webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
1019 Chs

III-213. Sepenanggungan

Matahari sudah menghilang. Ajudan yang menjaga nonanya bukan lagi terserang panik, dia sudah berada pada level ingin mengutuki dirinya.

Alvin duduk pasrah, mulutnya lebih dari berbusa untuk membujuk istri tuannya supaya mau pulang. Kenyataan bukannya pulang, Aruna sudah mirip manekin yang duduk tenang di depan minimarket tersebut.

"Aargh.. nona!" si ajudan sudah berada dalam mode emosi level paling tinggi. Tangannya di angkat, dia menunjukan jam pada pergelangan tangan, "Lihat! 19.00 dan dia masih di sana.."

"Diam lah Alvin apa kamu tidak capek?" kalimat Aruna sangat santai.

"Anda.. bagaimana bisa bicara seperti itu? Harusnya saya yang bertanya.. apa anda tidak capek??" Alvin menggeser kursinya supaya kian dekat dengan Aruna. "Apa anda tidak takut tuan datang ke rumah ayah, lalu anda tidak ada di sana,"

Aruna menggeleng, "Dia pulang malam.. katanya ada jamuan penting,"

"Pulang jam berapa? tuan Hendra," 

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com