seorang ninja hebat tanpa memberikan bayaran atau kompensasi apapun. "Kamu harus tahu, waktuku ini juga berharga, lho, Gadis kecil," lanjutnya.

"Tidak juga, tentu saja tidak. Aku pasti membayarmu. Tapi karena aku tidak memiliki uang …." Emera menarik kerah bajunya dan dengan malu-malu serta wajah memerah mengatakan, "A-Aku akan membayar de-dengan tubuhku."

Tidak lupa juga, Emera mengalihkan matanya dan mengedip-ngedipkannya. Dia benar-benar terlihat seperti gadis polos, tidak tahu apa-apa yang sedang diserang dan akan dimakan oleh seorang Pria tua mesum.

"Apa maksudmu dengan ini! Kamu tidak bisa melakukan itu, Ero-sānnin!" Naruto dengan kesal menunjuk pada wajah Jiraiya.

Ia sendiri juga tersipu melihat ekspresi Emera yang seperti ini. Namun selain itu, dia memperkuat mentalnya dan memberikan sebuah peringatan tegas pada Jiraiya. Naruto tidak bisa membiarkan Emera dimakan oleh Jiraiya begitu saja sebagai seorang teman yang baik, bahkan jika dia harus melawan gurunya sendiri.

Yah, bagaimanapun ini merupakan sebuah kejahatan kalau Jiraiya sampai menyentuh Emera yang bahkan masih belum menginjak 10 tahun. Dia akan menjadi musuh dari semua masyarakat Konoha apabila dia melakukan hal tidak bermoral seperti itu.

"Tidak! Tidak! Tidak! Aku sama sekali tidak meminta itu! Dia sendiri yang menawarkannya!" sangkar Jiraiya terhadap pernyataan Naruto.

"Tidak peduli yang mana, ini tetap merupakan kejahatan jika kamu sampai menodai Emera-chan! Aku tidak akan membiarkanmu begitu saja!" Naruto membuat segel tangan silang.

*Poof!* *Poof!* *Poof!*

Beberapa Kagebunshin yang siap bertarung muncul di samping Naruto. Mereka semua akan langsung menyerang Jiraiya jika sampai gurunya ini membuat sebuah gerakan.

"Ap-Apa tubuhku ini tidak memuaskan untukmu, Ji-Jiraiya-sama?" ucap Emera dengan tersipu malu dan semakin parah dalam hal ini.

'Khukhukhu, aku tahu kamu tidak akan melakukan apapun padaku, Ero-sānnin! Jadi, aku akan melakukan banyak serangan psikologis padamu sekarang juga! Bahkan walaupun di tempat ini cukup sepi dan hanya ada Naruto, aku yakin kamu tidak akan berani menyerangku!'

'Benar! Jangan remehkan kemampuan aktingku sebagai seorang Cursed Children yang perlu membuat ekspresi sedih, takut, atau apapun itu untuk mendapatkan belas kasihan dari orang-orang! Jangankan orang lain, orang tuaku sendiri juga jarang atau hampir tidak pernah melihatku, lho!'

Emera cekikikan sendiri di dalam pikirannya saat melakukan hal kejam seperti ini. Dia merasa sangat terhibur melihat salah satu ninja legendaris mendapatkan perdebatan melawan muridnya sendiri. Tentu saja Emera bukannya tanpa ampun, melainkan dia sengaja memilih tempat yang sepi seperti ini agar Jiraiya tidak terlalu menderita di kemudian hari. Jika ini dilakukan di tempat umum, maka Jiraiya akan mendapat lebih banyak cacian dan membuatnya tidak mau melatih Emera.

"Serang dia, Kalian semua! Kita tidak bisa membiarkan dia menyentuh Emera-chan!" teriak Naruto pada Kagebunshin-nya.

"Ya!"

Naruto bersama semua Kagebunshin-nya maju dan menyerang Jiraiya menggunakan Taijutsu. Jika saja Naruto memiliki kemampuan yang lebih kuat, sudah pasti Naruto akan menggunakannya karena dia sedang kesal pada Jiraiya saat ini. Dia tahu jika Jiraiya merupakan Pria mesum sampai-sampai dia sendiri memberikan julukan Ero-sānnin, tapi dia tidak akan membiarkan Jiraiya memakan temannya itu.

"Ka-Kalian berdua, to-tolong jangan bertengkar hanya karena aku." Emera menempatkan kedua tangannya yang saling menggenggam di depannya setinggi dada dan membuat wajah yang meneteskan air mata seperti gadis polos yang sedang sedih melihat pertengkaran. Pada kenyataannya, ini merupakan akting dan tujuannya jelas, yaitu untuk memanas-manasi lebih lanjut pertarungan antara Jiraiya dan Naruto.

'Atau mungkin tidak! Terserah apa yang kalian inginkan, asalkan jangan sampai terluka, khukhukhu!' Emera bahkan sampai cekikikan di dalam pikirannya ketika dia sama sekali tidak memperdulikan tentang Naruto dan Jiraiya.

---

Beberapa lama berlalu dipenuhi suara pukulan dan serangan antara Naruto dan Jiraiya. Jika itu Jiraiya, dia bisa dengan mudah mengalahkan semua Kagebunshin Naruto, tapi karena Naruto terus membuat Kagebunshin tambahan, Jiraiya pun merasa kesulitan.

Jiraiya di sini tentunya tidak memakai kekuatan penuhnya. Dia sudah mengatur dirinya hanya menggunakan Taijutsu dan berusaha untuk tidak menyerang pada titik vital, takut memberikan luka parah pada Naruto yang asli.

*Bruk!*

Naruto terkapar pingsan di tanah setelah melalui pertarungan yang sengit melawan Jiraiya. Ia telah menggunakan semua chakra di dalam tubuhnya, sehingga dia kelelahan dan tidak bisa melanjutkan pertarungan lagi.

"Hah… hah… hah…, jangan harap aku tidak mengetahui ini, Gadis kecil. Kamu sengaja memanas-manasinya agar kita berdua bertarung, 'kan?" kata Jiraiya sambil menatap sinis pada Emera.

Dia merasa marah dan kesal pada Emera, ingin menyerang Emera (makna sebenarnya, bukan sesuatu yang kotor) untuk memberikan pelajaran, namun dia tidak akan melakukan ini sebagai seorang guru yang baik. Jadi dari pada Melaka hal-hal unfaedah seperti itu, Jiraiya menatap dengan tajam dan mata yang sinis pada Emera, berharap jika Emera akan merasa bergidik dan takut saat ada orang dewasa mengarahkan kebencian padanya.

'Apa kamu ingin membuatku takut dengan cara melihatmu itu, Pak Tua? Kamu tidak akan berhasil karena aku sudah pernah mendapat perlakuan yang jauh lebih buruk dari pada itu. Aku pernah disekap dalam sebuah ruangan selama berhari-hari dan memakan semua hewan menjijikkan, seperti tikus, cicak, dan lainnya. Hanya tatapan tanpa tindakan, tidak akan membuatku gentar!'

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

AnonimBlackSpiritcreators' thoughts